Dampak PPKM Terhadap Program Pengenalan Lapangan Persekolahan
Oleh: Fahri Razza Firmansyah
Mahasiswa PLP Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta di SMA Negeri 1 Manggar
Editor: Ares Faujian
Bagi mahasiswa keguruan dan ilmu pendidikan, selain tugas akhir atau skripsi, Pengenalan Lapangan Persekolahan (PLP) merupakan salah satu persyaratan yang harus mereka tempuh untuk menyandang gelar sarjana (S1). Program PLP atau di universitas lainnya disebut Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) atau Praktik Lapangan Kependidikan (PLK), adalah salah satu mata kuliah sekaligus program mahasiswa S1 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP), guna membekali lulusannya untuk menjadi guru profesional dan mampu beradaptasi dalam segala kegiatan pendidikan serta mampu menatap masa depan. Biasanya, dalam program mata kuliah ini para mahasiswa diminta untuk mengamati dan melakukan observasi untuk mempelajari aspek pembelajaran dan pengelolaan pendidikan di suatu lembaga pendidikan.
Kegiatan PLP biasanya dilakukan di lembaga pendidikan mulai dari sekolah dasar hingga sekolah menengah atas, sesuai dengan program studi yang diambil oleh para mahasiswa itu sendiri. Mereka akan diterjunkan secara langsung ke sekolah-sekolah tersebut guna melakukan observasi dan mengamati, serta praktik langsung dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah.
Pengenalan Lingkungan Persekolahan atau PLP dapat memperkuat kompetensi akademik pada bidang studi yang disertai dengan kemampuan berpikir kritis dan kemampuan berpikir tingkat tinggi melalui praktik lapangan di sekolah. Banyak sekali praktik kegiatan yang dapat dilakukan dalam kegiatan PLP ini, seperti menelaah kurikulum dan perangkat pembelajaran, misalnya: 1) menggunakan strategi pembelajaran dan sistem evaluasi yang dikembangkan oleh guru; 2) membantu guru dalam mengembangkan RPP, media pembelajaran, bahan ajar, dan perangkat evaluasi yang berbasis ajaran Ki Hajar Dewantara; 3) melakukan latihan mengajar di kelas dengan didampingi oleh guru pamong dan dosen pembimbing dengan menerapkan keterampilan sesuai dengan perkembangan zaman; 4) melaksanakan tugas-tugas pendampingan peserta didik dan ekstrakurikuler serta membantu administrasi guru di sekolah.
Namun kenyataannya, sudah dua tahun terakhir ini pandemi seolah menjadi buah bibir yang tidak ada habisnya untuk dibahas. Bukan hanya di Indonesia, melainkan seluruh dunia. Pandemi Covid-19 kini telah berimbas ke seluruh aspek kehidupan masyarakat, termasuk di dalamnya adalah dunia pendidikan. Belakangan ini, dunia pendidikan Indonesia sudah mulai beradaptasi terhadap kebiasaan baru. Terlebih lagi, dengan adanya program Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM), pemerintah banyak sekali mengeluarkan kebijakan-kebijakan dalam dunia pendidikan. Salah satunya adalah dengan kegiatan belajar dari rumah (BDR). Kegiatan ini sebenarnya merupakan salah satu usaha dari pemerintah untuk mengatasi lonjakan penambahan kasus penularan Covid-19 terhadap guru dan para siswa.
Berdasarkan atas apa yang diungkapkan di atas, tentunya alasan-alasan tersebut bisa menjadi tantangan tersendiri bagi para mahasiswa yang akan melaksanakan pengenalan lapangan persekolah pada situasi pandemi saat ini, terlebih lagi dalam keadaan PPKM. Mahasiswa yang seharusnya terjun langsung ke dalam kelas untuk mengamati, mengobservasi, serta belajar menjadi tenaga pendidik, kenyataannya harus beradaptasi dengan kebiasaan baru yakni kegiatan belajar dari rumah.
