+62 857 4037 0566
Logo
Menu
  • Home
  • Tentang Kami
  • Berita & Kegiatan
  • Non Fiksi (Artikel Ilmiah, Opini, dll.)
  • Fiksi (Cerpen, Puisi, dll.)
  • Dokumentasi
  • Download
  • Hubungi Kami

Latest Blog

  • Fiksi (Cerpen, Puisi, dll.)
  • 195
  • Susi Fitriyanti
  • 0 Comments

Luka

Oleh: Susi Fitriyanti

Siswa SMKN 1 Manggar

Editor: Ares Faujian

Jika pertemuan adalah sebuah tragedi, maka tidak ada yang perlu disesali, sama seperti ketika aku bertemu ayahku. Dia pergi dengan tidak setitik kata pun. Lalu aku menjadikan diriku dewasa.

Sejuta pengetahuan, ibuku sempurna dalam berperan. Kamu itu ibarat surat usang yang menyampaikan pesan dari Tuhan, agar aku tetap bertahan di setiap keadaan dan kamu hanya menyampaikan tanpa bisa aku rasakan.

Di kisahku, aku sempat berpikir bahwa adanya keluarga harmonis, cemara, rukun, ternyata sangat berarti. Di dalam kehidupanku, ayah bukan tokoh utama. Skenario Tuhan memang tidak bisa ditebak sembarangan. Contohnya seperti sekarang. Tuhan memberikan jalan agar kita kuat tanpa ayah. Lalu saling menguatkan lebih dalam, tapi tidak bisa dipersatukan.

Diangkat dari kisahku yang sekarang, merangkul diri sendiri dan diperkuatkan oleh ibu. Orang lain hanya melihat kita bahagia, tapi nyatanya tidak. Saat ini aku hanya bermimpi membahagiakan ibu, karena ayahku sudah meninggalkan kami bersama istri barunya.

Sering kali kita mau jadi sesuatu yang orang lain tahu itu kita tapi nyatanya, kita belum jadi apa-apa. Banyak angan yang hanya disimpan di kepala, jadi mau sampai kapan? Menyelami dunia yang tidak nyata?

Saya tahu itu menyenangkan, tapi juga memberi luka tak kasat mata. Jangan memberi tekanan batin dengan sengaja, karena kalau sudah masuk suasana akan terasa seperti di penjara! Rasanya seperti menyusuri lorong gelap tanpa lentera dan tak ada yang menyapa.

Dari keadaan itu saja, harusnya kita bisa menangkap intinya bahwa hal baik yang kita punya harusnya bersuara. Bahwa sekecil apapun  harapan akan tetap jadi doa yang akan diaminkan oleh semesta.

Kita belajar untuk membuka mata dan telinga memandang buana dengan pandangan yang berbeda. Sejak bab pertama di buka itu artinya kita siap menulis cerita, menulis cerita sebagai tokoh utama yang semoga kisahnya melegenda.

  • Facebook
  • Twitter
  • Google Plus
  • Pinterest
  • Linkedin

Write a comment Cancel reply

Recent Posts

  • Jauh Dari Kampung Halaman, IKPB Cabang Yogyakarta Semarakkan Agustusan di Tanah Rantau
  • Resesi dan Cara Jitu Masyarakat Kelas Menengah dalam Menghadapinya
  • Ibu, Terima Kasih!
  • Sepeda Baru
  • Sekolah Impian

Archives

  • August 2023
  • July 2023
  • June 2023
  • May 2023
  • April 2023
  • March 2023
  • February 2023
  • January 2023
  • December 2022
  • November 2022
  • October 2022
  • September 2022
  • June 2022
  • May 2022
  • April 2022
  • March 2022
  • February 2022
  • December 2021
  • November 2021
  • October 2021
  • August 2021
  • June 2021
  • May 2021
  • April 2021
  • March 2021
  • February 2021
  • January 2021
  • December 2020
  • November 2020
  • October 2020
  • September 2020
  • August 2020
  • July 2020
  • June 2020
  • May 2020
  • April 2020
  • March 2020
  • February 2020
  • January 2020
  • December 2019
  • November 2019
  • October 2019
  • September 2019
  • August 2019
  • July 2019
  • June 2019
  • May 2019

Categories

  • Beasiswa (2)
  • Fiksi (Cerpen, Puisi, dll.) (199)
  • Kegiatan KMB (17)
  • Non Fiksi (Artikel Ilmiah, Opini, dll.) (209)
  • Prestasi (5)
  • Project KMB (10)
  • Redaksi (20)
  • Tokoh Pemuda (8)
© 2021 Karya Muda Belitung.