Geopark Belitong: Taman Bumi di Negeri Laskar Pelangi
Oleh:
Ares Faujian
Penulis Buku Kompas Negeri Laskar Pelangi
Fasilitator Literasi Regional Sumatra Kemdikbud RI
- Sekilas Tentang Geopark
Geopark atau jika dipanjangkan merupakan kepanjangan dari “Geological Park”. Menurut UNESCO dalam file tentang “Geopark dan Tata Ruang” oleh Oki Oktariandi (Penyelidik Bumi Utama) Badan Geologi Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral yang diunduh pada https://landspatial.bappenas.go.id, Geopark adalah sebuah daerah dengan batasan yang sudah ditetapkan dengan jelas dan memiliki kawasan permukaan yang cukup luas untuk pembangunan ekonomi lokal. Geopark terdiri atas sejumlah tapak keragaman geologi yang memiliki kepentingan ilmiah khusus, kelangkaan dan keindahan, yang dikenal sebagai warisan geologi. Geopark tidak hanya berhubungan dengan keragaman geologi semata, namun termasuk juga nilai-nilai arkeologi, ekologi, nilai sejarah atau budaya.
Menurut Pusat Penelitian Geopark dan Kebencanaan Geologi (Puslit GKG) dalam https://www.geoparks.id. Konsep Geopark suatu wilayah yang ditetapkan sebagai Geopark Nasional atau Internasional yaitu konsep manajemen perkembangan suatu kawasan secara berkelanjutan yang memaduserasikan tiga keragaman alam, yakni geologi (geodiversity), hayati (biodiversity) dan budaya (culturaldiversity). Konsep ini mulai dikembangkan di PBB melalui UNESCO sejak tahun 2004.
Dalam pengembangannya, konsep Geopark ini memiliki pilar-pilar dengan berbagai aspek seperti konservasi, edukasi, pemberdayaan masyarakat (community development) dan penumbuhan nilai ekonomi lokal melalui geowisata. Sehingga dalam hal ini, konsep wilayah Geopark mempunyai moto “Memuliakan Bumi, Menyejahterakan Masyarakat”.
- Taman Bumi di Belitong
Belitong adalah salah satu spot potensial yang dijadikan pengembangan Geopark di Indonesia bahkan dunia. Tim Yayasan ITB 81 menjadi salah satu bagian penting dalam pengusungan Belitong menjadi spot “taman bumi” di Negeri Laskar Pelangi ini, menurut berita dengan judul “Yayasan ITB 81 Usung Belitung Sebagai Kawasan Geopark Global UNESCO” pada https://www.belitonggeopark.com. Kini pengelolaan Geopark Belitong secara resmi diorganisir oleh Badan Pengelola (BP) Geopark Pulau Belitong berdasarkan SK Peraturan Bersama Bupati Belitung dan Bupati Belitung Timur No. 8 Tahun 2017 dan No. 9 Tahun 2017 tentang Badan Pengelola Geopark Pulau Belitong.

(desain oleh Ben Fuad Albani)
Sumber: https://www.belitonggeopark.com
Berdasarkan Sosialisasi Geopark Belitong oleh Novis Ezuar dari BP Belitong Geopark di Dinas Pendidikan Kab. Belitung Timur (Manggar, 27 Februari 2019). Ada beberapa kelayakan Pulau Belitung sebagai Geopark Global, di antaranya adalah:
- Lanskap granit yang spektakuler dari sabuk Ujung jalur Timah Semenanjung Malaya yang berumur Parmo-Trias (321-275 juta tahun).
- Memiliki keunikan sejarah pertambangan timah tua di Indonesia dan tersingkapnya batuan metasedimen berumur Parmo-Karbon yang berumur 250-350 juta tahun.
- Keterdapatan batu tektit (satam) yang terbentuk akibat tabrakan antara meteor dengan batuan di bumi.
- Memiliki keunikan jejak gunung api bawah laut purba berumur Parmo-Karbon (+300 juta tahun).
