Kisah Akhir Cerita
Awal perjumpaan kita diikuti pula dengan rasa cemas, khawatir, dan takut
Kita memakai seragam abu-abu belum pada waktunya
Lembaran cerita kita telah dibuka dengan derasnya guyuran hujan
Bukan hanya 24 jam saja, melainkan lebih dari 72 jam lamanya
Hingga akhirnya kita berjumpa
Dengan senyum dan sapa ramahnya
Diberikan jabatan tangan atas ucapan selamat datang
Serta diberikan pelukan hangat oleh wajah baru
Berkumpul di tengah lapangan dengan tiang bendera di hadapan mata
Itulah hari di mana semuanya dimulai
Riuhnya rasa penasaran atas kelas apa yang akan di singgahi
Serta seperti apa rupa kawan baru yang akan bersama sampai 3 tahun lamanya
Pada lembaran awal kisah cerita, aku dan kamu serta mereka tidak saling mengenal
Memperkenalkan dan diperkenalkan, kita pada hari itu
Canggung amat terasa pada mulanya
Seiring waktu berjalan, semuanya terasa berarti bukan
Ini bukan hanya kisah cinta anak remaja saja
Namun ada tangis dan tawa yang pernah kita lewati bersama
Perbedaan pendapat, rasa saing antar sesama, bahkan asmara satu kelas
Tak terasa bukan, sudah banyak emosi yang kita rasakan
Dipandang kelas paling akhir dan susah diatur, terkadang memang menjengkelkan
Tapi mau bagimana lagi, bukankah kita bisa menghalangi pendapat mereka?
Bagi mereka, kita memang hanya segelintir manusia tak terlihat
Tapi bagi kita, kita adalah kita dengan segala ketidakwarasannya
Seorang teman pernah berkritik
Katanya, kelas kita tidak bersosialisasi dengan mereka
Tapi ku rasa, mereka saja yang belum bisa merasakan kehangatan ini
Karena mereka bukanlah kita, dan kita bukanlah mereka
Tiga tahun lamanya bukanlah waktu yang singkat dalam sebuah kebersamaan
Pernah menangis akibat lelahnya berpikir
Menertawakan hal yang sebenarnya tidak ada jenakanya sama sekali
Beramai-ramai datang ke ruang guru hanya karena kesalahan satu teman
Ya, itulah kita dengan apa adanya
Kuharap, kalian tidak pernah malu berada di kelas paling akhir ini
Jangan pernah lagi berpikiran bahwa kita tidak penting
Sebuah cerita novel pun tak akan ada gregetnya apabila ending-nya tergantung
Karena pada dasarnya, ada awalan pasti ada akhiran
Kini, kita tak saling tatap
Tak ada lagi suara dentuman musik di setiap jamkos
Tak terdengar lagi petikan gitar dengan nyanyian bersama
Serta, tak ada lagi kita yang duduk bergerombol menonton dalam satu laptop milik kawan
Semua yang sudah kita rancang dengan apik, harus tertampik dari kisah akhir kita
Baju yang sudah dipersiapkan, harus tergantung indah di lemari dan tak terpakai
Kita berpisah tanpa adanya ucapan selamat tinggal dan sampai jumpa
Kita berpisah tanpa rasa hangat terasa seperti awal mula kisah ini dimulai
Jangan bersedih, setidaknya album tiga tahun bersama ini sudah terisi dengan indah
Karena angkatan kita, adalah angkatan tertragis dan termanis
Semoga kita bertemu dengan kisah sukses masing-masing nantinya
Percayalah, aku adalah orang yang paling menantikan datangnya hari itu
Puisi karya Mega Andani (Manggar, 19 April 2020)