Get to Know Belitong: Sejarah Singkat (Part 3)
Oleh:
Ares Faujian
Penulis Buku Kompas Negeri Laskar Pelangi
Pemimpin Redaksi belitungmuda.com
Konon katanya, sejarah keberadaan Pulau Belitung ini sudah ada tercatat pada berita Cina sejak masa kerajaan-kerajaan di Tiongkok dan sekitarnya pada zaman sebelum kolonial Belanda di Indonesia. Namun, ini semua baru sebatas asumsi yang belum bisa dijadikan panduan karena sumber referensi dan penelitian yang masih minim.
Sisi cerita historis Pulau Belitung ini bermula dengan adanya kerajaan bercorak Islam dan pernah ada jejak serta pengaruh kerajaan-kerajaan lain di Indonesia seperti Kerajaan Majapahit, Kerajaan Sriwijaya, Kerajaan Mataram Islam, hingga Kerajaan Palembang Darusalam. Dimulai sekitar abad ke-15 hingga abad ke-18, tercatat bahwa di Pulau Belitung pernah berdiri kekuasaan yang dipimpin oleh Depati yang memiliki wilayah kekuasaan atas beberapa ngabehi. Periode awalnya (1618-1661), kerajaan ini membagi Pulau Belitung dalam lima wilayah besar yaitu Badau, Sijuk, Buding, Gunung Sepang dan Belantu (Wahyu Kurniawan, 2017 : 29).
Ajaran Islam semakin kental di Pulau Belitung. Hal ini terjadi ketika ulama-ulama Pasai (Aceh) mulai memasuki Pulau Belitung. Salah satunya yang tercatat adalah Sayid Hasan Bin Abdullah atau yang dikenal dengan Syekh Abubakar Abdullah dengan muridnya yang terkenal yaitu Tuk Kundo. Makam Syekh Abubakar Abdullah ini juga terkenal dengan sebutan Keramat Gunung Tajam yang merupakan salah satu objek wisata religi di Belitong. Penamaan Keramat Gunung Tajam sendiri dikarenakan beliau dimakamkan di puncak Gunung Tajam (510 mdpl), yaitu dataran tertinggi di Pulau Belitung.

Sumber : Dokumentasi Ares Faujian, 2016
Belitong pernah dikuasai oleh Inggris, Belanda, dan Jepang pada zaman kolonial. Awal abad ke-19 Belitong pernah menjadi jajahan Inggris menyusul kekalahan Palembang tahun 1811. Pada tahun 17 Mei 1812, Pulau Belitung resmi menjadi jajahan Inggris. Belitong kemudian menjadi wilayah jajahan Belanda berdasarkan Traktat London 1814. Namun, mobilitas pemerintahan Belanda baru berjalan pada tahun 1823.
Dalam buku Tambang Timah Belitong Dari Masa Ke Masa karya Wahyu Kurniawan (2018 : 81), era Kapten Motte menjadi penting dalam sejarah pertambangan timah di Pulau Belitung. Sebab Motte adalah orang pertama dalam pemerintahan Hindia-Belanda yang secara langsung menggali timah di pulau ini pada tahun 1823. Selanjutnya pada 1 Juli 1838, Belanda mengakui secara sah KA. Rahad (Raja Balok) sebagai Raja Belitung yang bergelar Depati Tjakraningrat VIII (1838-1854).
Menurut tulisan De Groot (1887) menyebutkan bahwa tahun 1851 timah ditemukan dan Belanda mulai menambang timah di Pulau Belitung. Adalah John Francis Loundon orang Belanda pertama yang merintis perusahaan tambang timah swasta di pulau ini. Kolong tambang timah pertama yang dibuka di Pulau Belitung adalah kolong Lan Fa Hin yang sekarang menjadi Kolong Keramik (Wahyu Kurniawan, 2018 : 138) dan menjadi salah satu objek wisata air di Tanjungpandan.

Sumber: https://commons.wikimedia.org/wiki/File:Portret_van_John_F._Loudon.jpg
Selanjutnya timah ditambang di sekitar Sungai Siburik dan di daerah-daerah Pulau Belitong lainnya dengan bantuan kuli-kuli tambang cina (xinke). Penambangan timah diambil alih oleh Billiton Maatschappij tahun 1860, yaitu perusahan swasta milik aristokrat Belanda. Tahun 1890 dibentuk distrik-distrik berdasarkan wilayah penambangan, yang bertanggung jawab kepada districthooofd. Distrik-distrik tersebut yaitu, Tanjungpandan, Buding, Manggar, Gantung/Lenggang dan Dendang.
Sejak awal, Tanjungpandan adalah pusat wilayah dan menjadi distrik yang paling maju di Belitong. Di daerah ini berkedudukan asisten residen, depati dan ‘tuan kuase’. Distrik lain yang juga maju yaitu Manggar. Manggar menjadi kota besar kedua di Pulau Belitung setelah Tanjungpandan kala itu dan hingga saat ini.
Di Manggar pernah dibangun Electric Centrum atau Electrische Centrale yang disingkat EC. EC merupakan pusat pembangkit listrik tenaga diesel yang terbesar di Asia Tenggara ketika itu. EC ini terletak di kaki Bukit Samak dengan fungsi sebagai penyedia tenaga listrik berdaya besar untuk disuplai ke seluruh instansi tambang timah Belanda di Pulau Belitung. Untuk pusat wilayah perkembangan di distrik Manggar terletak di Bukit Samak, yaitu tempat lokasi perkantoran pemerintah dan emplasemen perusahaan Belanda.

