Kebiasaan Berbicara Toxic, Memang Keren?
Oleh: Anggie Pratiwi
Siswa Kelas Sosioliterasi G4 SMAN 1 Manggar
Editor: Ares Faujian
Di lingkungan kita saat ini baik di rumah, sekolah, maupun di lingkungan masyarakat, sering kali kita menemukan orang-orang yang berbicara menggunakan kata-kata yang tidak senonoh (kasar), terutama oleh anak-anak remaja. Misalnya, menggunakan nama-nama hewan untuk meluapkan kekesalan dan percakapan sehari-hari, seperti anj*n*, ba*i, m*nye*, dsb. Selain itu menggunakan kata-kata kasar lainnya yang tidak mencerminkan sebagai orang yang bertata krama, seperti bang***, gil*, ta*k, go***k, **lol, dll.
Walaupun kita tahu bahwa berbicara kasar merupakan hal yang tidak baik. Tetapi kebanyakan orang sudah menganggap hal ini adalah hal yang normal terjadi. Bahkan kebanyakan masyarakat sekarang sudah biasa saja saat mendengar anak-anak remaja berbicara kasar dan membiarkan hal tersebut begitu saja. Hal ini menyebabkan berbicara kasar ini terus berlanjut dan menimbulkan kebiasaan yang tidak baik bagi anak-anak remaja sekarang.
Anak-anak remaja zaman sekarang biasanya menyebut berbicara kasar ini dengan berbicara toxic. Menurut Erlinda (2020) pada maxmanroe.com, kata toxic berasal dari dalam bahasa Inggris yang berarti sesuatu yang mengandung racun atau menjadi bahan beracun, terutama jika dapat menyebabkan penyakit serius bahkan kematian. Maka dari itu, dapat disimpulkan bahwa berbicara toxic ini merupakan suatu hal yang dapat memberikan dampak buruk bagi lingkungan sekitar.
Menurut penulis, ada beberapa faktor penyebab anak-anak berbicara kasar, yaitu karena adanya pengaruh dari lingkungan luar yang menyebabkan mereka terbiasa mendengar dan merasa bahwa hal tersebut adalah hal yang “keren”, sehingga mereka meniru hal ini. Pada era digital sekarang, kita juga tidak dapat membatasi anak-anak remaja dengan ini. Melalui gawai mereka, mereka dapat berkomunikasi dengan orang-orang yang berada dibeda daerah serta negara sekalipun, dan hal toxic pun mudah dipelajari melalui sosialisasi.
Kurangnya perhatian dari orang tua juga dapat menyebabkan hal ini terjadi. Anak-anak yang kurang perhatian biasanya akan berusaha untuk mendapatkan perhatian dari orang lain. Mereka akan melakukan kenakalan-kenakalan yang dianggap mereka dapat menarik perhatian orang lain. Salah satu kenakalan yang dapat mereka lakukan adalah seperti berbicara toxic.
Terkadang anak-anak remaja ini juga tidak tahu arti dari hal-hal yang mereka katakan ini, sehingga mereka tidak merasa bersalah ketika mengatakan hal-hal tersebut. Akibatnya, anak-anak ini akan menjadi terbiasa untuk mengucapkan kata-kata kasar dan lama-kelamaan mereka akan sulit untuk menghilangkan kebiasaan berbicara toxic ini.
Beberapa dampak jika kita terus melakukan kebiasaan berbicara toxic menurut Hamas Nurhan R. T. (2020) pada idntimes.com adalah: Pertama, dapat menyakiti perasaan orang lain karena perkataan toxic kita. Karena tidak semua orang terbiasa mendengar perkataan-perkataan toxic. Walaupun hal ini sudah menjadi suatu perkataan yang sering kita dengar, tetapi tidak sedikit juga orang yang masih tidak biasa mendengar perkataan tersebut dapat sakit hati.
