Candu Gawai Kuasai Kalangan Remaja
Oleh: Nailah Azalia
Siswa Kelas Sosioliterasi G4 SMAN 1 Manggar
Editor: Ares Faujian
Pada zaman yang serba digital ini, penggunaan gawai di kalangan remaja bukanlah menjadi hal baru. Para remaja zaman sekarang, sebagian besar kalangan ini menggunakan gawai untuk kepentingan mereka. Bahkan tak sedikit pula remaja yang tidak bisa lepas dari gawai mereka. Bisa dikatakan mereka sudah kecanduan. Mengapa demikian?
Sebuah survei menunjukan bahwa lebih dari 19% remaja di Indonesia kecanduan internet, salah satunya dari gawai. Ahli adiksi perilaku Dr. Kristiana Siste mengatakan angka tersebut diperoleh berdasarkan survei kepada anak-anak di 34 provinsi di Indonesia. Survei tersebut dilakukan kepada ribuan generasi muda di Indonesia pada bulan Mei s.d Juli 2020. Hasilnya adalah 19,3% remaja dan 14,4% dewasa muda kecanduan internet.
Pada 2019, surveinya menunjukan bahwa 31,4% remaja di Jakarta kecanduan internet. Ia juga mengatakan sebagian besar waktu yang dihabiskan anak-anak dan remaja di internet adalah untuk bermain gim serta menggunakan media sosial. Gim online dan media sosial ini menyebabkan kecanduan.
Dilansir dari m.brilio.net (2019), ada beberapa faktor yang menyebabkan seseorang kecanduan gim online, di antaranya adalah gim baru yang selalu bermunculan. Kemajuan teknologi yang kian berkembang dari waktu ke waktu membuat para developer gim berlomba-lomba membuat gim terbaik dan menarik perhatian para pecinta gim.
Faktor penyebab yang keduanya adalah faktor pertemanan. Karena kecanduan gim online memungkinkan pemain dapat bermain dengan temannya sendiri, atau bahkan seseorang yang tidak ia kenal sama sekali di dunia maya.
Yang ketiga yaitu disebabkan sebagai penghilang stres. Tidak dapat diragukan lagi bahwa bermain gim untuk sebagian orang dapat menyalurkan rasa penat dan jenuh sejenak, melupakan aktivitas sehari-hari yang melelahkan. Hal ini ditandai dengan cara mengekspresikan emosinya, yaitu dengan bermain gim.
Selain bermain gim, ada gejala penggunaan media sosial yang menjadi fenomena digital. Menurut popmama.com (2021), ada beberapa hal yang menyebabkan orang kecanduan media sosial. Yang pertama, merasa senang dari like dan comment yang didapatkan. Dirinya ingin agar banyak orang yang menyukai foto atau postingan yang ia unggah di akun media sosialnya.
Yang kedua adalah ingin mendapatkan perhatian. Seorang pakar media sosial, Fahmi Ismail, mengungkapkan bahwa atensi atau perhatian memanglah produk yang ditawarkan di berbagai jenis media sosial. Itu sebabnya di saat postingan remaja dikomentari, disukai, dan dibagikan, dirinya bisa ketagihan. Karena hal yang seperti menjadi pusat perhatian.
Selanjutnya adalah tidak mau dibilang ketinggalan zaman. Dalam hal ini, remaja ingin selalu mengikuti tren yang ada di media sosial agar tidak dianggap ketinggalan zaman. Apalagi, hal tersebut ia lakukan agar tetap dapat mengimbangi teman-temannya. Bisa dikatakan, rasa takut ketinggalan zaman itulah yang membuatnya terbelenggu oleh jeratan arus dunia maya.
Kemudian, ada alasan karena Ingin tau kehidupan artis kesukaannya. Di usia remaja sekarang tengah gencar-gencarnya mencari salah satu artis panutan. Zaman sekarang, sangat mudah untuk menemukan sosok tersebut, apalagi selebritas yang sudah pasti memiliki akun di media sosial.
