Bedil: Nostalgia Menyambut Ramadan
Oleh:
Bossfish S.
Editor:
Ares Faujian
Bedil kami menyebutnya. Permainan khas anak Melayu di bulan “ruwah” ketika menyambut Ramadan. Jika sudah terdengar suara bedil, ini biasanya menandakan bulan puasa sebentar lagi akan datang.
Kilas balik di 2018 atau 2019 lalu sebelum badai corona menerjang. “DUARRR!! DUARR! DUMM! DUMMMM!!” sayup-sayup suara di mana penulis masih bisa mendengarnya di seputaran Kampung Amau, beberapa hari sebelum puasa di Belitong. Ternyata ‘budaya’ ini masih tetap ada di tengah gempuran teknologi yang membuat anak-anak semakin individualistis karna hanya fokus pada android masing-masing.
Permainan tradisional yang sudah mulai terkikis zaman ini sungguh mengasyikkan. Alis mereka (pemain bedil) ngerutut (rambut yang keriting terkena panas/api) karena terkena gelombang kejut meriam bambu tersebut. Akan tetapi, Si Bolang Melayu tak pernah jera, dan terus memainkannya. Kadang di ujung bedil, mereka meletakkan kaleng susu yang diimajinasikan sebagai mortir yang akan menghantam bedil musuh. Sungguh masa kecil yang luar biasa di kala itu.
Berahim : “Jabe dak bagas war bunyinye!”
Junai : “Iye war kaper kan bagas, pedahal la panas neh. Yuk kite meli karbit, biar bedentum lup!”.
Catatan buat bolang-bolang yang main bedil, tetap safety ya! Jangan lupa diikatkan kawat ke bedil agar bedilnya tak pecah. Kalau bisa, main jauh-jauh dari pemukiman agar tidak mengejutkan orang lain. Cuculan kayu (kayu panjang yang diujungnya dikasih api untuk membunyikan bedil) kalau bisa ukurannya lebih panjang agar wajah bisa lebih aman dari api.
Tapi, di tahun 2020 ini penulis tak mendengar dentuman bedil lagi. Yah, semua karena pandemi Corona yang mangharuskan anak-anak bermain di rumah, social distancing. Kadang ada rasa rindu terhadap hal-hal semacam ini.
Semoga badai Corona ini cepat berlalu agar kita di Belitong dan di seluruh dunia dapat beribadah dengan tenang. Dan, siapa tahu bisa mendengar kembali sayup-sayup suara bedil di bulan puasa, di antara keberadaan gempuran teknologi yang bisa membuat generasi muda individualistis dan terpaksa mengalami proses asimilasi dari budaya lamanya.
Hemm, jadi, kapan kalian terakhir main bedil? Kuanglah cerite-cerite … ???