Membatik Jati Diri Bangsa di Hari Batik Se-Dunia
Oleh :
ARES FAUJIAN
Penulis Senior Karya Muda Belitung (KMB)
Pengurus Asosiasi Guru Penulis Indonesia Prov. Kep. Babel
Fasilitator Literasi Baca-Tulis Regional Sumatra
Suatu anugerah yang terindah dari Tuhan Yang Maha Kuasa. Karena tepat pada hari ini, 2 Oktober 2019, kita Bangsa Indonesia memperingati hari istimewa yang tidak hanya dirayakan secara nasional. Namun, penduduk internasional pun mengakui bahwa pada angka di hari ini seluruh warga dunia nyata dan warga dunia maya memperingati Hari Batik Nasional (HBN) dan Hari Batik Se-Dunia.
Pengakuan ini bukan omong kosong. Tepat pada tanggal ini, United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) mengakui bahwa ada warisan khas dunia yang telah mengglobal dari entitas kultur yang berasal dari Indonesia. Dimana, wujud warisan tersebut disebut “Batik” dan ditetapkan sebagai Masterpieces of The Oral and Intagible Heritage of Humanity atau Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Non-Bendawi oleh UNESCO satu dekade yang lalu.
Batik, erat kaitannya dengan perkembangan kerajaan Majapahit dan penyebaran Islam di tanah Jawa. Dalam beberapa referensi mengatakan bahwa, pengembangan Batik banyak dilakukan pada masa-masa kerajaan Mataram dan kemudian pada masa kerajaan Solo atau Surakarta dan kerajaan Yogyakarta. Meluasnya Batik, khususnya untuk suku Jawa diperkirakan sekitar akhir abad ke-18 atau awal abad ke-19. Dengan jenis Batik tulis kala itu.
Dalam tulisan Nesa Alicia di National Geographic Indonesia (2 Oktober 2018). Secara etimologis, kata “Batik” berasal dari bahasa Jawa, yaitu “amba” yang berarti “menulis” dan “tik” yang berarti titik. Kata tersebut pun berkembang menjadi istilah “Batik”. Di mana, istilah tersebut mendeskripsikan cara membuat titik dengan lilin menetes pada kain dengan menggunakan alat khusus yang bernama canting.
Batik (KBBI) merupakan kain bergambar yang pembuatnya secara khusus dengan menuliskan atau menerakan malam pada kain itu, kemudian pengolahannya melalui proses tertentu. “Teknik, simbolisme, dan budaya yang melingkupi kain katun atau sutra yang diwarnai secara manual, yang dikenal sebagai Batik Indonesia, meresap dalam kehidupan orang Indonesia, dari awal hingga akhir,” begitulah kutipan dari laman UNESCO yang dilansir oleh Liputan 6.
Menurut UNESCO, Batik juga menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam kehidupan sehari-hari rakyat Indonesia. Batik digunakan sebagai atribut keseharian. Dimulai dari kegiatan akademis, bisnis, perayaan pesta, ibadah, hingga bisa ditemukan di tempat tidur sekalipun, sebagai selimut yang indah.

