Desa Warna-Warni Suak Gual Belitung, Ada Apa Saja Di Sana?
Oleh: Susi Fitriyanti
Siswa SMPN 4 Gantung
Editor: Ares Faujian
Suak Gual, desa penuh warna dan terletak di pulau Mendanau Kecamatan Selat Nasik, Kabupaten Belitung Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Desa di tanah melayu yang penuh dengan keramahan ini, merupakan salah satu dan yang pertama ditetapkan sebagai Kampung Nelayan Maju oleh Menteri Kelautan dan Perikanan RI, Sakti Wahyu Tronggono, pada bulan Maret 2021.
Seperti apa perubahan yang dirasakan oleh masyarakat Desa Suak Gual setelah ditetapkan sebagai Kampung Nelayan Maju? Yuk simak cerita selengkapnya!
Meskipun tidak dapat dikatakan terisolasi akses transportasi, desa ini juga tidak terbilang mudah untuk keluar masuk pulau Mendanau, karena warga harus menggunakan transportasi kapal kayu yang biasa digunakan untuk membawa pasokan logistik dan kendaraan pribadi dari dan keluar pulau dengan jam operasional kapas yang terbatas, yaitu dari pukul 10.00 s.d 17.00 WIB.
Desa Suak Gual terbentang di wilayah seluas 36 km², terdiri dari pemukiman, hutan mangrove, rawa, gambut, dan perkebunan. Dihuni sekitar 933 jiwa penduduk yang terdiri dari 470 orang laki-laki dan 431 orang perempuan, mayoritas mata pencaharian kepala keluarga di desa ini adalah memanfaatkan sumber daya laut di daerahnya dengan menjadi nelayan.
Potensi utama Desa Suak Gual yaitu dalam bidang perikanan tangkap. Masyarakat desa ini menggunakan kapal kecil dengan ukuran dibawah 5 GT untuk melaut, sedangkan alat penangkapan ikan yang digunakan adalah bubu ikan dan pancing ulur yang merupakan alat penangkapan ikan yang sangat ramah lingkungan. Selain perikanan, penduduk desa juga berprofesi di bidang perkebunan dan juga merupakan salah satu desa wisata di Belitung.
Desa ini memiliki kelembagaan masyarakat berupa lembaga adat desa kelompok nelayan sebanyak 11 kelompok usaha bersama, 10 kelompok tani dan kelompok sadar wisata. Selain itu, Desa Suak Gual juga mempunyai lembaga ekonomi desa Badan Udaha Milik Desa yang bediri sejak tahun 2017 dan bergerak di usaha sembako dan penyediaan material bangunan.
Desa Suak Gual juga memiliki beberapa sarana dan prasarana desa. Sarpras ini berupa talut dermaga kapal nelayan rumah penduduk permanen dan semi permanen sumber air bersih dari tanah, masjid atau surau dan sekolah.
Sebagai bagian dari program Kampung Nelayan Maju yang digagas pemerintah ini, program ini dilakukan untuk mengubah wajah kampung nelayan dari kesan miskin, kumuh dan kotor menjadi lebih maju dan tertata dengan baik. Selain bersih, sehat dan nyaman, program ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas hidup serta perekonomian masyarakat pesisir.
Konsep pengembangan Kampung Nelayan Maju adalah untuk membangun dari sisi sarana dan prasarana lingkungan masyarakat maupun usaha dan perekonomian masyarakat pesisir, khususnya nelayan Indonesia. Terkait konsep Kampung Nelayan Maju di Suak Gual ini, adalah contoh dari pengembangan untuk kampung nelayan di seluruh Indonesia.
Tidak hanya dijuluki Kampung Nelayan Maju, Desa Suak Gual juga menjadi tempat pilihan yang cocok untuk nongkrong. Selain itu, pengunjung bisa mencicipi menu-menu sederhana di warung seperti bakso ikan, tekwan dan masih banyak menu-menu lainnya. Dari lokasi kuliner-kuliner ini, pengunjung juga bisa menikmati keindahan dermaga yang warna-warni, tempat warga sekitar menambatkan kapal.
Untuk mendukung sebagai desa wisata, ada juga spot foto yang disiapkan seperti latar belakang bertuliskan “aku de gual” yang berarti aku di gual, sebagai momen untuk mengabadikan diri saat berada di Desa Suak Gual. Ada juga spot foto lain, seperti tugu ikan kerapu sunuk, yang mengisyaratkan akan kekayaan hasil laut di lepas pantai desa yang berada di pulau Mendanau ini.
Sebagian besar di Desa Suak Gual Ini memang bekerja sebagai nelayan, makanya dari dermaga sudah terlihat banyak sekali kapal-kapal yang di tambatkan, dan tidak hanya laki-laki saja yang pergi melaut, namun para wanita juga sudah terbiasa. Kita bisa melihat mereka berbondong-bondong berangkat untuk pergi nyulo.
Nyulo ini merupakan aktivitas nelayan tradisional untuk berburu ikan-ikan kecil dan udang menggunakan alat-alat sederhana saat malam hari. Lokasi nyulo ini biasanya di pulau-pulau kecil tak jauh dari pulau Mendanau.