Dalam persentasi sosialisasi tersebut juga menerangkan bahwa dalam publikasi lama dari Westerveld (1939) dan van Bemmelen (1949) menyatakan bahwa granit Bangka dan Belitung termasuk ke dalam Jurassic intrusions of the Malayan tin-belt. Oleh Hutchison (1989) dimasukkan ke dalam Jalur Timah berumur Parmo-Trias sebagai hasil magmatisme yang berhubungan dengan subduksi dan post-collision. Publikasi dari McCourt et al. (1996) menaruh jalur-jalur granit di Sumatra berdasarkan tipe genesanya (“S” type dan “I” type).

Sumber: Repro/Dokumentasi BP Belitong Geopark, 2019
Selain keunikan sejarah pertambangan timah, dari data persentasi tim BP Belitong Geopark juga mendeskripsikan bahwa pada kawah bekas penambangan di Kelapa Kampit tersingkap batuan sedimen yang khas di dunia, yaitu berupa red sandstones, quartzitic, dan metamorphosed yang merupakan bagian dari sejarah Permo-Karbon, 350 juta tahun yang lalu. Selain itu batuan ini dipengaruhi oleh tektonik yang kuat. Sehingga tidak hanya sekedar memiringkan lipatan, namun merebahkan yang poros seolah tiarap sejajar dengan tanah.

Sumber: Repro/Dokumentasi BP Belitong Geopark, 2019
Selanjutnya dari data persentasi BP Belitong Geopark tersebut juga ada fakta yang menarik dari keberadaan sungai-sungai yang ada di Belitong. Di mana di pulau ini merupakan pertemuan dua sungai besar purba yang ada di Paparan Sunda. Pulau Belitung diperkirakan merupakan garis merah pemisah air di zaman Sundaland (± 100.000 s.d 8000 tahun yang lalu). Hal ini dilihat dari perbedaan jenis ikan di Pulau Belitung bagian timur (contohnya ikan Arwana, ikan Cempedik) yang memiliki kesamaan dengan ikan di Kalimantan, serta ikan di Pulau Belitung bagian barat (contohnya ikan Hampala) yang memiliki kesamaan ikan di Sumatera. Memang masih dibutuhkan penelitian lebih lanjut tentang hal ini agar dapat ditemukan fakta-fakta ilmiah yang mungkin membuat Belitong menjadi lebih menarik nantinya.

Sumber: Repro/Dokumentasi BP Belitong Geopark, 2019
Kondisi alam dengan tekstur bebatuan granit besar (geodiversity) adalah sesuatu yang istimewa jika berkunjung ke Pulau Belitung. Adanya beberapa lokasi yang memiliki bebatuan hasil erupsi gunung bawah laut sekitar 200-300 juta tahun yang lalu, membuat liburan ke Pulau Belitung menjadi terasa beda, lebih spesial dan tentunya limited edition. Keragaman hayati (biodiversity) seperti Mentilin atau Pelile’an (Tarsius), Hutan Kerangas, dan lain sebagainya, adalah flora dan fauna yang patut dijaga keberadaannya sebagai bagian antik dan unik dari Taman Bumi di Belitong ini.
Sekar Melati (2019) dalam persentasinya tentang Konservasi Keanekaragaman Hayati di Sosialisasi Geopark Belitong (BP Belitong Geopark) menyebutkan bahwa, Pulau Belitung memiliki keanekaragaman flora dan fauna dengan hutan dan ekosistemnya yang di beberapa tempat sangat khas, sebagai pengaruh dari posisi geografis dan kondisi geologinya.
Selanjutnya berdasarkan penjelasannya, secara geologi “Hutan Kerangas” yang menjadi daya tarik di Pulau Belitung adalah kawasan batuan Aluvial Kuarter yang terbentuk 45 ribu-55 ribu tahun yang lalu. Di mana hutan ini merupakan kawasan dengan jenis tanah podsol (pasir dan batuan kuarsa) dengan lapisan bawahnya kedap air seperti tanah liat atau granit.