Kedua, dapat menyebabkan kita tidak dihargai oleh orang lain. Jika orang sudah sakit hati kepada kita, maka mereka akan tidak suka kepada kita dan otomatis rasa hormat mereka kepada kita akan berkurang. Berkurangnya rasa hormat mereka kepada kita dapat membuat mereka kurang menghargai atau bahkan tidak menghargai kita.
Ketiga, akan dijauhi oleh orang-orang sekitar. Jika orang-orang sudah tidak menyukai kita, mereka pasti akan menjauhi kita dan tidak mau bergaul dengan kita. Hal ini tentunya sangat merugikan kita karena bisa saja suatu hari nanti kita membutuhkan mereka.
Keempat, mengurangi kedewasaan dalam berpikir. Berpikir sebelum berbicara merupakan salah satu bentuk kedewasaan kita. Saat kita berbicara toxic dan membuat orang lain sakit hati dan tidak menyukai kita, tentu saja hal itu sudah mengurangi sikap kedewasaan kita.
Kelima, dapat menjadi dampak buruk bagi orang sekitar. Jika berbicara toxic sudah menjadi kebiasaan dalam kegiatan sehari-hari, maka hal ini juga akan menjadi dampak buruk bagi orang di sekitar kita. Selain orang lain yang bisa menjadi penyebab kita berbicara toxic, kita juga bisa menjadi penyebab orang lain berbicara toxic. Oleh karena itu, jika kita tidak ingin menjadi penyebab seseorang melakukan sesuatu yang tidak baik ini, maka kita juga harus mengurangi dan memberhentikan kebiasaan ini.
Ada beberapa hal yang bisa kita lakukan untuk mengurangi kebiasaan berbicara toxic ini. Pertama adalah kita tentunya harus memiliki niat untuk mengurangi dan berhenti berbicara toxic. Selanjutnya, kita harus sadar dan mengetahui hal apa yang memicu kita untuk berbicara toxic. Lalu, kita juga harus mengurangi kegiatan bersosialisasi dengan orang-orang yang biasa berbicara toxic.
Seperti yang telah kita ketahui, salah satu penyebab kita berbicara kasar adalah karena adanya pengaruh dari lingkungan sekitar kita. Jadi dengan mengurangi intensitas interaksinya terhadap lingkungan yang toxic, kita jadi bisa lebih menahan diri untuk berbicara toxic, karena tidak ada orang-orang sekitar yang memicu hal tersebut untuk terjadi.
Selanjutnya, kita juga dapat meminta bantuan dari orang-orang terdekat kita, seperti orang tua dan saudara. Mintalah mereka untuk mengingatkan kita untuk tidak berbicara toxic dan menegur kita apabila kita berbicara toxic. Selain itu, kita juga bisa membuat berbagai hukuman ringan untuk diri kita sendiri, seperti tidak boleh bermain gim atau makan snack kesukaan jika kita berbicara toxic. Dengan demikian, perlahan kita bisa menahan diri kita sendiri dan mulai mengurangi dan berhenti dari kebiasaan berbicara toxic ini.
Jika kita sudah mulai bisa berhenti dari kebiasaan berbicara toxic ini, kita dapat memberikan hadiah sebagai apresiasi kita kepada diri kita sendiri. Seperti melakukan kegiatan yang kita sukai atau membeli barang yang kita inginkan.
Dari tulisan ini, harapan penulis adalah agar anak-anak remaja dapat mengurangi dan berhenti dari kebiasaan berbicara toxic ini. Dengan mengurangi dan berhenti dari kebiasaan yang tidak baik ini akan menciptakan lingkungan yang lebih baik lagi, terutama untuk anak-anak kecil yang akan menjadi generasi penerus kita.
Jangan katakan bahwa hal ini adalah hal yang sulit untuk dilakukan. Karena jika kita memiliki niat, setiap hal pun pasti kita bisa melakukannya.
KKERENNN DEH ? By Shella