Izinkan Aku
Rintik hujan tidak dapat menyamarkan air mata yang tertahan dengan sekokohnya
Air mata yang tidak seharusnya keluar, hari ini jatuh dengan derasnya
Mengalir ia, laksana hujan dibawah sang mega
Hari ini mentari juga seolah lupa untuk bersinar,
Kemilau kuning jingga tak bisa berpapasan indah dengan dunia
Cahaya tertutup hitam pekat mendung di mega
Bukankah semua ini tak bisa dikatakan indah
Bertahun-tahun kupuja dia dengan sebegitunya
Bertahun-tahun aku sayangi dia dengan segala yang kupunya
Bertahun-tahun aku juga lupa bahwa engkau suatu saat akan memilih yang lainnya..
Sampai suara jangkrik dan kemilau lampu tak bisa terdengar setelah hujan,
Aku masih belum bisa menemukan engkau di sisi celahnya
Aku masih belum bisa berpuisi dengan cinta yang kau lihat besarnya
Aku masih saja dengan cinta yang menggebu-gebu adanya
Sedih memang jika cinta yang aku anggap besar saja, tapi tidak dengan pandangan matamu
Aku masih saja kurang dengan setiap gerak-gerikku.
Memang salahku yang tidak bisa memecah sembilu yang masih terkurung jauh di dasar jiwamu
Namun, walaupun aku belum bisa untuk menyeka air mataku,
aku juga belum bisa menahan air matamu,
tapi izinkan aku selalu untuk mencintaimu di setiap detik hidupku.
Izinkan aku tetap menata kata, walau kau tidak suka setiap rima di atas secarik kertas yang tak berdosa.
Puisi karya Hariyanto
(Pamulang, 17 Oktober 2017)