Sumber: Repro/petabelitung.com
Selain Inggris dan Belanda, Jepang pernah menduduki Pulau Belitung. Jepang menyerang pulau ini dengan pesawat udara pada 28 Februari 1942 dan sudah menduduki Belitong pada 10 April 1942. Dalam tahun 1943, Jepang melakukan berbagai perubahan. Salah satunya adalah pembangunan lapangan udara yang dirintis di Buluh Tumbang, yang sekarang ini bernama Bandara Internasional H. AS. Hanandjoeddin. Pada September 1945 Jepang meninggalkan Pulau Belitung karena menyerah kepada sekutu tanpa menyerahkan kekuasaan atas Belitong kepada siapapun.
Singkat cerita tentang nama Bandara Internasional H.AS. Hanandjoeddin. Nama bandara ini diambil dari nama tokoh asli Belitong yang sekarang ini sedang diusulkan untuk menjadi Pahlawan Nasional. H.AS. Hanandjoeddin adalah orang Belitong pertama yang menjadi Bupati Belitung (1967-1972) dengan pangkat terakhirnya Letnan Kolonel Udara dan bergelar “Sang Elang”. Karena pengabdian yang panjang, Pemerintah RI menganugerahi 14 bintang jasa kepada beliau. Diantaranya adalah Bintang Gerilya dan Bintang Garuda (Hairil M. Andersen, 2015 : 632).

Sumber : Repro/Koleksi Foto di Rumah Adat Belitong
Selanjutnya pada masa mempertahankan kemerdekaan, tepatnya tanggal 22 Oktober 1945. Rakyat Belitong melakukan perlawanan bersenjata karena kedatangan Belanda yang ingin kembali menjajah di Pulau Belitung. Perlawanan tersebut terjadi di Air Seru (25 November 1945), Selat Nasik (14 Desember 1945) dan Tanjung Lancur (18 Desember 1945). Sehingga di daerah tersebut di bangunlah tugu-tugu perjuangan untuk mengenang jasa-jasa pahlawan yang gugur ketika itu.
Menurut Abdul Hadi Adjin, dkk (1995) puncak dari pergerakan politik dan masa mempertahankan kemerdekaan kemerdekaan ini adalah ketika para pemimpin politik di seluruh Belitong membentuk suatu organisasi yang diberi nama GORIB (Gabungan Organisasi Rakyat Indonesia Belitung) atau yang lebih dikenal dengan nama PAMURI (Panitia Musyawarah Rakyat Indonesia). Perkumpulan ini mengadakan musyawarah di Simpang Tiga tahun 1947 dan membuahkan hasil yang positif bagi pergerakan politik selanjutnya, yaitu bersatunya seluruh potensi rakyat Belitong dalam perjuangan menentang penjajahan Belanda.
Sekilas info tentang Simpang Tiga. Jadi jika Anda hendak wisata ke Manggar atau Gantung dari Tanjungpandan melewati jalan tengah, yaitu jalan penghubung antar Kab. Belitung dan Kab. Belitung Timur. Dengan perjalan sekitar 35 km dari Tanjungpandan atau 40 km jika Anda dari Manggar. Maka Anda akan melihat tugu perjuangan kemerdekaan Simpang Tiga di sebelah kanan jalan jika Anda berangkat dari Tanjungpandan. Tugu itulah tanda bahwa di daerah tersebut pernah terjadi peristiwa penting dalam mempertahankan kemerdekaan RI di Belitong.

Sumber: Dokumentasi Ares Faujian, 2020
Setelah berakhirnya masa mempertahankan kemerdekaan. Pulau Belitung secara administratif termasuk dalam bagian kabupaten di bawah pemerintah Provinsi Sumatera Selatan. Pada tahun 2000, Pulau Bangka dan Belitung membentuk provinsi sendiri dengan nama Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dengan Ibukota yang berkedudukan di Pangkalpinang, Pulau Bangka. Kini Pulau Belitung terbagi menjadi dua kabupaten sejak wilayah Pulau Belitung bagian timur mengalami pemekaran dan menjadi Kabupaten Belitung Timur (Beltim) tahun 2003, dengan Bupati terpilih pertama (2005), yaitu Ahok atau Basuki Tjahaja Purnama.
Sebenarnya jika dijabarkan lebih lanjut, masih panjang dan banyak kisah historis dari Negeri Laskar Pelangi ini, yang tentunya sangat baik jika dibaca dalam wujud sebuah buku. Tulisan ini hanya sepenggal cerita-cerita singkat yang semoga bisa menjadi referensi atau bahan bacaan bagi para pemuda Belitong dan juga para pembaca.

Penulis: Ares Faujian
Bagian 1
https://belitungmuda.com/get-to-know-belitong-tentang-nama-part-1/
Bagian 2
https://belitungmuda.com/get-to-know-belitong-peta-geografis-part-2/
Bagian 4
https://belitungmuda.com/get-to-know-belitong-bahasa-dan-suku-bangsa-part-4/
Bagian 5
https://belitungmuda.com/get-to-know-belitong-flora-fauna-unik-part-5/
One Comment