Estetika Dokumentasi dan Efek Adiwarnanya
Oleh : Muhammad Reihan Al-Faridh
Ketua Divisi Dokumentasi
OSIS SMA Negeri 1 Manggar
Editor: Ares Faujian
Dokumentasi merupakan hal yang wajib ada di dalam setiap peristiwa, kegiatan, event organisasi, institusi, dan semua hal penting lainnya. Tanpa dokumentasi, kita tidak memiliki arsip dan media pembelajaran, bukti kerja, bahan evaluasi, sarana publikasi, dan masih banyak hal lainnya. Oleh karena itu, tanpa adanya suatu dokumentasi, maka setiap acara ataupun kegiatan penting dianggap tidak afdal bahkan tidak berhasil 100%.
Dokumentasi bisa dilakukan dengan banyak cara baik berupa tulisan, foto, ataupun video. Dokumentasi yang baik merupakan dokumentasi yang terstruktur dengan mencatat setiap rangkaian acara atau kegiatan, kemudian dilanjutkan dengan pengambilan gambar atau video, lalu disempurnakan dengan sentuhan editing. Dalam proses dokumentasi juga diperlukan kerja sama tim yang baik, karena tanpa adanya kerja sama tim, hasil dokumentasi tidak akan menjadi maksimal, apalagi mengasilkan estetika dari efek adiwarna “jepretan” dokumentasi.
Menjadi seorang dokumentalist (orang yang melakukan dokumentasi) bukanlah hal yang mudah dan sembarangan. Mereka dituntut untuk selalu bisa mendokumentasikan setiap hal penting dengan hasil yang menarik di berbagai situasi dan kondisi. Karena pada dasarnya tempat yang bagus menghasilkan foto yang menarik itu sangat luar biasa. Namun, tempat yang biasa saja menghasilkan foto yang menarik itu sungguh sempurna.
Lalu, pentingkah sebuah tulisan dalam suatu dokumentasi? Mungkin bagi sebagian orang awam berpikir dokumentasi hanyalah tentang fotografi dan videografi. Namun pada dasarnya tulisan juga sangat diperlukan dalam sebuah dokumentasi. Tulisan ini hakikatnya diperlukan sebagai informasi statistik dan sajian data perencanaan/ pelaksanaan dalam kegiatan.
Selain tulisan, fotografi menjadi ranah utama dalam eksistensi dokumentasi. Yudhi Soerjoatmodjo yang notabene merupakan salah satu fotografer Indonesia kondang mengungkapkan pendapatnya mengenai definisi fotografi, yang menurutnya merupakan media komunikasi dan alat dialog, fotografi juga dapat dilihat secara fungsi. Yang mana fotografi berfungsi sebagai media dokumentatif, informatif dan bagian dari seni.
Foto merupakan salah satu hal terpenting dalam dokumentasi. Untuk menjadi seorang dokumentalist yang hebat, tentunya kita harus mengerti tentang dasar fotografi, seperti komposisi, pencahayaan, exposure, shutter speed, posisi dan sudut, serta banyak hal penting lainnya yang harus dimengerti dan dikuasai untuk menghasilkan gambar yang berkualitas nan menarik.
Untuk menghasilkan foto terbaik, disarankan menggunakan kamera baik DSLR ataupun Mirrorless. Namun apabila tidak memiliki kamera tersebut, maka dapat pula menggunakan smartphone (gawai). Di mana penggunaan gawai seperti ini dianggap sudah menghasilkan gambar yang juga terbaik (tergantung jenis gawai). Mengingatkan era teknologi semakin canggih, gawai pun bisa menghasilkan gambar fenomenal dengan fitur-fitur serta AI (Artificial Intelligent) yang tertanam di dalamnya. Hal yang cukup penting dalam foto yang seringkali dilupakan yaitu jenis file yang digunakan disarankan menggunakan RAW.
Selain foto, video memiliki peran strategis pada era digitalisasi saat ini. Karena saat ini lomba, sosialisasi, edukasi, bahkan dokumentasi bergeser dengan video sebagai pemegang peran utama menjaga warisan peristiwa yang telah menjadi histori audiovisual.
Menurut Arief S. Sadiman, video adalah suatu media pengirim pesan yang dapat menampilkan suara serta gambar bergerak. Pesan tersebut dapat berupa fakta (seperti berita atau kejadian dan peristiwa penting) maupun fiktif (misalnya sebuah cerita rekayasa) yang bisa mengedukasi atau hanya bersifat informasi.
