Universitas Bangka Belitung, Agen Perubahan Sebagai Sarana Aspirasi Pelindung Iklim Peradaban
Oleh: Debi Ariani*
Editor: Bryant Hadinata
.
Pemanasan global adalah salah satu topik yang paling hangat dibicarakan pada forum-forum internasional pada abad ke-21 ini. Besarnya pengaruh pemanasan global terhadap perubahan iklim sepantasnya menjadi masalah paling mendesak yang harus diselesaikan masyarakat dunia. Perubahan iklim yang terjadi salah satunya disebabkan oleh meningkatnya konsentrasi gas karbon dioksida dan gas-gas lainnya di atmosfer yang akhirnya menyebabkan efek gas rumah kaca. Hal ini berakibat ekstrem, karena telah membuat cuaca jauh lebih panas dari tahun sebelumnya. Bencana alam yang kini mulai satu persatu ikut mewarnai dampak dari iklim yang tidak kunjung redam. Krisis iklim saat ini juga telah mengakibatkan meningkatnya ancaman terhadap krisis pangan. Cuaca yang tak menentu membuat para petani tradisional kewalahan dan menyebabkan gagal panen yang masif, sehingga apabila krisis pangan akhirnya terjadi, bagaimana kelangsungan masyarakat dunia? Pertanyaan yang seharusnya telah dipikirkan sejak dahulu.
Namun kita harus prihatin, karena beragam peristiwa yang terjadi akibat perubahan iklim yang seharusnya bisa membuat masyarakat kritis dan menyikapinya dengan tindakan positif, pada kenyataannya mereka seolah tutup mata dan enggan mencari tahu apa dan peduli terhadap semua ini. Di sinilah rasa kesadaran perlu ditingkatkan agar tidak salah langkah, bukan tanpa alasan, krisis iklim bukan suatu masalah biasa, seluruh aspek kehidupan kini telah dirajam dengan sempurna tinggal menunggu apakah kehidupan ini akan tetap bertahan lama. Tentu saja kita berharap agar kehidupan bertahan lama. Namun, jika kita semua tidak bergerak sekarang, kapan permasalahan ini kunjung reda?
Maka timbullah rasa kekhawatiran atas krisis iklim ini akan merusak masa depan generasi mendatang. Para generasi mendatang yang akan merasakan dampak yang sangat signifikan dari krisis iklim yang ada, sebab semakin hari keadaaan bumi akan semakin tua, jadi apabila tidak dirawat dengan benar sudah tentu keadaan ini tidak akan bertahan lama. Bahkan, akhir-akhir ini perusakan terhadap ekosistem yang sudah tentu akan merusak iklim yang ada mulai ramai dilakukan, padahal ancaman yang ada sudah di depan mata. Namun, masih tetap saja melakukan hal yang sama. Penting akan suatu tindak pencegahan, sebuah tindakan yang bersinergi. Karena suatu tindakan tidak akan terlaksana secara baik jika tidak adanya bentuk kolaborasi antar lini, meskipun telah terdapat program yang dicanangkan, perlu pengaplikasian bersama-sama dalam menuntaskan program yang ada. Di sinilah peran pemuda dibutuhkan, para mahasiswa yang peka terhadap krisis iklim yang terjadi sekarang ini. Mahasiswa yang punya pemikiran kritis dan jiwa sinergis yang tidak perlu ditanyakan kenapa harus mereka yang berperan penting dalam hal ini? Karena mereka juga memiliki kemampuan dan inovasi cerdas untuk menghadapi masalah yang ada. Sebuah agen perubahan jika tidak ada aktivitas konkret, maka tidak akan bisa menyelamatkan masa depan. Sebagai langkah awal, setidaknya pemuda seharusnya menjadi pelopor untuk berbuat baik terhadap alam dengan tidak melakukan tindakan yang dapat merusak iklim. Hal ini juga sudah sangat membantu dalam mencegah krisis iklim yang ada. Bentuk pencegahan juga bisa dilakukan dengan cara mengajak orang lain untuk tidak melakukan kegiatan tersebut dan memberikan alasan berupa suatu hal yang akan terjadi saat nanti apabila tetap melakukan hal yang bisa merusak iklim yang ada.
