Menghilangkan Ketergantungan Gawai pada Remaja
Oleh: Nur Aulia Arsy
Siswa Kelas Sosioliterasi G4
SMAN 1 Manggar
Editor: Bryant Hadinata
Di zaman modern ini, manusia seperti tidak bisa dipisahkan dari gawai. Apalagi bagi kalangan remaja, kehidupan mereka seperti telah ketergantungan dengan gawai. Walaupun memang tidak bisa dipungkiri pada masa setelah Covid-19 ini, gawai sangat dibutuhkan untuk sekolah, bekerja, dan lain-lain. Akan tetapi, ketergantungan akan gawai ini harus dikurangi. Dikarenakan gawai banyak memberikan berbagai dampak buruk bagi kehidupan apabila disalahgunakan. Terutama, bagi kalangan remaja yang masih mencari jati diri, dan masih sulit untuk membedakan mana yang benar, dan mana yang salah.
Menurut hasil data survei tahun 2020 yang dilakukan oleh Ahli Adiksi Perilaku, Dr. Kristiana Siste, mengungkapkan hampir 19,3% remaja Indonesia kecanduan internet, sejumlah ± 2.933 remaja dari daerah Sulawesi hingga Sumatra mengalami peningkatan jumlah durasi online dari 7,27 jam menjadi 11,6 jam per hari. Tidak hanya itu, menurut survei yang dilakukan oleh Statistia (2023), data pengguna gawai di Indonesia akan berada pada posisi ke-4 terbesar sebagai negara pengguna gawai terbanyak di dunia.
Oh iya, ada yang tahu tidak gawai itu apa? Apa sih yang membuat para remaja begitu kecanduan akan benda ini?
Mengutip dari portalbrebes.pikiran-rakyat.com dan jojonomic.com, gawai atau dalam bahasa Inggris gadget, ialah suatu peranti yang bertujuan dan berfungsi praktis. Secara spesifik, gawai dirancang sebagai alat yang lebih canggih ketimbang perangkat teknologi yang telah diciptakan sebelumnya. Secara umum, gawai bisa diartikan sebagai perangkat elektronik yang memiliki model penggunaan cukup praktis dan berfungsi sebagai alat komunikasi atau hiburan.
Menurut penelitian yang dilakukan Usni Dwi Ambarwati (2018) alumni Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta mengatakan, beberapa faktor yang membuat para remaja begitu ketergantungan terhadap gawai adalah di antaranya karena: Pertama, rendahnya kontrol diri. Dikarenakan rendahnya kontrol diri pada remaja, biasanya para remaja memiliki kecenderungan menggunakan gawai secara terus-menerus tanpa menghiraukan dampak buruknya. Penggunaan tersebut dapat memberikan rasa sangat menyenangkan, tetapi dapat menimbulkan kecemasan dan rasa stres ketika kebutuhan gawai tidak terpenuhi.
Kedua, kesepian. Mungkin hal ini tidak hanya dirasakan oleh para remaja saja, tetapi kita semua tentunya sering merasakan kesepian. Kesepian akan muncul di saat seseorang merasa rendah akan dirinya atau merasa sedang bingung ingin melakukan apa. Karena itu, para remaja biasanya mencoba untuk menghilangkan rasa kesepian ini dengan bermain gawai.
Ketiga, perilaku mencari sensasi (sensation seeking behaviour). Perilaku mencari sensasi biasanya dirasakan oleh para remaja ketika merasakan pengalaman yang bervariasi, baru, kompleks, dan intens. Gawai memiliki banyak sekali informasi menarik yang dapat membuat kita penasaran dan ingin terus mendapatkan informasi lainnya. Karena itu, sensasi ini biasanya akan kita rasakan ketika bermain gawai.