Video merupakan hal yang tak bisa dilupakan dalam suatu dokumentasi. Untuk menghasilkan video yang baik dan berkualitas diperlukan pengalaman dan pemahaman tentang dasar dari videografi seperti anatomi video, FPS (Frame Per Second), format atau resolusi, dan masih banyak hal penting lainnya. Biasanya dalam proses pengambilan video terkadang memerlukan alat tambahan seperti tripod, monopod, stabilizer, dan lain sebagainya.
Untuk merekam video diutamakan menggunakan kamera (baiknya bukan dari gawai). Karena hasil yang dihasilkan lebih menarik dan lebih profesional. Namun penggunaan gawai juga diperbolehkan karena dalam gawai juga sudah memiliki banyak fitur seperti optical image stabilization dan beberapa fitur lainnya.
Dalam perekaman video disarankan menggunakan resolusi 4K 60 FPS untuk hasil yang maksimal. Namun, jika hanya menggunakan resolusi 1080p juga sudah bisa mendapatkan hasil yang baik.
Hal yang penting selanjutnya yaitu editing. Tanpa adanya editing maka hasil foto ataupun video yang kita hasilkan akan terlihat kurang menarik dan memikat mata. Untuk editing tentunya bisa dilakukan dengan banyak software di gawai ataupun di komputer/ destkop.
Ada beberapa aplikasi untuk mengedit hasil dokumentasi. Untuk mengedit hasil foto misalnya bisa menggunakan Canva, Picsart, Adobe Photoshop, Adobe Illustrator dan masih banyak lainnya. Untuk mengedit foto dengan maksimal kita harus menguasai beberapa hal seperti Histogram dan Curve (shadow, midtone, highlight), burning-dodging, dan banyak hal lainnya. Editing tidak selalu tentang memperbaiki atau membuat cantik suatu foto. Editing adalah tentang menguatkan hal-hal yang sudah ada dalam sebuah foto.
Video juga merupakan hal yang tak kalah penting untuk diedit. Dalam mengedit video, banyak sekali hal yang harus diperhatikan seperti colour grading, transisi, backsound, durasi, dan banyak lagi hal lainnya. Untuk proses pengeditan video sendiri bisa dilakukan di gawai atau di destkop menggunakan aplikasi Kinemaster, Viva Video, Adobe Premiere Pro, Adobe After Effect, Vegas Pro, DaVinci Resolve, iMovie, dan masih banyak lagi yang lainnya.
Poin penting terakhir yang harus dilakukan oleh dokumentalist yaitu publikasi. Publikasi merupakan tugas terakhir dari tim solid dokumentasi. Di mana tim dokumentasi ini harus mampu memublikasikan posting-an dengan baik dan menarik sehingga bisa dikatakan berhasil bin sukses.
Dokumentasi lebih dari hanya sekedar mengabadikan suatu momen indah kegiatan. Namun dokumentasi memiliki banyak fungsi lainnya seperti menjadi sarana komunikasi, kualitas pelayanan, sebagai bahan promosi, arsip dan media pembelajaran untuk di masa mendatang, bahan evaluasi, serta banyak fungsi lainnya.
Untuk menjadi seorang dokumentalist yang hebat tentu saja dibutuhkan waktu dan pengalaman ‘jam terbang’ yang teruji. Seorang dokumentalist juga harus selalu memiliki rasa percaya diri untuk tampil di muka umum karena harus mengambil momen-momen yang jarang terulang dua kali.
Memang tidak mudah untuk menjadi seorang dokumentalist. Namun dengan adanya kerja sama tim yang baik, mental yang kuat, dan pengalaman yang cukup, maka dokumentasi bukanlah hal yang sulit untuk dilakukan. Belajarlah mempercayai insting dan jangan hiraukan apa kata orang yang negatif. Bekerja keraslah, namun tetap nikmati pekerjaanmu. Memotret hal kecil yang dilakukan dengan cara benar lebih bernilai daripada memotret hal besar yang dilakukan asal-asalan. Yuk, tunjukkan estetika dokumentasi dari adiwarna terbaikmu!
Semoga menjadi motifasi bagi semua pembaca
By Anca Kampit
bagus ceritanya, manarik untuk dibaca.
By Cetrine
Wihh mantap ?
By Anas
Semangat ????
By Ridho
Mantap semangat…
By Ryan
menarik dan memotivasi banget sii
By Reihan
Kerenn bgtt
By Fenny Siska
keren bang
By Fatur