Belajar Berpolitik di Sekolah, Memang Bisa?
Oleh: Annisa Rahmatullah
Divisi Pendidikan Politik
OSIS SMA Negeri 1 Manggar
Editor: Ares Faujian
Pendidikan politik dalam konteks kehidupan berbangsa dan bernegara merupakan sesuatu hal yang berkenaan dengan nasib bangsa dan bernegara kedepannya. Oleh karena itu, diperlukan cara agar pendidikan politik tepat sasaran bagi pendewasaan warga negara, termasuk di lingkungan sekolah.
Menurut Kartono (2009) pendidikan politik disebut juga political forming atau Bildung. Forming adalah intensi untuk membentuk individu politik yang sadar akan status atau kedudukan politiknya dalam masyarakat, sedangkan bildung merupakan pembentukan diri sendiri dengan kesadaran penuh dan tanggung jawab sendiri untuk menjadi individu politik. Menurut Sumantri dan Affandi (1996) berpendapat bahwa maksud pelaksaan pendidikan politik yaitu memberi pedoman bagi generasi muda Indonesia untuk meningkatkan kesadaran dalam kehidupan berbangsa dan bernegara sejalan dengan cita-cita bangsa Indonesia.
Adanya pendidikan politik sangat diperlukan untuk membangun wawasan tentang politik dan memberikan pemahaman tentang hak dan kewajiban sebagai warga negara yang baik. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kesadaran untuk berpartisipasi politik, yaitu dengan memberikan pendidikan politik serta sosialisasi dengan masyarakat dan juga agar diberikan wadah untuk dapat mengemukakan pemikiran berupa ide-ide untuk menjadi masukan kepada pemerintah. Pelaksanaan pendidikaan politik tidak boleh mengandung unsur pemaksaan, dan selayaknya fokus pada upaya mengembangkan pengetahuan, menumbuhkan nilai-nilai dan melatih kecakapan sebagai individu atau kelompok.
Dengan demikian, materi-materi pendidikan politik yang harus dilaksanakannya mencakup posisi individu dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, serta posisi negara dalam menjalin hubungan dengan warganya. Isu-isu kontroversial dalam pendidikan politik dapat mendukung perkembangan pemikiran peserta didik dalam sebuah diskusi. Di mana hal ini dapat mengembangkan minat siswa dalam bidang politik, dan membuat penilaian tentang isu-isu politik agar siswa dapat terlibat langsung dalam pembahasan masalah politik.
Proses pendidikan politik merupakan proses yang panjang dan melibat dalam kepentingan mencakup aspek yang lebih luas, yaitu bagaimana masyarakat mampu memainkan peran dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Teori-teori tentang politik dapat disampaikan dalam pendidikan politik, tetapi akan lebih bermanfaat apabila di dalam pendidikan politik tersebut dibahas kasus-kasus yang relevan dan aktual yang sesuai dengan perkembangan sosial budaya masyarakat.
Menurut Merisa Anggraeni (2016), pelajar sebagai salah satu kekuatan intelektual yang selanjutnya berkedudukan sebagai agen dari perubahan dalam gerakan-gerakan pembaharuan memiliki makna, yaitu sekumpulan manusia intelektual yang memandang segala sesuatu dengan pikiran jernih, positif, kritis yang bertanggung jawab dan dewasa nampaknya mulai mengalami kemunduran. Yang mana hal ini menyebabkan mereka cenderung pasif dan apatis, sehingga mereka memilih tidak ikut memengaruhi secara signifikan proses-proses pengambilan keputusan yang berkaitan dengan kehidupan politik di lingkungan kehidupan mereka seperti dalam organisasi di sekolah, atau kampus jika menjadi mahasiswa.
Pembelajaran demokrasi melalui pengembangan organisasi siswa ditemukan jika tingkat antusias dan partisipasi siswa terhadap organisasi masih rendah. Padahal organisasi-organisasi yang ada di sekolah merupakan wadah yang tepat untuk menyalurkan kecakapan dalam komunikasi seperti mengemukakan pendapat-pendapat dan ide di depan umum untuk kemajuan bersama. Kemudian dapat melatih jiwa kepemimpinan sejak dini dan melakukan musyawarah serta mufakat untuk mencapai tujuan bersama.
Berpartisipasi dalam keaktifan sebagai pengurus dan anggota dalam organisasi-organiasi di sekolah merupakan salah satu yang tepat dalam mendapatkan pendidikan politik, sehingga kita terbiasa berperan aktif ketika di lingkungan masyarakat dan menanamkan nilai-nilai sebagai warga negara yang baik. Kegiatan ekstrakulikuler yang ada di sekolah juga diharapkan sebagai wadah agar potensi-potensi siswa dapat disalurkan dan dapat meminimalisir sikap apatis yang ada pada diri siswa. Melalui pendidikan politik, siswa diberikan pembelajaran bagaimana mereka dapat menghimpun informasi dari banyak media massa agar tidak mudah terprovokasi oleh berita-berita atau isu yang tidak dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya, sehingga siswa dapat lebih bijak dalam menerima informasi-informasi.
Sementara itu, berangkat dari masalah-masalah yang ada di dalam dunia politik Indonesia, maka ini menjadi alasan yang sangat kuat agar pendidikan politik di sekolah dilakukan. Materi pendidikan politik di sekolah melalui organisasi-organisasi di sekolah salah satunya seperti OSIS, yang dalam hal ini dapat menjadi pembelajaran konkret pendidikan politik dalam hal bagaimana siswa melakukan pemilihan ketua OSIS dengan mempraktikkan asas-asas demokrasi yang berpegang teguh pada Pancasila dan UUD 1945.
Materi atau praktik pendidikan politik di sekolah juga dapat diterapkan dalam pembelajaran kelas. Misalnya pembentukan kelompok dan memberikan argumentasi terhadap materi yang sedang dibahas dan tidak memotong pembicaraan orang yang sedang mengemukakan pendapat.
Praktik pendidikan politik dalam proses pembelajaran di kelas memungkinkan pertukaran gagasan. Dalam proses ini terdapat ruang bagi siswa untuk mengkritisi pandangan siswa ataupun gurunya. Hal ini dapat dilakukan di mana guru harus menggeser perannya yang semula menjadi penceramah dan sumber pengetahuan sekarang menjadi mediator dan fasilitator siswa. Dilansir quipper.com (2019), efek dari metode ini adalah anak-anak muda akan lebih kritis dalam memandang dalam setiap persoalan. Pola pikir kritis memungkinkan generasi muda untuk menyaring dan mempertanyakan kebenaran dari setiap informasi yang diterima, yang artinya dalam keadaan saat ini generasi muda akan lebih kebal kabar palsu atau sesat (hoax).
Mengapa siswa perlu diberi pemahan politik, setidaknya nilai-nilai kepemimpinan politik? Sebab pemahaman yang diperoleh sejak dini akan menjadi landasan bagi siswa untuk memahami realitas perpolitikan di masa depan. Karena dengan terlaksananya pendidikan politik di sekolah yang baik, niscaya akan membentuk generasi-generasi muda penerus bangsa yang sadar akan politik dan mampu menumbuhkan suasana politik sesuai dengan nilai-nilai yang ada dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Top
By Juned