+62 857 4037 0566
Logo
Menu
  • Home
  • Tentang Kami
  • Berita & Kegiatan
  • Non Fiksi (Artikel Ilmiah, Opini, dll.)
  • Fiksi (Cerpen, Puisi, dll.)
  • Dokumentasi
  • Download
  • Hubungi Kami

Latest Blog

  • Non Fiksi (Artikel Ilmiah, Opini, dll.)
  • 215
  • Mangifera Indica J.
  • 1 Comments

Membangun Paradigma Baru Terhadap Makna Guru

Oleh: Mangifera Indica J.

Mahasiswa Pendidikan Profesi Guru Universitas Negeri Padang

Editor: Ares Faujian

Membangun paradigma baru terhadap makna guru pada saat ini, artinya kita berbicara tentang revitalisasi peranan guru. Merubah sudut pandang tentang bagaimana pendidikan yang seharusnya dilakukan pada era saat ini, mengaplikasikan segala konsep-konsep dari filosofi pendidikan, dengan tujuan menciptakan pendidikan yang berkualitas dan berkuantitas.

Pada era saat ini, sosok guru adalah seseorang yang sangat berperan penting terhadap perkembangan pendidikan di masa mendatang, menjadi poros terdepan tentang bagaimana arah pendidikan. Guru merupakan perintis pembangunan di segala bidang kehidupan di masyarakat. Peranan guru pada dasarnya mempunyai kedudukan yang penting dan utama dalam seluruh proses pendidikan, guru merupakan faktor penggerak utama maju mundurnya suatu lembaga pendidikan pada sebuah negara.

Pada dasarnya guru bukan hanya sekadar menyalurkan pengetahuan semata kepada peserta didik, namun guru juga menjadi pendidik dan inspirator bagi peserta didik. Seorang guru juga harus mampu memperhatikan pendidikan yang berpihak pada peserta didik dan memerdekakan peserta didik dalam pendidikan abad 21.

Pendidikan merdeka pada halnya adalah sebuah konsep pendidikan yang memberikan kebebasan dan keleluasaan bagi peserta didik dalam mengaktualisasikan diri mereka yang sesuai dengan potensi, minat, bakat dan kemampuan, serta keterampilan yang dimiliki oleh masing-masing peserta didik. Dalam hal ini proses pendidikan, dilakukan dengan kegiatan pembelajaran melalui pendekatan lesson study atau dapat diartikan sebagai bentuk proses pembelajaran untuk mewujudkan pembelajaran yang lebih praktis dan efektif.

Melalui pendidikan yang berpihak kepada peserta didik dan juga memerdekakan peserta didik, proses pembelajaran yang dilakukan akan berpusat pada peserta didik itu sendiri atau student center learning. Artinya, guru hanya sebatas sebagai fasilitator yang mengarahkan dan membimbing proses pembelajaran. Dalam pendidikan merdeka, guru atau pendidik harus mampu memahami setiap karakteristik dari masing-masing peserta didik, agar proses pembelajaran yang dilakukan sesuai dengan profiling dari masing-masing peserta didik, serta kegitan pembelajaran juga harus berdiferensiasi. Oleh karena itu, guru sangat berperan penting untuk mampu menciptakan kegiatan pembelajaran yang menyenangkan, bukan lagi kegiatan pembelajaran yang menakutkan dan penuh dengan tekanan.

Pada dasarnya, hal yang perlu diperhatikan oleh seorang guru agar proses pembelajaran di kelas menjadi kegiatan pembelajaran yang menyenangkan adalah dengan memperhatikan terlebih dahulu situasi dan kondisi kelas. Hal ini dilakukan agar guru mampu menguasai kelas tersebut, dan bisa memahami karakteristik dari masing-masing peserta didik. Dengan tujuan agar guru paham betul terhadap apa yang dibutuhkan oleh peserta didiknya.

Selanjutnya, guru juga harus melakukan pembelajaran yang bervariatif agar kegiatan pembelajaran yang dilakukan tidak monoton. Tidak hanya itu, kegiatan pembelajaran juga tidak harus dilakukan di dalam kelas saja, namun juga bisa sesekali peserta didik belajar di luar kelas atau melakukan kegiatan pembelajaran yang berorientasi langsung terhadap masyarakat, guna mengaplikasikan teori yang peserta didik dapatkan di kelas. Selain itu, guru juga bisa dengan memanfaatkan berbagai macam media pembelajaran berbasis teknologi yang bisa membuat kegiatan pembelajaran lebih inovatif dan kekinian.

