Dream’s Letter
Dalam kalbu kelam Rainah meringkuk memeluk lutut penuh luka
Malam itu, tak terlalu mencekam
Kabut tebal dan napas masih mengais sisa artefak kehidupan
Jiwa darurat masih belum terkikis habis, hampir mati
Dari balik kertas putih bertinta merah
Sebuah karya telah terlahir tanpa izin Sang Pencipta
Meniup nyawa dengan teriakan-teriakan serak kering terdengar penuh luka
Sebuah judul tanpa nama dengan alur maju-mundur
Buntu
Sebuah mimpi dan masa depan terang benderang, sedang ditulis
Melayang menampakan imajinasi anak kecil dalam kota bertanah merah
Rainah gadis paksaan
Batin ditekan, pena ditahan rindu Ibunda telah hilang dimakan senyap
Sebuah politika datang merengut jiwa-jiwa Rainah
Memaksa menekan pena penuh iming pembebasan
Nyatanya Rainah tetap dalam ruang hingga setengah masa muda dihabiskan
Rainah duduk dalam kursi panas, mengeliat mesra
Matanya tajam bergetar kala ayunan tongkat tentara mengejutkan gelombang otak
Menekan kuat hingga tembus kedalam kertas, memakna banyak anonim
Tak peduli nanah dan darah telah menyatu berkoreng-koreng
Dalam isi Rainah bercerita tentang janji-janji koloni
Indahnya ini itu matra bercap darah dituai pada rakyat berjanji sehidup semati
Melupakan kenyataan banyak jeruji besi menusuk punggung tak kasat mata
Dream’s letter untuk negaraku
Dusta tutup saja mata dan nikmati, bukan kah sudah biasa?
Mimpi indah saja kalian mimpi, jangan sampai bangun lagi
Aku takut kau tahu tentang selimut yang berbahan belati
Tidur saja
Seperti aku sekarang ini
Puisi karya V_wi
(11 Mei 2020)
Mantul, ditunggu karya selanjutnya
Mantul banget
Keren..?
Naic.. mantap
Nice
Uwuuu:* lanjutkan Kaka!
Kereenn di tunggu karya selanjut nya,semangat
Bagus
Complicated dan sarat akan makna, serangkaian kata kata konotatif seakan memanjakan jiwa dan relung sukma serentak bergemuruh kencang seraya berkata “keren banggett”
Terima kasih kak komentarnya. 🙂
Nice, MaasyaaAllah lanjutkan