Dengan keadaan yang dihadapi saat ini, tentunya memberikan dampak terhadap para mahasiswa PLP pada situasi PPKM saat ini. Ada beberapa dampak yang akan dihadapi oleh para mahasiswa baik itu dampak negatif maupun juga dampak positif di dalamnya. Misalnya, dampak negatif yang akan dirasakan oleh para mahasiswa tersebut adalah mereka tidak bisa merasakan bagaimana suasana atau atmosfer seperti apa melakukan kegiatan belajar mengajar secara tatap muka dengan para siswa. Pembelajaran daring yang dilakukan tentunya akan membuat para mahasiswa PLP tidak bisa mengobservasi bagaimana tingkah laku para siswa ketika sedang menanggapi pembelajaran yang mereka berikan.
Selain itu, dengan keadaan seperti ini membuat mahasiswa PLP di sekolah akan menghadapi kejenuhan dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran tersebut. Hal itu dikarenakan rendahnya tingkat partisipasi dan keaktifan para siswa dalam proses belajar mengajar. Yang dalam hal ini disebabkan pembelajaran daring membuat siswa tidak akan sepenuhnya bisa fokus dalam menerima pembelajaran yang diberikan. Akibatnya, mahasiswa PLP akan merasakan ketidakefektifan program yang telah direncanakan. Sebab, hanya dengan pembelajaran menggunakan perangkat dan metode pembelajaran sederhana serta durasi pembelajaran yang singkat, tentu akan membuat minimnya pengalaman yang dirasakan oleh mahasiswa yang melaksanakan kegiatan PLP tersebut.
Baca Juga:
Di sisi lain, selain memberikan dampak negatif, tentunya kegiatan PLP di tengah situasi PPKM saat ini juga memberikan dampak positif di dalamnya. Pada situasi dan kondisi saat ini, tentunya mahasiswa yang melaksanakan kegiatan tersebut benar-benar harus berpikir kreatif guna menyiasati pembelajaran secara daring. Terlebih lagi, mahasiswa yang nantinya akan menjadi fresh graduate dalam dunia pendidikan harus memiliki inovasi-inovasi terbaru yang mampu meningkatkan kemampuan para peserta didik.
Dampak pertama misalnya, dengan adanya kegiatan PLP pada situasi PPKM ini tentunya mahasiswa akan dapat memanfaatkan kegiatan-kegiatan pembelajaran berbasis e-learning. Sederhananya adalah pemanfaatan aplikasi seperti Google Meet dan juga Google Classroom. Dua aplikasi tersebut bisa dikatakan sebagai aplikasi familier dalam pembelajaran berbasis e-learning yang bisa digunakan, sebab kedua aplikasi tersebut bisa mudah dipahami dan diterima dengan mudah oleh para peserta didik.
Akan tetapi, tidak ada salahnya apabila kita sebagai mahasiswa juga memanfaatkan aplikasi pembelajaran lainnya, seperti platform yang telah dikembangkan oleh Kemdikbud-Ristek, yaitu Rumah Belajar. Selain bisa dimanfaatkan oleh para siswa mulai dari SD hingga siswa SMA/ SMK, platform ini juga bisa dimanfaatkan oleh para guru untuk menambah referensi dalam pembelajaran. Alasan platform ini cocok untuk digunakan, sebab di dalamnya terdapat berbagai fitur yang menarik mulai dari audio, video, bahkan hingga gambar dan animasi yang tentunya akan membuat pembelajaran yang dilakukan oleh para siswa dapat lebih menarik dan menyenangkan.
Dampak positif selanjutnya adalah, mahasiswa dan para peserta didik lebih mahir dalam menggunakan dan memanfaatkan media sosial ke arah yang positif. Mengapa demikian? Tidak bisa dipungkiri, pada era saat ini kemajuan teknologi sangat berpengaruh dalam berbagai aspek, termasuk di dunia pendidikan. Anak-anak maupun orang dewasa tidak bisa terlepas dari yang namanya teknologi.