Sebagai contoh kasus yang sepantasnya disudutkan atensinya adalah penambangan timah illegal yang dilakukan di daerah bakau. Kegiatan ini sudah merusak ekosistem bakau yang membuat tumbuhan yang ada di sana mati secara sukarela, kini bakau yang dulunya diisi dengan hamparan akar tunggang menjadi hamparan pasir yang gersang, melihat hal seperti ini terjadi, apakah kita masih diam saja? Tentu saja tidak, kita harus bergerak cepat dan tepat sebab krisis iklim tidak menunggu untuk menghancurkan kehidupan yang ada. Saat ini kita perlu akan hadirnya sebuah komunitas pencegah krisis iklim yang bisa menyadarkan masyarakat melalui sosialisasi dan melakukan kegiatan yang bisa merubah kebiasaan menjadi pro keselamatan alam.
Apabila sosialisasi hanya menjangkau aspek kecil, kita juga bisa membuat poster tentang bahaya ancaman krisis iklim, bentuk pencegahannya, bahkan cara penyelamatan iklim yang bisa kita bagikan lewat sosial media yang sedang digandrungi oleh para muda-mudi. Bahkan, orang tua juga ikut serta. Komunitas pencegahan krisis iklim ini juga sebagai wadah bagi para pemuda untuk berkarya dalam bidang lingkungan hidup, kegiatan ini juga harus ada kerjasama dan keterlibatan kementerian/lembaga, dunia usaha, swasta, pemda, LSM, masyarakat, bahkan media, memegang peranan penting dalam pengendalian perubahan iklim. Hal ini disampaikan oleh Menko Luhut. Kegiatan sosialisasi juga harus gencar dilaksanakan mengingat krisis iklim sudah menjadi ancaman, saatnya kita bergerak nyata menyatu dengan aksi berpadu kontribusi, selamatkan negeri bukan hanya dijadikan narasi, namun harus dituntaskan dengan energi yang berapi.
Kekuatan terbesar ada di tangan pemuda yang punya jiwa berkobar, kali ini pergerakan kita harus konstan mengingat krisis iklim sudah tidak bisa disepelekan. Kita mulai dengan tindak pencegahan yang sangat mudah dilakukan, mencegah kita yang berbuat, bahkan mengajak orang lain ikut serta untuk tidak melakukan hal yang mengarah pada perusakan iklim, bentuk kesadaran kepada masyarakat lewat penampilan objek yang membuat kerusakan pada lingkungan, tampilkan dampak-dampak yang akan terjadi saat ini dan kemudian hari jika kita masih melakukan perusakan dan tidak ada niat dan kerja nyata dalam bentuk pencegahan. Mengajak para masyarakat untuk memperbaiki lingkungan yang sudah terjadi kerusakan, walaupun tidak bisa mengembalikannya seperti semula, tetapi setidaknya kita sudah membantu tumbuhnya lingkungan dengan wajah baru. Kekuatan dalam program ini juga bukan hanya pada para penggerak lingkungan dalam bentuk komunitas, namun juga para masyarakat yang ikut serta dalam aksi penyelamatan krisis iklim yang ada. Sebuah kekuatan yang besar membantu penyelamatan lingkungan jadi lebih mudah seperti kata pepatah “berat sama dipikul, ringan sama dijinjing”, hal inilah yang diperlukan dalam aksi penyelamatan lingkungan untuk mencegah krisis iklim yang akan menghancurkan masa depan generasi bangsa. Kita para generasi muda sebagai agen terbesar dalam menyelamatkan keberlangsungan kehidupan dunia.
.
*Penulis adalah Mahasiswi Universitas Bangka Belitung (Agribisnis/Fakultas Pertanian Perikanan dan Biologi)
.
Daftar Pustaka: Nunu, A. (2021, Oktober 7). Peran Penting Generasi Muda Dalam Agenda Perubahan Iklim. Siaran Pers, pp. 2-4.