Diskusi Malam Kamisan Pemuda Belitung: Literasi Digital Menjadi Kunci Tangkal Disinformasi
TANJUNGPANDAN (15/10/2020) – Yayasan Pusat Studi Kebudayaan Belitong (PSKB/ PSKBelitong) mengadakan dialog interaktif pemuda dengan nama program “Diskusi Malam Kamisan” di Bill’s Coffee Tanjungpandan pada Rabu (14/10/2020). Diskusi yang digelar untuk kedua kalinya ini menghadirkan dua narasumber pemuda yaitu, Direktur Media & PR PSKB, Arlan Firnandi, dan penerima penghargaan “Guru Penggerak Literasi” dari Ketua DPRD Kab. Belitung Timur, yakni Pemimpin Redaksi belitungmuda.com, Ares Faujian.
Acara yang dihadiri oleh perwakilan KNPI Kab. Belitung, perwakilan Akademi Manajemen Belitung (AMB), alumni IKPB Yogyakarta, perwakilan Dinas Pemuda dan Olahraga Kab. Belitung (Bapak Ridwan) dan pengunjung kafe lainnya ini mengusung tema populer di era media saat ini, yakni tentang “Literasi Digital: Kecemasan Era Disinformasi”. Pokok bahasan tema sentral ini menguak tabir informasi di dunia maya yang acap kali membawa problematika di dunia maya itu sendiri dan pula di dunia nyata. Oleh karenanya, diperlukan telaah, ketelitian dan kecermatan dengan kemampuan berliterasi digital agar publik atau masyarakat tidak terjebak dengan kesesatan informasi.

Sumber: Dokumentasi PSKBelitung
Arlan Firnandi dari PSKBelitung membuka suara pertama pada diskusi dengan membingkai apa yang dimaksud disinformasi. Menurutnya, disinformasi menjadi bahaya karena produsen informasi secara sadar membuat informasi yang salah untuk tujuan tertentu. “Disinformasi ini semakin berbahaya karena sering kali diterima dengan mudah dan disebarkan dengan cepat dan masif dengan opsi sharing pada media sosial.” ucapnya.
Lanjut Arlan menjelaskan bahwa algoritma media sosial bisa memperparah sesat pikir pengguna media sosial. “Informasi yang ditawarkan media sosial kerap kali menawarkan rangkaian informasi dari sumber yang berbeda namun dengan pola dan sudut pandang yang sama. Hal ini sangat mungkin membuat pengguna terjebak dalam satu sudut pandang.” imbuhnya.
Ares Faujian, selaku Pemred Media Karya Muda Belitung ( belitungmuda.com ) menyambut pembahasan dengan pentingnya memahami etika dalam bermedia sosial. Di mana dalam penyampaiannya ia mengatakan cyber bullying hingga cyber crime bisa dihindari serta diminimalisir ketika seseorang sadar dengan etika bermedia sosial.
“Banyak sekali orang yang terjebak kasus pidana akibat tidak tahu dan tidak paham undang-undang informasi dan norma bertransaksi elektronik, yaitu UU No. 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE) dan UU No. 19 Tahun 2016 tentang Perubahan Atas UU No. 11 Tahun 2008 tentang ITE. Sehingga banyak orang yang tak mengerti, yang mudah begitu saja meneruskan informasi hoaks dan menimbulkan masalah-masalah sosial baik itu bagi dirinya sendiri dan tentunya memicu kegaduhan publik.” ungkap Ares.
Ares berpesan bahwa pengetahuan hukum dalam bermedia sosial itu adalah ihwal yang esensial untuk kita dalam menerima, meneruskan, hingga memfilterisasi ragam informasi dari orang lain. “Karena cerdas dalam berliterasi digital adalah salah satu kunci di era media saat ini. Keberagaman kasus pelanggaran UU ITE mengajarkan kita bahwa cerdas berliterasi (mengolah informasi secara tepat) di era digitalisasi menjadi kunci peradaban yang cerdas dan maju di masa depan.” ungkap Ares.

Sumber: Dokumentasi PSKBelitung
Menambah kesan santai namun serius, dalam acara yang dipandu oleh Achmad Oky Surya ini diselingi dengan penampilan seni dari beberapa pelaku seni. Yakni Darta Meilando selaku ketua PSKB yang menampilkan instrumen violin, dan Petrus, siswa SMAN 1 Tanjungpandan, yang menampilkan performa seni suara sebagai pembuka acara. (Red)