Ada salah satu contoh platform media sosial yang sangat terkenal saat ini, yaitu Tiktok. Tiktok sendiri sudah tidak asing di telinga kita. Aplikasi ini adalah aplikasi yang bisa di akses di usia berapa saja. Termasuk anak kecil pun sudah banyak yang mengenal aplikasi ini.
Dalam definisi menurut Wikipedia, Tiktok adalah sebuah jaringan sosial dan platform video musik asal Tiongkok yang diluncurkan pada September 2016. Aplikasi ini adalah aplikasi yang bisa kita gunakan untuk membuat video, seperti video menari, vlog, bahkan video memasak bisa kita masukan ke Tiktok ini.
Tiktok memiliki dampak positif, tetapi juga pasti memiliki dampak negatif. Salah satu dampak positif penggunaan Tiktok yaitu, kita sebagai pengguna bisa menyalurkan bakat kita, seperti menyanyi, menari, dll. Selain itu, kita juga bisa mengasah bakat dalam mengedit video. Dalam aplikasi ini, semakin banyak yang menyukai video kita, biasanya followers (pengikut) kita akan semakin bertambah. Di Tiktok juga kita bisa mengenal banyak teman baru.
Itulah salah satu aplikasi yang memiliki efek besar saat ini. Walaupun masih ada aplikasi-aplikasi lainnya yang memiliki efek yang serupa seperti Instagram, Twitter, Facebook, dsb. Aplikasi ini pun tak akan ada gunanya tanpa ada gawai yang selalu ada di tangan penggunanya. Hanya dalam satu genggaman.
Dampak Gawai
Gawai ini memiliki dampak positif yang bermanfaat bagi kehidupan. Gawai ini memudahkan kita untuk berkomunikasi jarak jauh, mencari informasi di internet, dan bisa menambah teman, serta dampak-dampak positif lainnya.
Gawai juga memiliki dampak negatif, antara lain dapat merusak mata, menyebabkan tidur berantakan, memicu sakit leher, sakit punggung, dsb. Untuk di kalangan remaja, dampak negatif yang bisa kita rasakan adalah terganggunya konsentrasi saat belajar, dapat mengurangi komunikasi sesama teman, menurunnya prestasi, pencurian karena terlibat judi online atau gim, dll.
Pengendalian Gawai
Cara pengendalian dari candu gawai ini yaitu, gunakanlah gawai sesuai kebutuhan kita. Hal ini dilakukan agar tidak mengganggu aktivitas penting kita lainnya. Kemudian, tetaplah fokus pada saat kita sedang belajar dan tetap dalam pengawasan orang tua.
Menurut m.merdeka.com, ada beberapa cara mengatasi agar kita tidak kecanduan gawai. Yang pertama adalah perbanyak “Me Time”. Misalnya jalan-jalan bersama teman, pergi ke pantai, memasak, ikut ekstrakulikuler yang ada di sekolah, dan masih banyak lagi aktivitas positif lainnya. Selanjutnya, Anda juga perlu membatasi penggunaan gawai saat sudah masuk jam tidur. Karena tidur sangat penting bagi kesehatan tubuh manusia. Oleh karena itu, jangan mengorbankan waktu tidur dan istirahat hanya untuk bermain gawai.
Menurut penulis, gawai memang sangat penting untuk kebutuhan remaja saat ini, apalagi sekarang sudah banyak yang menggunakan gawai untuk media pembelajaran. Yang menjadi permasalahan adalah, kita sering lupa waktu di saat menggunakan gawai tersebut.
Seharusnya, kita bisa membagi waktu untuk belajar dan bermain, serta memperbanyak sosialisasi dengan teman-teman dan orang terdekat. Kita juga perlu mengetahui dampak negatif dari penggunaan gawai tersebut, agar kita bisa menghindari terjadinya hal-hal yang menyebabkan kecanduan, dan juga bisa berpengaruh besar terhadap kesehatan dan masa depan. Semoga tulisan ini bermanfaat sebagai langkah kita dalam memahami bahaya (negatif) candu gawai yang bisa menguasai kalangan remaja.
Kedepannyq bileh di bahas manfqat gawai dalam dunia pendidikan
By Lusi