Menurut definisi Fakhrurrazi (2001) yang dipersentasikan oleh Sekar Melati (2019), Hutan Kerangas adalah jenis ekosistem padang yang merupakan contoh ekosistem hutan yang khas, namun umum dijumpai di Pulau Belitung. Fungsi hutan ini berikut hutan lainnya sebagai sumber pengobatan alami sangat menonjol perannya di masa lalu, juga di beberapa tempat hingga sakarang. Hutan kerangas adalah hutan yang tumbuh di atas tanah podsol, tanah pasir kuarsa, miskin unsur hara dan pH rendah. Hutan Kerangas di Pulau Belitung tumbuh di atas tanah yang disebut Tanah Teraja’ yang bersifat asam, yaitu dengan pH <5.5 .
Menurut Oktavia (2012) pada situs https://www.belitonggeopark.com, sekurangnya terdapat 224 jenis tumbuhan di Hutan Kerangas. Beberapa di antaranya yaitu, Kembang Ketakong/Kantong Semar (Nepenthes sp.), Drosera (Drosera Burmanii), Pelawan (Tristaniopsis Obovata), Ulin (Eusideroxylon Zwagerii), Pasak Bumi (Eurycoma Longifolia) dan lainnya. Selain itu, sebanyak 101 jenis tumbuhan obat teridentifikasi berdasarkan pengetahuan masyarakat lokal setempat. Salah satu yang menarik adalah pemanfaatan getah daun dari ujung duri Butun (Cratoxylon Formosum) yang masih dalam tingkat pancang sebagai obat kutil. Potensi Betor Belulang (Callophyllum Lanigerum) merupakan jenis flora yang mengandung Calanolide A adalah tumbuhan yang berpotensi melawan virus HIV (Cragg et al 1995) dan tentunya juga menjadi bagian keistimewaan dari eksistensi Geopark Belitong.
Berbagai hasil produk budaya di Belitong juga menjadi elemen penting dari culturediversity Geopark Belitong. Wujud geoculture tersebut seperti Muang Jong, Nirok Nanggok, Tari Mendulang Timah dan lain sebagainya. Kombinasi geodiversity, biodiversity dan culturaldiversity Belitong mencerminkan bahwa geowisata ke pulau ini adalah pilihan besar dan sangat tepat dalam opsi utama berlibur Anda. Makin seru jika Anda berkunjung ke Belitong pada saat event geopark.
Beberapa event geopark yang pernah dilaksanakan di Pulau Belitung seperti Belitung Beach Festival, Belitong Geopark International Kayak Marathon, Mars Party, Kagama Diving Society, Star Party dan Observasi Gerhana Bulan Total, Festival Geopark Belitung, dan lain sebagainya. Jadi, kira-kira ingin berlibur ke Belitong tidak? Mau yang istimewa dan limited edition di Indonesia kan? Yuk mari berwisata ke Geopark Belitong! Simak daftar geosite-nya berikut ini. Let’s Go Belitung!
Daftar Pesona Geosite Geopark Belitong
No | Daya Tarik Wisata | Alamat | Keunikan | Perkiraan Jarak Perjalanan Dari (TJP; Tanjung pandan, MGR; Manggar) |
1 | Pulau Lengkuas | Kec. Sijuk Belitung | Mercusuar, bebatuan besar, pasir putih, air jernih, di sekitar pulau terdapat spot snorkeling dan diving (Pesona Indomarine) | TJP (27-32 km) MGR (92-106km) |
2 | Pantai Tanjung Kelayang | Kec. Sijuk Belitung | Panorama Batu Garuda dan Pulau Kelayang, air jernih, pasir putih, bebatuan besar di ujung pantai | TJP (26-30 km) MGR (90-105km) |
3 | Pantai Tanjung Tinggi | Kec. Sijuk Belitung | Bebatuan besar, pasir putih, air jernih, lokasi syuting film “Laskar Pelangi” | TJP (29 km) MGR (84-104km) |
4 | Pantai Siantu | Tanjung Siantu Kec. Sijuk Belitung | Bebatuan besar jejak gunung api purba berupa bebatuan beku berstruktur lava bantal, pasir pantai berwarna pink pada keadaan tertentu, panorama Pulau Siantu, lokasi pemancingan | TJP (34 km) MGR (83-103km) |
