Literasi Digital, PUSPEKA, dan Muara Penguatan Pendidikan Karakter
Oleh: Anas Irgi Maulana*
Editor: Ares Faujian
Pesatnya perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dengan segala dampaknya merupakan realita yang sulit dihindari saat ini. Di era revolusi 4.0 ini, apapun yang berhubungan dengan digital merupakan hal lumrah untuk ditemui. Namun seiring majunya teknologi, literasi tentang kecakapan dalam bermedia digital yang dikenal dengan ‘literasi digital’ ialah hal penting yang harus dikuasai dan dipahami dalam membersamai berkembangnya TIK. Lalu, apa sih literasi digital itu?
Mengutip dari buku Peran Literasi Digital di Masa Pandemi (2021) karya Devri Suherdi, literasi digital merupakan pengetahuan serta kecakapan pengguna dalam memanfaatkan media digital, seperti alat komunikasi, jaringan internet dan lain sebagainya. Literasi digital sendiri merupakan salah satu jenis literasi dasar yang perlu untuk dikuasai baik oleh semua kalangan. Kecakapan pengguna dalam literasi digital yang dimaksud merupakan kemampuan untuk menemukan, mengevaluasi, menggunakan, membuat serta memanfaatkan teknologi digital secara bijak, cerdas dan sesuai kegunaannya.
Dalam upaya menumbuhkan karakter terhadap siswa dalam satuan pendidikan melalui pendidikan karakter di sekolah merupakan sebuah tanggung jawab yang harus disadari. Penerapan pendidikan karakter di sekolah dilakukan dengan banyak cara yang berbeda sesuai dengan kebutuhan. Salah satunya dengan cara memahami dan mengerti akan pentingnya penguasaan kompetensi literasi digital.
Literasi digital merupakan kompentensi yang harus dimiliki oleh setiap orang dalam bermedia digital. Dalam ranah pendidikan, kompetensi tersebut dapat dicapai melalui program Pusat Penguatan karakter (PUSPEKA) sebagai program prioritas Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud). PUSPEKA hadir dalam rangka mempersiapkan Generasi Muda Indonesia dalam menghadapi segala tantangan di era revolusi industri 4.0 melalui restorasi pendidikan karakter di sekolah, lingkungan keluarga maupun masyarakat. Salah satu bentuk implementasi Pusat Penguatan Karakter adalah literasi digital. Berdasarkan tujuan dari PUSPEKA sendiri untuk menghadapi tantangan saat ini sangat diperlukan generasi yang cakap akan literasi digital.
Dengan tujuan membangun sumber daya manusia yang berkarakter, maka sekolah memiliki tanggung jawab akan hal itu dan bisa berkolaborasi dengan PUSPEKA melalui ragam kegiatan yang dilakukan secara daring dari program PUSPEKA itu sendiri. Misalnya aktif dalam webinarnya, memanfaatkan konten sebagai media belajar yang ada di Instagram (@cerdasberkarakter.kemdikbudri) dan Youtube PUSPEKA (Cerdas Berkarakter Kemdikbud RI), hingga terlibat dalam penggunaan portal praktik baik PUSPEKA (https://cerdasberkarakter.kemdikbud.go.id/sahabatkarakter/home). Tentunya peran guru sangat penting dalam sosialisasi perihal ini agar peserta didik bisa ikut aktif dalam berliterasi digital dalam mendukung program Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) di Indonesia.
Sekolah dan pendidikan karakter akan terhubung dalam wujud rumusan visi dan misi serta program dengan berkolaborasi dengan PUSPEKA. Sekolah akan menyatukan guru dan para siswa dalam sebuah ruang progres lingkup pendidikan. Di mana, guru sebagai ujung tombak dari kemajuan bangsa memiliki peranan esensial dalam membangun karakter para peserta didiknya. Penguatan karakter melalui literasi digital harus diselenggarakan dengan cermat dan terorganisir oleh satuan pendidikan.