Lokasi : SMA Negeri 1 Manggar

Lokasi : Kota Manggar Kab. Belitung Timur
Setiap tahunnya, sejak 2009, Yayasan Batik Indonesia sebagai mobilisator gerakan Batik Indonesia selalu menggelar acara memperingati Hari Batik Nasional (HBN) dengan tujuan melestarikan dan meningkatkan nilai tambah batik Indonesia yang merupakan potensi kekayaan bangsa. Termasuk di tahun 2019.
Dengan tema ‘Membatik untuk Negeri’ pada tahun ini. Acara HBN 2019 digelar secara nasional melibatkan 500 pembatik, melaksanakan pameran ‘Pasar Batik Rakyat’, peluncuran buku (termasuk e-book) ‘Batik Indonesia’, hingga web Yayasan Batik Indonesia, yaitu www.yayasanbatikindonesia.com.
Euforia acara HBN 2019 yang awalnya dibuka di Jakarta (24-27 September 2019), akan ditutup di kota Solo (2 Oktober 2019) sebagai kota yang ramah dan sarat akan makna dalam membatik dan esensi ‘Batik’ itu sendiri. Dengan kegiatan ini, diharapkan dapat meningkatkan semangat pengrajin batik untuk terus produktif berkarya dan berkembang demi kemajuan Batik nusantara, serta untuk melestarikan kekayaan kreasi dalam tradisi nenek moyang Indonesia.
Bagaimana perkembangan Batik Indonesia saat ini? Saat ini bukan hanya daerah yang memang memiliki autentisitas Batik yang mempromosikan Batik. Bahkan, daerah yang awalnya tak punya Batik sebagai wujud budayanya. Akhirnya memberikan wujud perubahan sosial dengan transformasi yang bernama ‘akulturasi’ dengan membatiknya ‘Batik’ sebagai jati diri bangsa Indonesia di berbagai lokalitas daerah.
Batik dianggap relevan dengan kondisi autentik bangsa Indonesia. Sehingga, pesona Batik mampu memikat motif-motif khas daerah lain untuk bersatu dan membentuk Batik yang memiliki ciri kedaerahan baru serta menjadi buah tangan pariwisata setempat.
Tak hanya menjadi produk akulturasi dengan tradisi lain. Kini Batik juga mampu berkolaborasi dengan modernisasi dan membentuk sejumlah desain kekinian serta mampu bersaing sebagai pakaian lokal yang meroket global. Terutama jika berbicara upaya menarik minat kaum milenial, para pelancong, dan anak muda ‘jaman now’ untuk menggunakan Batik.
Satu dekade menjadi perjalanan yang cukup panjang dalam upaya memperkuat eksistensi Batik sebagai karya lawas Ibu Pertiwi yang diakui oleh dunia. Ucap syukur seraya berdoa menjadi kewajiban kita seharusnya ketika Batik masih tetap lestari hingga saat ini. Karena, untuk mendapatkan pengakuan dari dunia global. Menjadi suatu keistimewaan bagi bangsa dan negara tertentu, yang memang keunikan itu tepat berada di pangkuan daerah-daerah yang sudah menginternalisasi kesehariannya dengan Batik, serta mengalami proses difusi ke berbagai wilayah lainnya hingga menjadi tren harian suatu negara.
Tugas kita sebagai bangsa Indonesia tak lain hanya melanjutkan dan meningkatkan apa yang sudah ada. Selain langkah apik dari pemerintah yang menghimbau OPD atau sekolah untuk memakai Batik pada Hari Batik. Kemolekkan Batik juga wajib dikompetisikan dan dipublikasikan dalam sebuah event akbar serentak se-Indonesia dalam rangka mengembangkan literasi budaya dan budaya kreasi, mewariskan esensi kekayaan kultural nusantara, media pengembangan Batik secara kuantitas dan kualitas, serta langkah edukasi bagi generasi muda baik itu secara historis, ekonomis, hingga sosiologis.

Lokasi : SMA Negeri 1 Manggar
Selamat Hari Batik Nasional dan Hari Batik Se-Dunia untuk sahabat pembaca di mana pun kalian berada. Semoga tulisan ini menjadi literatur mini yang bermanfaat bagi kita tentang Batik, menjadi pengingat pembaca jika sedang lupa hari ini harus memakai Batik, dan menjadi sindiran bagi insan yang melalaikan wujud penghargaan terhadap karya bangsa yang antik dan cantik.
Mari memakai Batik berjamaah pada hari ini sebagai upaya membatikkan jati diri bangsa di Hari Batik Se-Dunia. Jangan lupa berfoto dengan ciamik dan berpose ala kamu dengan mengunggahnya ke media sosial dengan tagar #HariBatik #HariBatikNasional #HariBatikDunia sebagai upaya sosialisasi internal negara, dan upaya mengglobalisasikan khasanah identitas bangsa di mata dunia.

Lokasi : Pantai Serdang Kab. Belitung Timur
Jadi, tunggu apa lagi? Kalau bukan kita, siapa lagi? Kalau bukan sekarang, kapan lagi? Salam cinta produk budaya Indonesia!