5 | Batu Banitan atau Balancing Rock Belitung | Jl. Ranati Aik Gelarak Desa Air Selumat Kec. Sijuk Belitung | Bebatuan besar, terdapat batu besar di atas batu besar di bawahnya dengan posisi yang seimbang (tidak jatuh) di tepi jurang. | TJP (17-19 km) MGR (87-93 km) |
6 | Bukit Peramun | Desa Selumar Kec. Sijuk Belitung | Bebatuan besar, flora dan fauna endemik nan unik, terdapat banyak jenis tanaman obat herbal | TJP (20-23 km) MGR (82-97 km) |
7 | Bakau Kuale atau Mangrove Kuale | Sungai Kuale Desa Piak Aik Kec. Sijuk Belitung | Hutan dengan 6 jenis mangrove, lokasi memancing | TJP (27 km) MGR (77-97 km) |
8 | Desa Wisata Terong | Desa Terong Kec. Sijuk | Desa wisata kreatif, terdapat beberapa lokasi wisata seperti Tebalu Simpor Laki Granite Mountain, Air Rusa Berehun ex-site lake, agrowisata dan hutan mangrove | TJP (15 km) MGR (93-103km) |
9 | Museum Pemerintah Daerah Kab. Belitung | Jl. Melati 41A Tanjungpandan Belitung | Koleksi geologi dan BMKT, bekas kantor NV. Billiton Maatschppji dan rumah kepala penambang timah era kolonial Belanda, terdapat benda-benda peninggalan sejarah lokal dan peninggalan kolonial belanda, dan lain sebagainya | TJP (0 km) MGR (80-90 km) |
10 | Danau Biru atau Danau Kaolin | Desa Air Raya Kec. Tanjungpandan Belitung | Danau yang terbentuk karena galian tambang aktif. Danau ini berwarna biru yang menjadi pesona luar biasa ketika berfoto | TJP (6-8 km) MGR (75-86 km) |
11 | Trans Bali Belitung | Dsn. Balitung Kec. Sijuk Belitung | Pemukiman tradisional Bali yang ada sejak 1990-an. Nuansa Bali masih sangat melekat ketika berkunjung ke sini dan melihat pertunjukan budayanya | TJP (31 km) MGR (70 km) |
12 | Pantai Batu Bedil | Desa Sungai Padang Kec. Sijuk Belitung | Bebatuan besar, air laut jernih, lokasi pemancingan, terdapat efek seperti suara bedil (meriam) ketika ada gelombang besar yang datang menerpa bebatuan besar, terdapat batu kupong, batu love, legenda batu bedil, sunset | TJP (42 km) MGR (63 km) |
13 | Open Pit Nam Salu | Desa Senyubuk Kec. Kelapa Kampit Belitung Timur | Pesona danau tosca dan seperti kawah gunung berapi, sejarah peninggalan tambang timah, stoven, flora endemik, goa tambang, wisata petualangan yang memacu adrenalin (camping ground, kayak-ing, rock climbing, tunnel) | TJP (56-66 km) MGR (35 km) |
14 | Pantai Batu Pulas, Pulau Keran dan Kampong Mengguru | Desa Cendil dan Desa Buding (Pulau Keran) Kec. Kelapa Kampit Belitung Timur | Air laut jernih, pasir putih, habitat lumba-lumba, penyu dan duyung, spot pemancingan, snorkelling, diving, rappelling, caving, kayak, tempat pembuatan terasi udang (Kampong Mengguru) | TJP (70-80 km) MGR (63-69 km) |
15 | Kelenteng Dewi Kwan Im dan Pantai Burung Mandi | Desa Burung Mandi Kec. Damar Belitung Timur | Kelenteng terbesar dan tertua di Pulau Belitung, bebatuan besar, patung Dewi Kwan Im terbesar di Pulau Belitung, patung Dewi Kwan Im tertua yang ditemukan di laut sejak tahun 1747, wisata religi, vihara di atas bukit. Pantai Burung Mandi memiliki pasir putih, perairan biru, dan pesona perahu kater yang berjajar di tepi pantai. | TJP (82-94 km) MGR (18-19 km) |
