Kekuatan Nilai dan Peran Guru Penggerak untuk Revolusi Sekolah
Oleh: Ares Faujian
Ketua MGMP Sosiologi Kab. Belitung Timur
Peserta Pendidikan Guru Penggerak Ak. 7 Kab. Belitung Timur
Sekolah adalah institusi yang memainkan peran kunci dalam pendidikan dan perkembangan individu. Namun, dengan perubahan zaman dan tuntutan global yang terus berkembang, kita perlu menghadapi tantangan baru dalam sistem pendidikan. Untuk mengatasi hal ini, diperlukan revolusi sekolah yang bertujuan untuk mengubah cara kita mendidik dan mempersiapkan generasi mendatang.
Guru Penggerak, sesuai dengan filosofi Ki Hadjar Dewantara, adalah guru yang dibekali dengan fondasi memimpin perubahan sekolah dan berperan aktif dalam memberdayakan murid agar dapat mencapai potensinya secara optimal. Guru Penggerak berusaha untuk mendorong dan memotivasi murid agar lebih bersemangat dalam belajar dan berkembang. Hal ini sangat relevan dengan konsep pendidikan yang menekankan keutuhan dan harmonisasi antara jiwa, raga, dan pikiran. Untuk menjadi bagian progres dari suatu revolusi sekolah, diperlukan figur Guru Penggerak melalui nilai dan perannya bagi komunitas sekolah.
Nilai-Nilai Guru Penggerak
Nilai-nilai yang dipegang oleh seorang guru memainkan peran penting dalam membentuk karakter siswa. Kekuatan nilai-nilai tersebut membantu siswa memahami pentingnya etika, integritas, kerja sama, dan tanggung jawab. Seorang guru yang menganut nilai-nilai positif akan menjadi teladan bagi siswa-siswinya dan mampu membimbing mereka dalam mengembangkan sikap yang baik. Guru yang menekankan nilai-nilai seperti berpihak pada murid, mandiri, reflektif, kolaboratif, dan inovatif akan memiliki kebermanfaatan yang besar bagi revolusi sekolah dan proses pembelajaran secara keseluruhan.
- Berpihak pada murid
Guru Penggerak yang berpihak pada murid adalah guru yang memprioritaskan kepentingan dan kebutuhan peserta didik. Guru yang berpihak pada murid akan mengidentifikasi potensi dan keunikan setiap individu, memperhatikan gaya belajar mereka, dan menciptakan lingkungan yang aman dan inklusif. Dalam filosofi pendidikan Ki Hadjar Dewantara, prinsip ini tercermin dalam “Tut Wuri Handayani” yang mengajarkan agar guru selalu mengarahkan murid dengan penuh kasih sayang dan kebijaksanaan. Dengan berpihak pada murid, guru mampu membantu murid merasa nyaman, termotivasi, dan mampu mencapai potensi maksimalnya.
- Mandiri
Guru Penggerak yang mandiri adalah guru yang mampu mengembangkan diri dan meningkatkan kompetensinya secara terus-menerus. Mereka memiliki motivasi intrinsik yang kuat untuk belajar dan berinovasi. Dalam pendekatan Ki Hadjar Dewantara, guru yang mandiri tercermin dalam prinsip “Ing Ngarso Sung Tuladha, Ing Madya Mangun Karso, Tut Wuri Handayani.” Guru dituntut untuk menjadi teladan bagi peserta didik dengan menguasai materi, memiliki sikap yang baik, dan senantiasa meningkatkan kompetensi profesionalnya. Mereka selalu mencari kesempatan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan mereka, serta mengikuti perkembangan terkini dalam dunia pendidikan. Guru yang mandiri akan menjadi model yang baik bagi murid, mengajarkan pentingnya pengembangan diri. Guru yang mandiri juga mampu menghadapi tantangan dan perubahan dengan baik, sehingga mampu menginspirasi murid untuk menjadi pribadi yang mandiri dan berdaya.