Dalam konteks literasi, kedudukan literasi dasar yang satu mempunyai kedudukan yang sama dengan literasi dasar lainnya. Keenam jenis literasi dasar, yakni literasi baca-tulis, literasi sains, literasi numerik, literasi finansial, literasi budaya dan kewargaan, serta literasi digital dikembangkan dalam upaya mengantarkan pemuda Indonesia mempunyai keterampilan abad 21 menjadi manusia yang memiliki kemampuan bernalar kritis (critical thinking), kreatif (creativity), komunikatif (communication), dan kolaboratif (collaboration).
Literasi digital dalam rangka penguatan karakter adalah sebuah cara memanfaatkan teknologi sebagai akses yang berdampak pada proses perkembangan seseorang. Penerapan literasi digital sebagai alat penguatan karakter dapat memperhatikan beberapa cara yaitu, penguatan pemahaman nilai karakter dan implementasi literasi digital berbasis pendidikan karakter dalam satuan pendidikan. Pembiasaan dalam setiap hal positif merupakan salah satu faktor berpengaruh dalam perkembangan karakter siswa. Melalui program PUSPEKA dan Gerakan Literasi Sekolah (GLS) yang dilaksanakan secara terprogram, akan menumbuhkan korelasi yang positif antara literasi digital dan pendidikan karakter.
Dalam menumbuhkan semangat literasi guna penguatan karakter tidak bisa menggunakan konsep pendidikan kolonial. Maka dari itu, harus menyesuaikan dengan realita yang ada saat ini, yakni menggunakan konsep pendidikan abad 21 yang telah diadaptasi oleh Kemdikbud untuk dapat mengembangkan kurikulum dari SD – SMP – SMA. Konsep pendidikan abad 21 telah disesuaikan dengan keadaan saat ini untuk mengembangkan pendidikan menuju Indonesia emas 2045.
Dalam konteks literasi digital, ada beberapa keterampilan yang harus dikuasai oleh generasi muda Indonesia, yaitu membaca, menyimak, dan menulis apapun itu yang dilakukan dengan menggunakan media digital, seperti komputer, internet, dan gawai. Generasi muda diajarkan mengindetifikasi berita yang tersebar di internet, membedakan berita yang benar dan berita tidak benar (hoaks), serta menggunakan media digital sebagai sarana penunjang pendidikan.
Pembelajaran menggunakan media digital ini melibatkan pembelajaran nilai-nilai universal yang harus ditaati setiap pengguna (user), seperti kebebasan berekspresi, keragaman budaya, hak intelektual dan sebagainya. Hal-hal yang telah disebutkan sebelumnya tidak hanya semata-mata wacana yang hanya tertulis, namun mengandung makna bahwa literasi digital sebagai alat penguatan karakter pemuda masa depan benar adanya. Sesuai keterampilan yang tertulis sebelumnya, bahwa literasi digital dapat menumbuhkan ketelitian seseorang, menambah wawasan, membuat seseorang berpikir kritis, meningkatkan kemampuan verbal dan meningkatkan daya fokus seseorang, di mana ini semua berguna dalam penguatan karakter pemuda masa depan.
Berdasarkan realita saat ini, dapat disimpulkan bahwa dalam menghadapi revolusi industri 4.0 sudah seharusnya setiap satuan pendidikan menerapkan pembiasaan literasi digital guna membangun karakter generasi muda yang memiliki pemahaman tentang media digital. Yang mana, literasi digital merupakan kemampuan berpikir tingkat tinggi, sebagai pendukung kesuksesan dalam dunia akademik, pribadi yang profesional.
Melalui kompetensi literasi digital, nantinya akan tercipta tatanan kehidupan dengan pola pikir kritis dan kreatif. Program-program yang tersedia di sekolah ataupun berkolaborasi dengan PUSPEKA misalnya, bertujuan mengasah literasi digital sebagai alat penguatan karakter harus dicoba dan terus dilanjutkan serta ditingkatkan guna menciptakan pemuda masa depan yang berorientasi pada peningkatan SDM melalui kompetensi TIK (digital). Pemuda Indonesia berkarakter dan cakap bermedia digital merupakan harapan positif untuk Indonesia maju.
*Penulis adalah siswa Kelas Sosioliterasi SMA Negeri 1 Manggar
Pic by PUSPEKA Kemdikbud-Ristek RI