Gadget Ciptakan Budak Teknologi?
Oleh:
Surya Ningsih
Siswa Kelas XII IPA SMAN 1 Manggar
Editor:
Ares Faujian
Gadget? Yah, satu kata yang sudah pasti tidak asing lagi di telinga kita. Meskipun begitu, kata ini mampu membuat manusia lupa akan dunia nyatanya. Menjamurnya gadget di kalangan masyarakat membuat kita terbuai akan nikmatnya dunia maya. Hal inilah yang memicu perpecahan di kalangan muda. Bagaimana tidak, gadget mampu membuat kita lupa akan segala-galanya. Gadget ini sendiri bisa memberi pilihan kepada kita, candu, prestasi atau budak teknologi?
Pada zaman sekarang frekuensi anak dalam bermain gadget meningkat drastis. Keasikan dalam bermain gadget membuat anak mulai mengabaikan hal-hal di sekitarnya. Mereka akan terlihat asik dalam bermain game daripada membaca buku. Sebagaimana banyak penelitian telah membuktikan bahwa kecanduan internet bisa mempengaruhi psikologis anak dan jika dibiarkan secara terus-menerus akan mengakibatkan terganggunya aktivitas belajar dan bermain di lingkungan keluarga dan masyarakat.
Tak hanya orang tua, sejumlah guru pun sudah mulai khawatir akan perkembangan gadget ini. Terutama pada anak anak kalangan sekolah dasar sampai SMP. Banyak orang tua yang berkeluh kesah akan kesulitan mereka yang menasehati anaknya agar lebih baik mereka memegang buku daripada bermain gadget. Bahkan ada anak-anak yang sampai malas pergi sekolah hanya takut tidak memiliki waktu untuk bermain gadget.
Kalangan akademis dan beberapa pengamat sosial menyebutkan “fenomena kecanduan internet ini merupakan keniscayaan di era sekarang ini. Kecanduan internet bisa diartikan sebagai perilaku penggunaan internet melebihi batas batas kebiasaan hingga aktivitas interaksi lainnya terabaikan”.
Gadget bukan hanya dijadikan pembantu kehidupan ataupun alat komunikasi dengan dunia luar, tapi juga bisa dijadikan teman untuk mengisi waktu luang. Dengan canggihnya banyak fitur-fitur yang membuat orang-orang menjadi terganggu pikirannya seperti aplikasi, kamera, permainan (games). Lebih parah lagi ada yang menggunakan gadget untuk mencontek (curang) dalam ulangan. Kalau hal tersebut dibiarkan maka generasi yang ada sekarang adalah tidak lain generasi yang akan menjadi budak teknologi.
Gadget sudah menjadi bagian dari kehidupan pelajar, sehingga keberadaan gadget menyebabkan adanya dampak positif dan negatif. Dampak positif dari gadget di antaranya, pertama, mempermudah dalam komunikasi. Ini adalah fungsi utama gadget, yaitu membuat seseorang seolah-olah bertemu walaupun dijarak yang sangat jauh. Contohnya di gadget menyediakan fitur video call yang bisa tersambung dengan keluarga, teman ataupun kerabat dengan bertatap muka.
Selanjutnya, gadget menciptakan pelajar yang tidak gagap akan teknologi. Hal ini membuat masyarakat terhindar dari kekunoan yang menyerang orang tua pada zaman dahulu. Selain itu, keberadaan gadget bisa menambah ilmu pengetahuan, yaitu gadget memungkinkan kita untuk menemukan hampir seluruh informasi yang ada di dunia termasuk menambah banyak teman dengan mempeluas jaringan pertemanan seperti munculnya berbagai situs seperti line, instagram, path, facebook dan lain-lain. Saat ini, gadget pun semakin membuat kita bisa menggegam dunia dengan satu-dua kali sentuhan saja. Luar biasa!
Walaupun demikian, dibalik sisi positif yang ada di gadget terdapat cukup banyak dampak dampak negatifnya. Pertama, risiko terkena radiasi. Menurut beberapa penelitian, penggunaan gadget yang berlebih dapat memicu kerusakan pada sel saraf terutama pada anak kecil.
Kedua, kecanduan. Gadget bisa menjadi kebutuhan primer pada zaman modernisasi. Hal ini bisa membuat kita kecanduan terutama bagi orang-orang yang larut dalam bermain game. Kecanduan ini bisa membuat orang kurang berinteraksi dengan orang lain.
Ketiga, lambat dalam memahami pelajaran. Kebiasaan dalam bermain game dapat berpengaruh dalam perkembangan otak. Selain itu, gadget juga membuat kita malas belajar untuk mengasah otak kita apabila terlalu banyak bermain atau kecanduan game.
Diharapkan kepada para pelajar untuk menggunakan nalar dan pikirannya dalam menggunakan handphone atau gadget. Sebaiknya gadget digunakan sepenuhnya dan penggunaannya sesuai kondisi agar dampak buruk dari gadget tidak terjadi.
Berikut ini beberapa cara untuk mengatasi kecanduan gadget. Pertama, buatkan ekstrakulikuler game di sekolah. Arahkan mereka secara positif. Orang tua sebaiknya jangan hanya melarang tanpa mengetahui secara pasti apa yang dilarang, jadi jangan sampai kata candu terhadap game online menjadi ambigu.
Kedua, di tengah era digital ini, pola konsumsi para remaja sudah terbiasa instan mendapatkan pengetahuan dan keterampilan dengan cepat. Tekait hal ini, diharapkan para pelaku kebijakan pendidikan dapat dengan cepat merespon hal ini sehingga bisa beradaptasi dengan perubahan yang cepat di kalangan anak-anak maupun remaja.
Ketiga, membuat pembelajaran di kelas menjadi lebih asik dan tidak membosankan. Pembelajaran di media digital misalnya youtube seringkali menjadi lebih menarik daripada hanya belajar di ruang kelas saja.
Keempat, hindari memperkenalkan gadget kepada anak usia dini. Hal ini bisa berdampak pada perkembangan otak dan kesehatan tubuhnya.
Kelima, pergi traveling dengan sahabat atau keluarga, karena jika kamu sering sendirian maka kesempatan terbesar ada pada saat itu untuk membuat kamu lebih sering bermain gadget.
Pengawasan dan pengendalian hingga pengarahan internet secara positif untuk anak terbilang gampang-gampang susah. Terkait hal inilah orang tua perlu peka hingga harus mengetahui seluk beluk internet, apakah itu bisa mengarah ke hal positif atau sebaliknya. Orang tua dan guru pun harus turut belajar bersama teknologi ini. Jangan sampai ketinggalan oleh anak-anaknya hingga tak bisa mengendalikan dan mendorong penggunaan internet secara positif.