Inovasi Literasi Antar Ares Terima Enam Penghargaan Literasi di Masa Pandemi
MANGGAR – Acara “Launching dan Bedah Buku Proyek Gerbang Menulis SMA Negeri 1 Manggar” di Mr. Jhon Café Manggar baru-baru ini menjadi sebuah histori apresiasi tak ternilai bagi Ares Faujian selaku guru SMA Negeri 1 Manggar.
Pada hari itu, Selasa (15/09/2020), Ares menerima banyak penghargaan literasi dari berbagai pihak karena karya, inovasi, dan kreativitasnya dalam memajukan dunia literasi di Belitung Timur. Setelah sebelumnya sekolah tempat ia mengabdi menerima penghargaan sebanyak 7 penghargaan pada event tersebut.
Pemberian penghargaan tertinggi didapatnya dari Bupati Belitung Timur dan Ketua DPRD Kabupaten Belitung Timur. Pada kesempatan tersebut Ares diberikan penghargaan sebagai Pelopor Literasi di Belitung Timur dari Bapak Bupati Belitung Timur, dan sebagai Guru Penggerak Literasi dari Ketua DPRD Kabupaten Belitung Timur.

Selain itu, Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan SMAN 1 Manggar ini juga mendapat apresiasi dari Dinas Perpustakaan Kabupaten Belitung Timur atas upaya peningkatan/ pengembangan/ percontohan budaya literasi di kalangan pelajar Kabupaten Belitung Timur.
Penghargaan selanjutnya yakni dari Dewan Pendidikan Kabupaten Belitung Timur sebagai Guru Pelopor Literasi, serta dari Dinas Pendidikan Kabupaten Belitung Timur yaitu penghargaan atas inovasi dan prestasi sebagai Guru Pegiat Literasi.
Tak hanya itu, penerbit Yayasan Sahabat Alam Rafflesia juga memberikan penghargaan kepada penulis yang pernah menempa ilmu literasi dari Badan Pengembangan Bahasa dan Perbukuan Kemdikbud RI sebagai fasilitator literasi baca-tulis regional Sumatra ini. Penghargaan sebagai Guru Penggerak Literasi Sekolah selama masa pandemi Covid-19 merupakan apresiasi inspirasi dari penerbit tersebut karena telah berhasil menerbitkan dua buku di masa pandemi.
Buku-buku tersebut yaitu, buku “Gerbang Menulis: Mosaik Opini, Tips, & Trik Menulis Artikel di Media Massa”, dan buku “Sosioliterasi (Bunga Rampai Pemuda di Media Massa)” yang merupakan inovasi literasi dalam bentuk kompilasi karya Ares dan anak didiknya yang pernah ia latih untuk menulis opini di media massa lalu dibukukan.
Penulis yang telah menulis 7 buku ini mengungkapkan syukur. Ares merasa pada malam itu, seperti mimpi. Apresiasi-apresiasi dari berbagai pihak ini adalah wujud kepedulian bahwa sebenarnya pemerintah setempat, legislatif, dan pihak-pihak yang peka literasi sangat tahu cara meningkatkan motivasi berliterasi
“Dengan adanya penghargaan seperti ini adalah wujud uluran tangan, uluran pikiran, dan uluran perasaan yang tahu akan pentingnya literasi untuk kemajuan bangsa Indonesia,” ujar Ares.
Selanjutnya Ares mengucapkan terima kasih sebanyaknya kepada pihak-pihak yang telah memberikan penghargaan kepada dirinya.
“Terima kasih atas penghargaan-penghargaan ini. Terima kasih kepada Bupati Belitung Timur, Ketua DPRD Kab. Belitung Timur, Kepala Dinas Perpustakaan Kab. Belitung Timur, Kepala Dinas Pendidikan Kab. Belitung Timur, Ketua Dewan Pendidikan Kab. Belitung Timur, dan Direktur Penerbit Yayasan Sahabat Alam Rafflesia. Terima kasih pula kepada Bapak Sabarudin yang telah menjadi ‘biang literasi’ dan salah satu inspirator serta motivator bagi saya. Tanpa penghargaan dan keberadaan kalian semua, saya bukan apa-apa. Terima kasih, terima kasih, terima kasih! Terima kasih jua tak lupa saya haturkan kepada kedua orang tua saya, istri saya, dan seutama-utamanya kepada Allah SWT yang telah mengizinkan semua ini,” tutur Ares.
Meski demikian, penghargaan demi peghargaan yang sudah ia terima tidak membuatnya jumawa. Sebaliknya, apresiasi dan penghargaan ini justru menjadi tanggungjawab untuk terus menggiatkan semangat dan aksi literasi.
“Untuk para pemuda dan guru, yuk kita menulis! Karena menulis adalah cara kita meninggalkan warisan literasi untuk kebaikan generasi, dan kebaikan peradaban di masa depan. Ingatlah, Tuhan memelukmu dengan berbagai kelebihan. Agar bermanfaat, jadikanlah kelebihan itu menjadi sebuah tulisan,” tutup Ares.
*Artikel ini diterbitkan di https://www.jabejabe.co/inovasi-literasi-antar-ares-terima-enam-penghargaan-literasi-di-masa-pandemi/