Mungkin tanpa sadar, para remaja tidak mengetahui apa saja dampak yang didapat dari kecanduan mereka terhadap gawai. Karena memang benar, dampak-dampak tersebut tidak terlihat secara langsung, tetapi dampak ini biasanya terjadi secara tidak sengaja di kehidupan kita sehari-hari. Misalnya, ketika kita baru saja bangun tidur dan akan beranjak dari tempat tidur. Hal pertama yang akan kita cari adalah gawai kita. Itu sudah termasuk ke dalam salah satu dampak dari ketergantungan gawai.
Berikutnya adalah ketika kita merasa panik dan cemas saat ponsel kita ketinggalan di rumah. Kita seperti tidak bisa lepas dari gawai. Tentu saja hal ini merupakan sisi negatif akibat dari ketergantungan menggunakan gawai. Umumnya, ketika seseorang sudah terlalu fokus terhadap gawainya mereka akan mulai tidak peduli terhadap lingkungan sekitar. Hal ini membuat kemampuan bersosialisasi mereka kurang dan akhirnya muncullah rasa kesepian.
Solusi Mengurangi Ketergantungan
Berikut ini adalah beberapa saran penulis sebagai solusi untuk kita para remaja agar dapat sedikit mengurangi ketergantungan kita terhadap gawai. Pertama, perbanyak bersosialisasi bersama teman atau orang-orang terdekat kamu. Mungkin terdengar gampang di telinga, tetapi hal ini adalah hal yang lumayan susah dilakukan apalagi bagi orang-orang yang jarang melakukan sosialisasi. Untuk itu, marilah mulai dengan hal-hal kecil, seperti mengobrol dengan orang sekitar, bisa juga dengan jalan-jalan/ travelling, atau sekadar kumpul-kumpul dengan teman dekat. Dengan bersosialisasi mungkin sedikit demi sedikit kamu akan mulai bisa mengurangi ketergantungan kamu terhadap gawai.
Kedua, memberikan batasan waktu dalam bermain gawai. Untuk hal ini misalnya, memberikan batasan pada diri sendiri untuk tidak bermain gawai di saat-saat tertentu, seperti saat sedang kumpul bersama orang terdekat atau keluarga, saat sedang makan, saat sedang belajar, dan lain-lain. Cobalah untuk memberikan batasan waktu juga seperti misalnya, jam untuk bermain gawai minimal 1-2 jam per hari.
Ketiga, cari alternatif lain untuk menghabiskan waktu luang pengganti gawai. Untuk bisa mengurangi ketergantungan dari gawai, kita bisa menggunakan cara lain untuk menghabiskan waktu luang kita. Seperti misalnya, gunakan waktu luang untuk belajar, atau bisa juga dengan membaca buku, bisa juga dengan menikmati pemandangan sekitar, menggambar, atau dengan melakukan hobi yang kamu sukai.
Keempat, hapus aplikasi yang kamu anggap menjadi penyebab kecanduan. Yang menjadi salah satu penyebab kamu ketergantungan gawai adalah isi dari gawai tersebut. Bisa jadi aplikasi media sosial, game, dan aplikasi menonton video. Semua itu bisa menjadi penyebab ketergantungan dikarenakan adanya rasa ingin tahu dan sensasi menghibur dari aplikasi-aplikasi tersebut. Jika kamu mau, kamu bisa mencoba untuk menghapus salah satu aplikasi yang kamu anggap tidak begitu berguna, tetapi bisa mengakibatkan efek kecanduan yang berlebih. Dengan begitu, mungkin ketergantungan kamu akan gawai mulai dapat dikurangi.
Mungkin memang sulit untuk bisa menghilangkan rasa ketergantungan terhadap gawai, tetapi kita pasti bisa mulai menguranginya jika ada niat dan usaha untuk mau melakukannya. Sebagai remaja yang cerdas kita tentunya tidak ingin hanya menjadi budak dari teknologi, tentunya kita ingin terus berkembang dan membuat Indonesia maju.
Harapan penulis, penulis ingin mengajak remaja Indonesia untuk terus berkarya, menggunakan waktu luang dengan sebaik mungkin dari pada menggunakannya untuk hal-hal yang kurang berguna. Demi masa depan Indonesia yang cerah terhindar dari ketergantungan akan gawai.