16 | Replika SD Laskar Pelangi dan Museum Kata “Andrea Hirata” | Desa Lenggang Kec. Gantung Belitung Timur | Replika sekolah dari novel Laskar Pelangi, replika sekolah ini merupakan ilustrasi tempat anak-anak yang berjuang belajar demi berpendidikan walau dengan berbagai keterbatasan, napak tilas perjalanan kisah Laskar Pelangi di museum Internasional dan satu-satunya museum kata di Indonesia | TJP (69-70 km) MGR (20-22 km) |
17 | Gunung Lumut | Desa Limbongan Kec. Gantung Belitung Timur | Hutan dengan ketinggian sekitar 175 mdpl yang memiliki bebatuan dengan lumut yang tebal | TJP (85-102 km) MGR (38 km) |
18 | Pantai Penyabong | Desa Mentigi Membalong Belitung | Bebatuan besar yang berbentuk seperti dermaga, air jernih, pasir putih | TJP (70-85 km) MGR (123-140 km) |
19 | Batu Baginde | Padang Kandis Kec. Membalong Belitung | Cerita rakyat asal-mula Pulau Belitung, bebatuan besar yang tingginya sekitar 250 meter dengan panorama ciamik dari atas batu, area panjat tebing | TJP (67-82 km) MGR (121-137 km) |
20 | Gunung Kubing | Desa Perpat Kec. Membalong Belitung | Air terjun di atas bukit dengan kolam besar, panorama dari atas bukit dengan ketinggian sekitar 200 meter, gua Nek Santen (habitat kelelawar dan mata air dalam gua), flora dan fauna endemik, wisata air | TJP (54 km) MGR (107-214 km) |
21 | Juru Seberang atau Gusong Bugis | Desa Juru Seberang Kec. Tanjungpandan, Belitung | Air jernih, pasir putih, hutan lindung tepi pantai, hutan mangrove, budidaya udang, panorama Pulau Kalimua’ | TJP (12 km) MGR (86-96 km) |
22 | Hutan Kerangas (Cendil) | Desa Cendil Kec. Kelapa Kampit Belitung Timur | Flora endemik, langka dan untuk obat-obatan herbal | TJP (47-50 km) MGR (63 km) |
Itulah beberapa pesona geosite yang ada di Pulau Belitung dengan referensi sumber data dari situs BP Belitong Geopark dan media cetak dinas pariwisata setempat yang diakses pada tahun 2018. Daya tarik wisata pada daftar geosite tersebut bisa saja bertambah dan berubah seiring perjalanan waktu dan perkembangan pariwisata Pulau Belitung dari masa ke masa.
Hasil Sosialisasi Geopark Belitong di Manggar tanggal 27 Ferbruari 2019 oleh tim BP Belitong Geopark menggambarkan pesona geosite Belitong yang diajukan dan telah menjadi UNESCO Global Geopark (UGGp) tahun 2021 mengalami transformasi. Di mana geosite pulau ini meliputi:
- Juru Seberang
- Desa Wisata Terong
- Kuale Sijuk
- Bukit Peramun
- Tanjung Kelayang
- Batu Bedil
- Open Pit Nam Salu
- Batu Pulas
- Gunung Lumut
- Hutan Kerangas Cendil
- Burung Mandi
- Lava Bantal Siantu
- Gunung Tajam
- Batu Baginde
- Pantai Punai
- Tebat Rasau
- The Garumedang Tektites
Selain pesona geosite yang telah disebutkan. Sebenarnya di Belitong masih banyak lagi pantai, hutan khas, serta spot wisata bebatuan besar lain yang masih belum terekspos. Dengan adanya kondisi ini merupakan konsekuensi logis dari penambahan objek geowisata di pulau ini suatu saat nanti. Misalnya seperti Pantai Batu Lubang, Pantai Bukit Batu, Pantai Pasir Panjang, Pantai Pulau Pandan, Batu Buyong, Bukit Sengkelut, dan lain sebagainya.
Jadi, akan terasa kurang rasanya jika Anda berkunjung ke Belitong hanya sekali saja. Karena dua hingga lima tahun kedepan Belitong bisa saja sudah berbeda. So we will wait for your return! And say “welcome home” later 😉

Penulis: Ares Faujian
KAVPGQZoDpq By ReginaldBerry