Terlepas dari kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru, ada beberapa hal yang harus dihindari oleh guru-guru di dalam melakukan kegiatan pembelajaran di kelas yakni seperti, membeda-bedakan peserta didik berdasarkan status sosial mereka. Implikasi dengan adanya variasi status-sosial ekonomi ini pendidik dituntut untuk mampu bertindak adil dan tidak diskriminatif. Sebagai seorang guru, hal yang harus diperhatikan adalah minat dari peserta didik tersebut, karena hal tersebut berkaitan dengan kemampuan dan keterampilan yang dimiliki oleh masing-masing peserta didik.

Pada dasarnya, seorang guru juga harus mampu memperhatikan perkembangan dan pertumbuhan sosial emosional peserta didik di dalam kelas. Hal ini didasari oleh lima komponen dasar dalam pembelajaran sosial emosional yakni:

1) Self-awareness (Kesadaran diri), yakni emampuan untuk memahami emosi, pemikiran, dan nilai-nilai yang memengaruhi perilaku dalam berbagai situasi;

2) Self -management (Manajemen diri), yakni kemampuan untuk mengatur emosi, pemikiran dan perilaku secara efektif pada situasi yang berbeda;

3) Responsible decision making (Pengambilan keputusan yang bertanggung jawab), yakni membuat pilihan yang tepat dan konstruktif pada situasi tertentu;

4) Social awareness (kesadaran sosial), yakni kemampuan memahami perspektif yang berbeda termasuk berempati terhadap kondisi individu dengan latar belakang yang berbeda;

5) Relationship skills (keterampilan sosial), yakni kemampuan menjalin dan mempertahankan hubungan/ relasi yang sehat dan efektif dengan individu dari latar belakang yang berbeda.

Selain itu, kompetensi yang perlu diperhatikan oleh guru dalam pendidikan untuk mampu menciptakan relasi sosial yang baik dari setiap peserta didik, yaitu EMC2 atau Empathy, Compassion, Mindfulness, dan Critical Inquiry.

Komponen-komponen kompetensi tersebutlah yang perlu diasah oleh seorang guru agar proses pembelajaran dapat berlangsung dengan baik. Menjadi teladan bagi peserta didik dalam hal pengembangan keterampilan sosial emosional. Menerapkan pembelajaran yang berorientasi pada pengalaman dan memperhatikan kebutuhan peserta didik dalam kegiatan pembelajaran. Menciptakan lingkungan belajar yang mendukung kesejahteraan peserta didik dan memperhatikan kondisi psikologis peserta didik. Pada dasarnya, merevitalisasi dan membangun paradigma baru terhadap makna guru pada saatt ini, artinya kita berbicara tentang bagaimana seharusnya peranan dan tindakan guru dalam dunia pendidikan.

Karena guru adalah poros terdepan sebagai agen perubahan dalam ranah pendidikan.

  • Facebook
  • Twitter
  • Google Plus
  • Pinterest
  • Linkedin

Write a comment Cancel reply

One Comment

  • Redaksi 23/08/2023
    Reply

    You’ve done the best by Andryn

Recent Posts

  • Jauh Dari Kampung Halaman, IKPB Cabang Yogyakarta Semarakkan Agustusan di Tanah Rantau
  • Resesi dan Cara Jitu Masyarakat Kelas Menengah dalam Menghadapinya
  • Ibu, Terima Kasih!
  • Sepeda Baru
  • Sekolah Impian

Archives

  • August 2023
  • July 2023
  • June 2023
  • May 2023
  • April 2023
  • March 2023
  • February 2023
  • January 2023
  • December 2022
  • November 2022
  • October 2022
  • September 2022
  • June 2022
  • May 2022
  • April 2022
  • March 2022
  • February 2022
  • December 2021
  • November 2021
  • October 2021
  • August 2021
  • June 2021
  • May 2021
  • April 2021
  • March 2021
  • February 2021
  • January 2021
  • December 2020
  • November 2020
  • October 2020
  • September 2020
  • August 2020
  • July 2020
  • June 2020
  • May 2020
  • April 2020
  • March 2020
  • February 2020
  • January 2020
  • December 2019
  • November 2019
  • October 2019
  • September 2019
  • August 2019
  • July 2019
  • June 2019
  • May 2019

Categories

  • Beasiswa (2)
  • Fiksi (Cerpen, Puisi, dll.) (199)
  • Kegiatan KMB (17)
  • Non Fiksi (Artikel Ilmiah, Opini, dll.) (209)
  • Prestasi (5)
  • Project KMB (10)
  • Redaksi (20)
  • Tokoh Pemuda (8)
© 2021 Karya Muda Belitung.