Diorama
Aku risau dengan apa yang terjadi.
Kuseakan jatuh dalam temaram temaram abu.
Perkara cinta yang seakan semakin membuatku enyah dan berlalu.
Namun candunya membuatku terkurung dalam kisah masa lalu.
.
Aku tahu, bagaimana seorang kasta rendah tidak bisa mencintai seorang putri raja.
Aku juga tahu, tidak semua orang punya kesempatan bak cinderella dengan kereta kencana.
Apalagi aku..
Seorang hamba yang cacat dengan banyak cela.Â
.
Perkara cinta memang haruslah suci tanpa adanya prasangka.
Perkara cinta memang sebaiknya dilandasi saling suka.
Tapi apakah memang cinta harus mengorbankan seorang pecinta?
Entahlah…
selama yang kutahu, luka selalu datang tanpa reda
.
Prinsipku sederhana..
Aku dan dia saling cinta, bahagia, dan tak terpisah.
Namun ternyata kenyataan tak sesederhana rangkaian kata.
Banyak kisah yang ternyata hanya dapat menjadi diorama.
Indah dilihat mata, tapi dingin dan tidak bernyawa.
Puisi karya Hariyanto
(Pamulang, 14 April 2017)