- Reflektif
Guru yang reflektif adalah guru yang mampu melihat kembali praktik mengajarnya, mengevaluasi keberhasilan dan kegagalan, serta melakukan perbaikan yang diperlukan. Mereka mengambil waktu untuk merefleksikan hasil pembelajaran, mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan, dan mengadaptasi pendekatan mereka sesuai dengan kebutuhan peserta didik. Dalam filosofi Ki Hadjar Dewantara, pentingnya refleksi tercermin dalam prinsip “Miwiti Saka Lebur Dening Pangastuti, Mesthi Kawruh, Kasampurnan Kangsane“. Proses ini akan menciptakan lingkungan belajar yang dinamis dan terus-menerus beradaptasi.
- Kolaboratif
Guru Penggerak yang kolaboratif adalah guru yang aktif bekerja sama dengan sesama guru, staf sekolah, orang tua, dan masyarakat dalam memajukan pendidikan. Mereka mengakui pentingnya kerjasama dan saling mendukung dalam mencapai tujuan bersama. Prinsip kolaborasi dalam filosofi pendidikan Ki Hadjar Dewantara tercermin dalam “Manunggaling Kawula Gusti“. Guru diharapkan dapat bekerja sama dengan semua pihak yang terlibat dalam pendidikan demi kemajuan yang holistik. Kolaborasi membantu murid mengembangkan keterampilan sosial, kemampuan komunikasi, dan pemahaman yang mendalam tentang materi pelajaran. Dalam kolaborasi, murid belajar untuk menghargai perbedaan, bekerja bersama untuk mencapai tujuan bersama, dan saling mendukung dalam proses pembelajaran. Dalam filosofi Ki Hadjar Dewantara, kerjasama dan gotong royong merupakan nilai-nilai yang sangat dihargai.
- Inovatif
Guru Penggerak yang inovatif adalah guru yang kreatif dalam merancang pembelajaran yang menarik dan relevan bagi peserta didik. Mereka menggunakan berbagai metode dan teknologi pendidikan terbaru untuk memfasilitasi proses pembelajaran yang menarik dan interaktif. Guru yang inovatif mampu mengatasi tantangan pendidikan yang berubah dengan cepat dan mempersiapkan murid untuk menghadapi modernisasi dan globalisasi. Dalam pandangan Ki Hadjar Dewantara, nilai inovasi tercermin dalam prinsip “Manunggaling Kawula-Gusti, Kawruh Wiranata.” Guru diharapkan mampu menciptakan lingkungan belajar yang inspiratif dan menghadirkan metode pembelajaran yang menarik bagi peserta didik. Dengan mendorong inovasi, Guru Penggerak dapat menginspirasi murid untuk berpikir di luar batas-batas, mengembangkan keterampilan berpikir kritis, dan menghadapi tantangan yang kompleks. Dalam filosofi Ki Hadjar Dewantara, inovasi merupakan langkah penting dalam menjawab tantangan zaman.
Peran Guru Penggerak
Peran guru sebagai penggerak sangat penting dalam menciptakan revolusi sekolah. Guru bukan hanya bertugas memberikan pengetahuan kepada siswa, tetapi juga mempersiapkan mereka untuk menghadapi tantangan masa depan. Dalam era yang terus berubah dengan cepat, guru harus mampu melampaui metode pengajaran tradisional dan menghadirkan inovasi yang relevan dengan kebutuhan siswa. Mereka harus mengadopsi pendekatan yang lebih interaktif, memanfaatkan teknologi, dan membangun suasana belajar yang inspiratif.
Dalam filosofi pendidikan Ki Hadjar Dewantara, Guru Penggerak memiliki peran esensial dalam memajukan pendidikan. Guru Penggerak bukan hanya sebagai pengajar, tetapi juga sebagai pemimpin pembelajaran, coach bagi guru lain, pendorong kolaborasi, penggerak kepemimpinan murid, dan penggerak komunitas praktisi.
- Menjadi pemimpin pembelajaran
Guru Penggerak dalam filosofi Ki Hadjar Dewantara diharapkan dapat menjadi pemimpin dalam proses pembelajaran. Mereka harus menguasai materi pembelajaran, memahami beragam metode mengajar, dan mengintegrasikan nilai-nilai luhur bangsa dalam setiap kegiatan belajar mengajar. Sebagai pemimpin pembelajaran, Guru Penggerak mampu memberikan inspirasi bagi para siswa untuk aktif berpartisipasi dalam proses pembelajaran. Mereka juga mendorong kreativitas dan inovasi dalam penggunaan teknologi dan sumber daya pembelajaran lainnya.