Melihat hal tersebut, tentunya ini menjadi peluang yang dapat dimanfaatkan oleh mahasiswa PLP dalam memanfaatkan pengaruh media sosial dalam dunia pendidikan. Media sosial seperti Instagram dan Youtube dapat dimanfaatkan sebagai media penunjang dalam pembelajaran. Fitur yang terdapat di dalamnya dapat digunakan sebagai referensi pembuatan maupun pengumpulan tugas. Dengan memanfaatkan fitur yang terdapat dalam media sosial, diharapkan nantinya baik mahasiswa PLP serta peserta didik tidak cepat jenuh dalam melakukan proses belajar mengajar.
Selain itu dampak positif lainnya adalah, membuat mahasiswa PLP dan peserta didik lebih kreatif dalam menggunakan aplikasi editing dan sejenisnya. Tidak bisa dipungkiri, bahwasannya dalam pembelajaran daring saat ini meminta para siswa dan tenaga pendidik untuk bertindak sekreatif mungkin terutama dalam pemberian tugas. Kebanyakan saat ini tugas yang diberikan adalah berupa pengumpulan teks maupun video, terlebih lagi bagi para tenaga pendidik yang mengampu pelajaran Bahasa Indonesia. Dengan memanfaatkan hal tersebut, mereka bisa menggunakan aplikasi editing tersebut seperti Canva untuk membuat sebuah teks dan video. Tugas seperti membaca puisi dan sebagainya tentunya memerlukan praktik secara langsung, sehingga dengan menggunakan aplikasi edit dan video mahasiswa PLP bisa melihat kemampuan public speaking para peserta didik yang mereka ajar.
Ada banyak sekali solusi yang dapat diberikan dalam menghadapi pelaksanaan PLP di tengah situasi PPKM saat ini. Misalnya, peran serta dosen pembimbing dalam memberikan arahan terhadap penyusunan rangkaian kegiatan yang akan dilaksanakan oleh mahasiswa bimbingannya di sekolah tempat pelaksanaan kegiatan PLP tersebut. Dosen pembimbing harus memberikan arahan lebih mendalam kepada mahasiswanya supaya bisa memanfaatkan waktu yang mereka lakukan selama melaksanakan PLP tersebut.
Selanjutnya, peran guru pamong mahasiswa PLP juga bisa menjadi solusi dalam melaksanakan kegiatan situasi PPKM ini. Guru pamong yang seharusnya sudah mengetahui bagaimana sikap dan tingkah laku para siswa di dalam kelas, harus memberikan masukan kepada mahasiswa PLP bagaimana cara menghadapi pola tingkah laku serta bagaimana menstimulus siswa di dalam kelas. Hal itu tentunya akan mempermudah mahasiswa PLP untuk beradaptasi guna menghadapi siswa walaupun menggunakan sistem pembelajaran secara daring.
Selain itu, tentunya motivasi dari diri dari mahasiswa PLP itu sendiri menjadi kunci dalam keberhasilan dan kelancaran pada saat melaksanakan praktik lapangan kependidikan ini. Kemauan dan motivasi dari mahasiswa untuk berani memberikan inovasi yang kreatif dalam memanfaatkan kemajuan teknologi pada pengembangan media dan perangkat pembelajaran tentunya menjadi solusi yang jitu dalam melaksanakan kegiatan pengenalan lapangan persekolahan.
Mahasiswa sebagai generasi muda tentunya memiliki potensi yang sangat besar dalam memajukan pendidikan yang ada di negeri ini. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk terus mengasah kemampuan yang ada pada diri ini. Beragam cara dapat kita lakukan dalam menghadapi situasi saat ini. Itu semua tergantung pada kreativitas kita sebagai mahasiswa dalam memberikan inovasi yang kreatif dan membangun sehingga berdampak pada kemajuan pendidikan di negeri ini. Sudah saatnya mahasiswa bergerak dan berpikir kritis serta melakukan aksi nyata. Tidak ada alasan untuk pendidikan tertinggal apabila kita selaku mahasiswa sebagai agent of change berani untuk tampil dan berbuat demi kemajuan pendidikan bangsa Indonesia.
Baca Juga: