Endang
Karya: CO2
Editor: Bryant Hadinata
.
Di salah satu dusun, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah. Dusun ini terletak tepat di atas bentangan bukit yang menjulang kurang lebih 500 meter di atas permukaan laut. Sisi timur perbukitan dihiasi tebing yang terjal, sedangkan di sisi barat terdapat hutan belantara yang masih terawat keangkerannya. Kenapa terawat keangkerannya? Karena mitos yang berkembang di hutan itu menjadi tempat pembuangan lelembut. Selain itu, di hutan itu juga terdapat beberapa tempat mistis yang salah satunya adalah randu bolong, pohon randu yang berlubang di tengahnya. Di tempat itu, biasanya menjadi tempat pembuangan rambut gembel (rambut gimbal) dari anak-anak yang baru lahir.
Desa ini memang menyimpan banyak misteri. Salah satu yang paling terkenal adalah hilangnya anak-anak yang bermain hingga kumandang azan Magrib telah terdengar atau saat anak-anak diajak orang tuanya ke kebun untuk bercocok tanam. Konon kejadian ini disebabkan oleh sosok wewe gombel atau masyarakat desa tersebut menyebutnya dengan panggilan Endang.
2005 silam pernah ada kejadian di mana seorang anak berusia kurang lebih 5 tahun hilang karena main hingga azan Magrib. Kejadian ini terjadi di lapangan sepak bola yang letaknya di selatan kampung. Memang tempat itu sering terjadi hal-hal mistis, mulai dari penampakan manusia setengah harimau, hingga penampakan wewe gombel.
Warga mencarinya hingga keliling desa, akan tetapi hingga berjam-jam tidak ditemukan anak tersebut. Hingga pada akhirnya dipanggillah salah satu tokoh desa.
“Rakmang diluru, bocah iki di gowo wewe gombel mengko yo bali.”
Artinya, “Tidak usah dicari, anak ini dibawa wewe gombel. Nanti juga balik,” kata orang tersebut.
Benar saja, kurang lebih pukul 21.00 di tempat terakhir anak itu bermain, tiba-tiba terdengar suara bocah menangis. Warga langsung berbondong-bondong datang ke lokasi. Ternyata memang benar anak itu yang sedang menangis.
“Koe seko endi le?” (Kamu dari mana nak?) tanya salah satu warga.
Kemudian, anak itu menjelaskan bahwa dia diajak oleh seorang ibu-ibu tinggi berkulit putih, berambut panjang sepinggang, berpakaian serba putih pula ke rumahnya. Anak itu juga menuturkan bahwa rumahnya terletak di barat desa. Rumahnya besar dengan halaman luas, bahkan rumah itu terlihat seperti istana. Di sana dia diberi makanan dan minuman enak hingga kenyang. Kemudian, setelah itu dia tidak sadar sudah di tempat tersebut. Padahal, seperti yang kita ketahui sebelah barat desa tersebut adalah hutan terlarang dan tentunya tidak seorang pun yang bermukim di situ.
Kejadian kedua terjadi sekitar tahun 2006. Pada saat itu, ada sepasang suami istri yang mengajak anaknya yang berusia kurang lebih 3 tahun ke kebun untuk bercocok tanam. Memang mayoritas warga desa tersebut berprofesi sebagai seorang petani. Saat itu ibunya menaruh anaknya di bawah sebuah pohon mangga yang terdapat di tengah kebun jagungnya, bahkan pohon tersebut cukup dekat untuk kedua orang tuanya untuk mengawasi sang anak. Dan lagi, sang ibu hampir setiap 30 menit datang untuk mengecek sedang apa anak tersebut. Namun, saat kira-kira pukul 11.00 siang, tiba-tiba sang ibu lupa datang ke tempat anak tersebut. Hingga saat terdengar azan Zuhur, kedua orang tua anak itu bergegas istirahat, barulah disadari bahwa anak tersebut telah menghilang. Mereka berdua langsung panik, dipanggilnya berkali-kali sang anak, bahkan hingga tetangga kebunnya berdatangan sang anak tidak kunjung menjawab ataupun ketemu. Hingga pada akhirnya, kurang lebih pukul 17.00, samar-samar terdengar anak kecil sedang bermain dibalik pohon mangga tersebut, benar saja sang anak sedang asik bermain dan mengobrol sendiri. Padahal, tidak tehitung berapa kali pohon itu telah diputari orang.
“Dolan nyandi nak?” (Main di mana?) tanya ibunya sambil menangis dan memeluk anaknya.
“Dolanan karo mbak kae mak,” (Main sama kakak itu) jawab anak tersebut.
Anak tersebut juga bilang bahwa dia tidak ke mana-mana, hanya berada di bawah pohon dari tadi sambil menunggu ibunya bekerja.
-TAMAT-
Pesan moral dari kisah mistis ini, jadilah orang tua yang jangan lalai kepada anak-anaknya. Mungkin kejadian mistis tersebut hanyalah pengingat saat orang tua siap punya anak makan harus siap pula memberikan kasih sayang dan perhatian. Begitu pula untuk sang anak, jangan suka bermain hingga lupa waktu. Mungkin itu saja cerita Endang yang dapat saya ceritakan, sekian dan terima kasih telah membacanya hingga tuntas.
.
Belitong, 31 OKTOBER 2022
Ceritanya sangat menarik minat pembaca ingin mengetahui lebih dalam kisahnya. By Aprillapiyanti