Kamu, Hujan dan Rindu
Karya: Pluvio
.
Baru aku sadari,
Aku mencintaimu sejak bulan hujan lalu
Iya.., di bulan hujan, “November Rain”
Semua jatuh begitu saja di bulan ini,
termasuk rasaku padamu..
.
Hujan selalu menjadi pembeda bagiku
Ia membuat naluri fiksiku merona
Membuat rasaku menjadi lebih sensitif,
terutama merasakan cintamu..
.
Sajak dan bait-bait puisi mengalir begitu saja kala rinai menyentuh bumi
Semua menetes, bahkan tumpah
Membasahiku
Merangkai histori asmara dalam hati
Membuatmu menjadi pemeran utama di sajak cinta ini
Terus mengalir dan tak terbendung
.
Sayang, tahukan kamu
Aku kangen kamu
Kangen kamu lagi
Kangen kamu terus
Sudah lama kita tak bertemu
.
Sayang, beberapa hari ini aku serasa mati suri
Karena tak bisa bertemu denganmu
Pandemi memaksaku menguji rindu
Jarak dan waktu menguji cintaku
.
Sayang, hujan jua tak turun beberapa hari ini
Sepi.., semakin sepi
Tanpa kamu, tanpa hujan, tanpa kita..
.
Naluri fiksiku pun seperti tetiba hilang lenyap
Namun, ini bukan artinya aku tak rindu
Akan tetapi aku kehabisan kata-kata tanpa hujan
Hujan membuat segalanya mudah
Mudah menuliskan hati dalam goresan
Ia memanjakan aku dan kamu dalam literasi cinta
.
Sayang, mohon maaf atas malam ini
Puisi ini seadanya
Namun, kau tak perlu khawatir
Aku masih tetap ada
Masih seperti hari-hari kemarin
Masih sayang kamu..
Masih rindu kamu..
.
I love you..
.
Belitong, 8 Februari 2021
.
Pic by IDN Times