- Menjadi coach bagi guru lain
Seiring dengan perubahan zaman, tantangan dalam dunia pendidikan semakin kompleks. Guru Penggerak diharapkan dapat berperan sebagai coach bagi guru-guru lain di sekolahnya. Melalui peran ini, mereka dapat memberikan pembinaan, arahan, serta pelatihan yang dibutuhkan untuk meningkatkan kompetensi dan profesionalisme guru-guru. Dengan menjadi coach, Guru Penggerak memastikan bahwa guru-guru di sekolahnya terus mengembangkan diri, meningkatkan kualitas pengajaran, dan beradaptasi dengan perkembangan terkini dalam dunia pendidikan.
- Mendorong kolaborasi
Kolaborasi merupakan elemen penting dalam filosofi Ki Hadjar Dewantara. Guru Penggerak diharapkan mampu mendorong terbentuknya kolaborasi di antara sesama guru, siswa, orang tua, dan pihak-pihak terkait lainnya. Kolaborasi yang baik akan menciptakan lingkungan belajar yang inklusif, di mana setiap individu dapat berkontribusi dengan kemampuan dan keunikan masing-masing. Kolaborasi juga dapat mengatasi tantangan pendidikan yang kompleks melalui berbagi pengetahuan, pengalaman, dan sumber daya.
- Mewujudkan kepemimpinan murid
Pendekatan Ki Hadjar Dewantara mengajarkan bahwa setiap individu memiliki potensi yang unik dan layak untuk dikembangkan. Guru Penggerak diharapkan mampu mewujudkan kepemimpinan murid melalui pengembangan karakter, kepercayaan diri, dan keterampilan kepemimpinan. Mereka memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengambil peran aktif dalam kegiatan sekolah, seperti menjadi pengurus OSIS, mentor bagi teman sebaya, atau pemimpin dalam proyek-proyek pembelajaran. Dengan demikian, Guru Penggerak memberdayakan siswa sebagai pemimpin masa depan yang bertanggung jawab dan berkomitmen terhadap masyarakat.
- Menggerakkan komunitas praktisi
Guru Penggerak juga diharapkan mampu menggerakkan komunitas praktisi di bidang pendidikan ataupun bidang lainnya. Mereka berbagi pengetahuan, pengalaman, dan inovasi dengan sesama guru dan pihak terkait lainnya melalui pertemuan, seminar, atau lokakarya. Dengan menggerakkan komunitas praktisi, Guru Penggerak dapat memperluas wawasan dan meningkatkan praktik pembelajaran secara kolektif. Komunitas praktisi yang aktif dan berkelanjutan akan berkontribusi pada peningkatan kualitas pendidikan di sekolah dan tingkat yang lebih luas.
Dalam sumbangsihnya bagi sekolah, Guru Penggerak menghidupkan filosofi pendidikan Ki Hadjar Dewantara. Mereka menjadikan pendidikan sebagai tonggak kemajuan bangsa, memajukan potensi siswa, dan mendorong keberdayaan komunitas pendidikan, serta merevolusi sekolah. Dengan nilai dan peran mereka yang beragam dan berdampak luas, Guru Penggerak menjadi pilar utama dalam mewujudkan visi pendidikan yang berpihak pada murid, inovatif, dan berdaya saing. Semoga nilai dan peran Guru Penggerak ini bisa menjadi bagian dari diri kita agar bisa menjadi guru yang ditunggu dan dirindukan di sekolah.
Referensi:
Modul 1.2 Pendidikan Guru Penggerak tentang Nilai dan Peran Guru Penggerak
Ki Hadjar Dewantara. (2002). Pendidikan Kewarganegaraan. Yogyakarta: Yayasan Kanisius.
Ki Hadjar Dewantara. (2008). Panglipur. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Ki Hadjar Dewantara. (2002). Pendidikan. Jakarta: Yayasan Adikarya Ikapi.