Lembayung Suram
Lembayung tumbuh di atas kesuramanku
Langit diam membisu menjadi saksi antara dua nafas
Awan bergerak mengikuti arah angin tanpa ada sedikit suara
Angin berhembus seperti nafas yang ingin membawa rasa
Tidakkah kalian menyaksikan keadaan di mana dua rasa bertemu
Dan tidakkah kalian menyaksikan dua rasa yang bertarikan untuk saling lepas
Setiap detik berharga telah kita ukir menjadi kenangan
Setiap detak jantungku telah menyatu dengan nafasmu
Namun mengapa alam merebut paksa kau dari nafasku
Kau pernah menjadi kakiku agar aku bisa melangkah
Namun kau juga menjadi duri untuk langkahku yang telah kau usahakan
Jika aku mampu merapikan sebuah kertas yang telah usang
Aku pastilah mampu merapikan keadaan antara dua nafasku
Antara aku dan dirimu :”)
Puisi karya Surya Ningsih
(Manggar, 19 Agustus 2020)