Fenomena Remaja Jompo
Oleh: Khoirotul Jannah
Siswa Kelas Sosioliterasi G4 SMAN 1 Manggar
Editor: Ares Faujian
Istilah fenomena remaja jompo sudah tidak asing lagi bagi sebagian orang. Sejak diberlakukannya Work From Home (WFH) ketika pandemi Covid-19, badan para remaja ini menjadi gampang capek, terutama di daerah pinggang, pundak, leher dan lain-lainnya.
Fenomena remaja jompo ini adalah sebutan bagi mereka para remaja yang mudah sekali merasa letih, lelah, lesu, pegal-pegal dan selalu merasa malas jika melakukan aktivitas atau kegiatan apapun. Kerap kali julukan remaja jompo ini menjadi lelucon bagi kalangan anak muda, karena seharusnya jompo adalah sebutan bagi seseorang yang sudah sangat berumur atau lanjut usia. Terdengar lucu bukan, ketika anak muda yang usianya masih produktif, tetapi dijuluki sebagai remaja jompo?
Menurut kompas.com, dari dokter sekaligus direktur RS PKU Muhammadiyah Prambanan Dien Kalbu Ady menjelaskan bahwa remaja jompo adalah istilah media sosial yang merujuk pada remaja yang mudah mengalami kelelahan, pegal, sakit punggung dan pinggang, badan lemas, serta sering pusing. Menurut beberapa penelitian, semenjak pandemi, sekitar 60% – 80% anak muda itu mengalami sakit pinggang. Padahal sebenarnya sakit pinggang itu dulu dialami oleh orang yang usianya 40 tahun ke atas.
Apakah ini adalah sebuah fenomena yang baik? Tentu saja tidaklah! Makanya muncul istilah “muda-muda tapi udah jompo!”.
Untuk penyebabnya sendiri, pada umumnya karena gaya hidup yang kurang sehat. Misalnya, postur badan yang terlalu bungkuk (terlalu banyak bermain gawai atau gim daring), sering merokok, minum-minuman keras, dan sebagainya. Sebenarnya ada beberapa faktor penyebab lainnya, yaitu stres.
Mengapa stres bisa berpengaruh? Stres itu sebenarnya respon tubuh terhadap sesuatu. Ketika stres, secara ilmu Biologi, tubuh akan melepaskan hormon yang namanya kortisol. Dan biasanya kalau stres, detak jantung lebih cepat yang membuat tubuh kita menjadi tegang. Sebenarnya ini bermanfaat di beberapa waktu, tetapi di banyak hal bisa jadi buruk juga.
Bayangkan kalau tiap hari tubuh kita seperti dikejar-kejar anjing? Pasti tubuh kalian akan tegang bukan? Jadi, otak kalian bisa menganggap bahwa ada sesuatu yang mengancam nih setiap hari, setiap jam. Dan biasanya tubuh itu akan melepas hormon kortisol untuk meningkatkan aliran darah keseluruhan organ tubuh termasuk juga jantung dan otot.
Nah, biasanya yang membuat stres itu banyak. Misalnya karena kerjaan, tugas sekolah, aktivitas yang padat, dan lain-lainnya. Terpapar penyebab stres terlalu lama ini bakal membuat badan kita jadi semakin stres, bisa jadi kalau sudah parah bisa boreout. Dan, otak kita mungkin akan menghasilkan kortisol yang terus-menerus sampai jumlahnya tinggi, serta otot jadi tidak rileks. Maka dari itu, disinilah kita butuh yang namanya pijat atau relaksasi (istirahat).
Adapun cara mengatasi stres secara mental, yaitu mengenali tanda-tanda ketika tubuh kalian sudah mulai stres dan kelelahan. Setiap orang punya sinyal sendiri ketika kelelahan. Biasanya bisa kita sadari ciri-cirinya seperti susah untuk konsentrasi, sering khawatir, gampang marah, hingga susah buat ingat sesuatu.
Terapkan beberapa hal berikut ini agar kamu tidak menjadi bagian dari remaja jompo, yaitu: Pertama, melakukan olahraga secara teratur. Rajin berolahraga secara rutin dua hingga tiga kali seminggu, akan membantu kalian dalam membentuk postur tubuh yang baik dan tetap semangat sepanjang hari.
Kedua, rajin makan sayuran dan buah-buahan. Kalian harus rajin makan sayur-sayuran seperti bayam, kangkung, sawi dan sayuran lainnya agar bergizi dan penuh energi. Hal ini dilakukan guna membuat gizi dalam tubuh menjadi seimbang. Buah-buahan juga akan membantu kalian untuk menjalani hari-hari dengan penuh semangat dan berenergi.
Ketiga, melakukan aktivitas ringan yang menyenangkan. Aktivitas ringan yang dapat kamu lakukan di rumah adalah seperti berjalan kaki, berkebun, bersih-bersih dan sebagainya. Aktivitas ringan ini membuat sirkulasi darah tetap stabil dan otot-otot tubuh menjadi tidak kaku.
Keempat, menghindari konsumsi rokok dan minuman keras. Pengonsumsian rokok dan dan minuman keras dapat membuat kamu mudah lelah, sebaiknya kamu menghindari kedua hal ini agar dapat menjalani hari dengan semangat dan penuh kesehatan.
Nah, kalau ada orang yang bilang merasa tidak stres atau mungkin sudah stres berat, sebaiknya saran penulis lakukanlah pengecekan melalui tool gratis melalui aplikasi playstore atau website, yaitu psychotest. Kalian bisa mengerjakan psychotest ini untuk bisa mencoba tes level stres. Meskipun hasilnya akan relatif, namun solusinya tetap tergantung pada masing-masing individu.
Akhirnya, anak muda Indonesia sekarang ini memasuki fenomena sosial jompo, sehingga kualitas remaja saat ini perlu dipertanyakan. Bagaimana remaja bisa mengambil peran penting tentang kemajuan bangsa dan negara ini kalau fenomena ini masih terus merebak? Maka dari itu, para remaja perlu meningkatkan produktivitasnya pasca pandemi dan mulailah mengembangkan diri melalui pembimbingan yang baik dari guru dan orang tua. Yuk, mari meningkatkan kualitas dan pemanfaatan Sumber Daya Manusia untuk pembangunan yang lebih maju.