Sebenarnya, Desa Suak Gual ini juga menjadi spot favorit berburu durian saat musim durian tiba. Untuk akses pengunjung datang ke Desa Suak Gual kini lebih mudah dari Tanjungpandan. Karena dapat berkendara ke dermaga Pegantungan untuk menumpang kapal nelayan, dimana tarifnya yakni Rp 20.000,00 untuk satu orang, sama juga dengan Rp 20.000,00 untuk satu motor.
Pulau Mendanau ini tidak hanya memiliki satu desa saja, tetapi memiliki 3 desa, yaitu Desa Suak Gual, Desa Petaling, dan Desa Selat Nasik. Bisa diperhitungkan perjalanan dari Desa Suak Gual ke Desa Petaling biasanya ditempuh sekitar 15 menit dan jaraknya 8 km.
Selain itu, akses lainnya ke pulau Mendanau ini bisa juga menggunakan kapal besar yang mampu mengangkut kendaraan roda 4, roda 3, dan roda 2. Tarif menyeberang ini tergantung dengan jenis kendaraan yang digunakan.
Nah, kemudian dari pelabuhan Tanjung Nyato di Pulau Mendanau, pengunjung bisa berkendara menuju Desa Suak Gual. Akses jalannya juga bisa terbilang mulus dan jangan khawatir terkendala sinyal meski berada di pulau, termasuk akses internet.
Ketika berada di Desa Suak Gual, pengunjung bisa juga bisa belajar ecofrin atau juga bisa menyaksikan keroncong Stambul Fajar, yaitu kelompok musik yang ada di desa setempat. Musik ini tampil ketika momen-momen tertentu, terutama acara-acara kebudayaan.
Di Desa Suak Gual terdapat tempat wisata yang bernama Bukit Menangin. Penamaan bukit ini diambil dari permainan Menangin yang biasanya dilakukan warga sekitar Desa Suak Gual. Permainan ini bisa dikatakan permainan zaman dulu, yang sekarang bisa dibilang baling-baling, dan cara memainkannya dengan diletakkan di atas pohon sehingga nanti menimbulkan suara.
Di tahun 2022, Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Pagal Piling bekerja sama dengan Pemerintah Desa Suak Gual membangun kembali bukit tersebut untuk menjadi destinasi wisata. Dari atas Bukit Menangin, kita dapat melihat hutan belantara dan laut depan Desa Suak Gual.
Ketinggian Bukit Menangin ini kurang lebih 40 meter. Jarak bukit ini dari pemukiman penduduk sekitar 400 meter dari pemukiman warga. Bukit Menangin ini tidak terlalu tinggi untuk dijangkau, sehingga mudah untuk menuju ke puncak, bahkan untuk anak-anak.
Di dalam perjalanan menuju ke Bukit Menangin, bisa dikatakan mudah karena bisa menggunakan kendaraan motor dan sepeda. Diperkirakan waktu menuju ke Bukit Menangin jika kita berjalan kaki adalah 5-10 menit. Untuk kendaraan bermotor biasanya tidak sampai 5 menit.
Saat pengunjung berada di Bukit Menangin, pengunjung bisa menikmati pemandangan dan melihat senja. Biasanya pengunjung yang datang ke Bukit Menangin ini bisa melihat dengan jelas kapal yang melintasi laut, karena Bukit Menangin ini sangat rendah dan terhubung dengan depan Desa Suak Gual ini merupakan jalur ALKI, yaitu Alur Laut Kepulauan Indonesia. Jadi di situlah jalur-jalur kapal, baik pun domestik hingga kapal luar negeri.
Tak hanya bisa menikmati pemandangan saja di bukit ini, spot wisata ini juga bisa dipakai untuk hiking dan camping ground, akan tetapi kapasitasnya hanya bisa menempati 3-4 tenda. Spot-spot foto di lokasi ini memanjakan mata dan bagus untuk yang pecinta alam, karena ada tempat duduk, ayunan, serta diawali dengan tulisan “selamat datang” di jalan masuk. Latar foto di lokasi ini juga baik pada saat menikmati sunset maupun sunrise. Spot wisata Bukit Menangin ini dibuka pada bulan Juli 2023.
Tidak kalah asiknya, selain Bukit Menangin, di Desa Suak Gual ini juga ada spot wisata yang lain, seperti Mercusuar Tanjong Lancor dan kesenian kebudayaan masih sangat erat sekali di Desa Suak Gual. Adat istiadat yang paling unik dan masih dilakukan sampai sekarang ialah memikul pengantin saat menikah yang dilakukan oleh warga setempat. Tidak hanya pengantin saja, tradisi ini juga berlaku bagi anak-anak yang telah Khatam Alqur’an.
Nah, teman-teman seru banget kan di Desa Suak Gual? Yuk berkunjung ke Kampung Warna Warni Desa Suak Gual yang berlokasi di pulau Mendanau Kecamatan Selat Nasik, Kabupaten Belitung, Provinsi Kepulauan Bangka-Belitung. Let’s Go Belitung!
Referensi dan Foto: