Cerdas Berkarakter, It’s My Dream! (Bagian 2)
Oleh: Ares Faujian*
Menatap masa depan peradaban, tidak cukup hanya dengan ‘tahu dan paham’ dengan kondisi terkini. Namun, slogan Indonesia Emas 2045 dan eksistensi Profil Pelajar Pancasila harus menjadi sebuah gerakan dari tingkat pusat hingga daerah/ sekolah. Tanpa gerakan serentak, merdeka, dan membumi, apalah arti jargon dan atau wacana yang telah dipersiapkan. Konstruksi prototipe ini harus terintegrasi dalam kurikulum, berikut pula diinisiasi dan direncanakan dengan baik melalui lembaga-lembaga yang kompeten di bidangnya.
Kurikulum Merdeka
Kurikulum Merdeka atau yang sebelumnya disebut sebagai kurikulum prototipe ini dikembangkan sebagai kerangka kurikulum yang lebih fleksibel daripada kurikulum-kurikulum sebelumnya, termasuk sebagai upaya perbaikan atau pemulihan pembelajaran. Kurikulum Merdeka ini memiliki fokus pada materi esensial dan pengembangan karakter serta kompetensi peserta didik.
Berdasarkan data dari laman https://kurikulum.kemdikbud.go.id/kurikulum-merdeka/ Kemdikbud-Ristek RI (2022), karakteristik utama Kurikulum Merdeka yang mendukung pemulihan pembelajaran adalah: 1) Pembelajaran berbasis proyek untuk pengembangan soft skills dan karakter sesuai profil pelajar Pancasila; 2) Fokus pada materi esensial sehingga ada waktu cukup untuk pembelajaran yang mendalam bagi kompetensi dasar seperti literasi dan numerasi; 3) Fleksibilitas bagi guru untuk melakukan pembelajaran yang terdiferensiasi sesuai dengan kemampuan peserta didik dan melakukan penyesuaian dengan konteks dan muatan lokal.
Profil Pelajar Pancasila menjadi salah satu golden goals dari visi Indonesia Emas 2045 melalui Kurikulum Merdeka. Proyek penguatan Profil Pelajar Pancasila pada kurikulum ini memberikan peluang ke peserta didik untuk menyelami ilmu pengetahuan, mengembangkan kapabilitas, berikut pula menjadi penguat enam dimensi atau ciri utama Profil Pelajar Pancasila. Pembelajaran terkait Profil Pelajar Pancasila ini memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk melakukan studi mendalam terkait masalah atau isu-isu penting di dunia pendidikan Indonesia. Beberapa masalah yang penting ialah tiga dosa besar pendidikan Indonesia, yaitu intoleransi, perundungan dan kekerasan seksual. Tidak hanya itu saja, isu-isu lainnya bisa berupa westernisasi, hedonisme, mental health, teknologi, kewirausahaan, dll.
Penguatan Profil Pelajar Pancasila ini dalam pengejawantahannya diharapkan dapat menjadi sumber inspirasi bagi peserta didik, guru, dan sekolah lainnya. Dengan harapan, praktik-praktik baik ini bisa menjadi program atau kegiatan yang bersinggungan langsung dengan sekolah dan masyarakat sehingga berdampak.
Pedoman dan ragam sampel proyek penguatan Profil Pelajar Pancasila ini bisa ditelusuri di aplikasi Merdeka Mengajar (bisa diakses di Play Store). Namun ada baiknya, seorang pendidik sudah memiliki e-mail akun pembelajaran di belajar.id terlebih dahulu dan teraktivasi. Alamat surat elektronik (surel) dari belajar.id ini menjadi kunci untuk mengakses aplikasi Merdeka Mengajar, termasuk nantinya diwajibkan dari Kemdikbud-Ristek RI untuk menautkan alamat surel tersebut ke Sistem Informasi Manajemen untuk Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan atau disingkat SIMPKB.
Terkait Kurikulum Merdeka, bagaimana suatu sekolah bisa mengimplementasikan kurikulum ini di satuan pendidikannya? Satuan pendidikan tertentu bisa memutuskan untuk memakai kurikulum ini ataupun tidak. Ihwal ini dapat dilakukan dengan memastikan pilihan melalui Angket Kesiapan Implementasi Kurikulum Merdeka.
Kuesioner ini dipersiapkan guna mengukur kesiapan pendidik, tenaga kependidikannya, dan satuan pendidikan secara umum dalam penggunaan kurikulum ini. Karena penerapan Kurikulum Merdeka ini akan efektif jika sesuai kebutuhan dan kesiapan di satuan pendidikan. Perbandingan Kurikulum Merdeka dengan kurikulum lainnya serta perkembangan pendaftaran Kurikulum Merdeka itu sendiri dapat diakses melalui laman Kemdikbud-Ristek Ri, yaitu https://kurikulum.gtk.kemdikbud.go.id
PUSPEKA
Implementasi Kurikulum Merdeka tak akan seutuhnya apabila tak melibatkan lembaga-lembaga pendukung. Terutama untuk mewujudkan peserta didik yang ‘cerdas berkarakter’ berbasis Profil Pelajar Pancasila. Karena unsur ‘cerdas’ sendiri sebenarnya bisa diperoleh melalui proses belajar dengan menggunakan metode, strategi, media, hingga pendekatan yang tepat. Namun, mendapatkan unsur ‘berkarakter’ ini tidak semudah membalikkan telapak tangan. Butuh proses yang panjang dan harus bertahap.
Pusat Penguatan Karakter atau PUSPEKA Kemdikbud-Ristek RI ialah lembaga yang bertugas mewujudkan insan cerdas nan ‘berkarakter’ tersebut. Di laman resmi PUSPEKA, visi lembaga ini mendukung visi Kemdikbud-Ristek RI, yakni mewujudkan Indonesia Maju yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian melalui terciptanya Profil Pelajar Pancasila yang bernalar kritis, kreatif, mandiri, beriman, bertakwa kepada Tuhan YME dan berakhlak mulia, bergotong-royong, dan berkebinekaan global.
Dalam mencapai visi tersebut, PUSPEKA memiliki tiga misi yang merupakan rumusan misi Kemdikbud-Ristek RI. Misi-misi yang terdapat di laman https://puspeka.kemdikbud.go.id/ ini dilakukan sebagai ikhtiar mewujudkan visinya, yaitu: 1) Mewujudkan pendidikan yang relevan dan berkualitas tinggi, merata, dan berkelanjutan didukung oleh infrastruktur dan teknologi; 2) Mewujudkan pelestarian dan pemajuan kebudayaan serta pengembangan bahasa dan sastra; 3) Mengoptimalkan peran serta seluruh pemangku kepentingan untuk mendukung transformasi dan reformasi pengelolaan pendidikan dan kebudayaan.
PUSPEKA memiliki tugas dan fungsi sesuai dengan Permendikbudristek No. 28 Tahun 2021, yang menyatakan bahwa lembaga ini merupakan unit organisasi di Kemdikbud-Ristek RI. Berdasarkan kaidah ini, tugas PUSPEKA ini melaksanakan penyiapan kebijakan teknis dan pelaksanaan di bidang penguatan karakter. Dalam melaksanakan tugasnya tersebut, PUSPEKA menyelenggarakan beberapa fungsi, antara lain: 1) Penyiapan kebijakan teknis di bidang penguatan karakter; 2) Pelaksanaan penguatan karakter; 3) Koordinasi dan fasilitasi pelaksanaan penguatan karakter; 4) Pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang penguatan karakter; dan 5) Pelaksanaan urusan ketatausahaan Pusat.
PUSPEKA memiliki nilai-nilai budaya kerja dalam melaksanakan tugas dan fungsinya. Nilai-nilai budaya ini dideskripsikan sebagai berikut: 1) Profesional, yaitu bekerja tuntas dan akurat atas dasar kompetensi terbaik dengan penuh tanggung jawab dan komitmen yang tinggi; 2) Unggul, yaitu mampu untuk memberdayakan kelebihan atau potensi/ talenta yang ada di PUSPEKA seraya mengoptimalisasikan peluang-peluang dari lingkungan lainnya; 3) Sinergis, yaitu membangun dan memastikan hubungan kerjasama internal yang produktif serta kemitraan yang harmonis dengan para pemangku kepentingan, untuk menghasilkan karya yang bermanfaat dan berkualitas.
Tidak hanya itu, nilai budaya kerja lainnya adalah 4) Prima, yaitu memberikan layanan terbaik untuk memenuhi kepuasan pemangku kepentingan yang dilakukan dengan sepenuh hati, transparan, cepat, akurat, dan aman; 5) Empati, yaitu mampu untuk bisa merasakan atau mengidentifikasi dirinya dalam keadaan perasaan atau pikiran yang sama dengan orang atau kelompok lain; 6) Kreatif, yaitu mampu untuk memiliki daya cipta; dan 7) Amanah, yaitu dapat dipercaya.
Ketujuh nilai-nilai budaya kerja ini menjadi landasan PUSPEKA untuk melaksanakan tugas dan fungsi membangun watak yang ‘berkarakter’ bagi pelajar Indonesia. Ketujuh nilai ini pun membentuk kata ‘PUSPEKA’ jika setiap huruf awalannya digabungkan menjadi satu. Memperkuat eksistensi PUSPEKA, kalimat ‘Cerdas Berkarakter’ juga menjadi slogan ataupun jargon identitas lembaga ini. Karena pelajar Indonesia tidak hanya harus cerdas. Namun juga harus memiliki karakter sebagai manifestasi keseimbangan dari kecerdasan yang dimilikinya. ‘Cerdas Berkarakter’ adalah harapan dari pengejawantahan Profil Pelajar Pancasila.
*Penulis adalah Agen Penguatan Karakter Kemdikbud-Ristek RI dan Guru Sosiologi di Prov. Kep. Bangka Belitung
.
Keterangan:
Tulisan ini telah dirilis oleh Belitong Ekspres Edisi Jumat, 4 Maret 2022
.
Bagian 1:
https://belitungmuda.com/cerdas-berkarakter-its-my-dream-bagian-1/