Kemana Negeriku Yang Dulu?
Negeriku yang dulu…
Berbalut dengan kebahagian
Hak-hak rakyat yang utamakan
Penuh rasa keadilan
.
Negeriku yang dulu…
Tentram dengan keberagaman
Bersama-sama menguatkan toleransi dalam kebhinekaan
Semangat persatuan yang membara di pemudanya
Membuat tanah airku menjadi kokoh
.
Tapi mengapa ya Tuhan…
Yang katanya pemimpin bangsa
Yang begitu terhormat
Dengan mengaku sebagai wakil rakyat
.
Mengapa…
Suara kami dibisukan
Hak-hak kami dimusnakan
Mata Anda bagai dibutakan
Telinga Anda ditulikan
Perbedaan membuat persengketaan
Toleransi yang mulai menghilang
.
Pemuda yang dulu mengucap sumpah
Mengikrarkan semangat Pancasila
Kini berbalik menjadi manusia penjilat ludah
Yang tak lebih dari manusia hina
.
Oh negriku
Di mana tanah airku yang damai dulu
Yang begitu tentram?
Apakah kini terpuruk mejadi impian yang suram?
.
Bertanah air yang satu namun sembilu menjadi pilu
Berbangsa satu namun masih mudah diadu
Berbahasa satu namun malu mengaku bahasa ibu
.
Di mana gerangan Indonesiaku kini
Rakyat yang dulu berkuasa sepenuh hati
Membawa kemerdekaan melindungi Ibu Pertiwi
Kini hanya kau lihat seujung jari
Lalu kau injak harga diri ini sampai mati
Naluri hilang kembali
Dunia tak lagi peduli
Tak ada yang mendengar jeritan kami
Orang mulai berpaling dari dekapan
Demi mementingkan diri semata
.
Bahkan darah mengucur di jalan
Nyawa terkoyak habis membela keadilan
Semangat perjuangan yang mulai memudar
Tapi tak pernah diamalkan sebagai persatuan
Oh negriku, akankah engkau mau lagi terjerumus ke dalam lubang yang dalam?
.
Puisi karya Yurico
(Manggar, 4 Oktober 2020)
Pic by sijarangpulang.wordpress.com