Menjadi Peneliti Itu Mengasyikkan!
Oleh:
Anindya Anggun Widianti*
Editor:
Ares Faujian
Kata “peneliti” mungkin masih sangat awam bagi masyarakat luas, namun banyak yang tidak menyadari bahwa dari kita melakukan suatu penelitian banyak membawa manfaat bagi masyarakat itu sendiri. Mayoritas masyarakat menganggap penelitian adalah sesuatu yang jauh dari ruang lingkup mereka, bersifat ilmiah dan tidak ada hubungannya bagi masyarakat.
Namun pada dasarnya, penelitian merupakan suatu proses pengolahan data, mengkaji, serta mendalami suatu masalah yang timbul dari berbagai ruang lingkup yang berguna dalam memberikan solusi efektif. Hal ini dilakukan untuk mengatasi permasalahan yang muncul. Permasalahan yang dimaksud adalah sesuatu yang dihasilkan dari kekhawatiran setiap individu, yang nantinya dijadikan sebagai tujuan awal dari sebuah penelitian.
Sekilas definisi tentang penelitian, merefleksi dari kegiatan Pelatihan Rumah KIR Indonesia bersama Badan Riset Nasional (BRIN), tentu memberikan dampak positif bagi peserta yang mengikutinya. Sedikit banyaknya, peserta diharapkan bisa menjabarkan, memahami apa itu penelitian, serta menerapkannya di kehidupan sehari-hari.
Makna dari penerapan pemahaman tentang penelitian artinya, ketika menemukan suatu masalah yang akan diteliti, seseorang dapat menyumbangkan solusi bagi masyarakat lain, yang mana mempunyai permasalahan ini untuk dicarikan solusinya. Kemudian, bagaimana cara menyusun laporan hasil penelitian ilmiah dari hasil riset tersebut. Tidak hanya itu, ihwal ini terkait pula pada penggunaan bahasa yang baik dan benar dalam penyusunan penelitian ilmiah.
Dari pelatihan yang sudah dilakukan, ternyata penyusunan laporan hasil penelitian ilmiah ini memiliki beberapa syarat yaitu; penelitian erat kaitannya dengan fakta yang terjadi di lapangan dan bersifat ilmiah sehingga, timbul slogan bahwa “setiap peneliti tidak boleh berbohong tapi boleh salah”. Artinya, setiap peneliti yang melakukan riset diharapkan tidak boleh berbohong terhadap apa yang dituliskan di laporan. Karena aspek ‘jujur’ dalam hasil penelitian bisa berdampak kepada penilaian validitas. Sebab jika peneliti melakukan kebohongan, maka hasilnya akan berpengaruh terhadap hasil penelitian berikutnya.
Sebelum melakukan penelitian, tahapan awal seorang peneliti yaitu, diberikan pengetahuan tentang teknik pengumpulan data ilmiah, yang diharapkan dapat mempermudah peserta dalam pengambilan data pada saat di lapangan nantinya. Pengambilan data tersebut dilakukan sesuai dengan topik yang akan dijadikan penelitian dari setiap kelompok yang sudah ditetapkan.
Pada paparan yang diberikan oleh mentor sekaligus peneliti utama dari BRIN (Dr. Khoirul Himmi Setiawan), proses penelitian harus bersifat reabilitas, yang artinya peneliti harus konsisten dalam pengambilan data yang menjadi acuan dalam pemaparan data ilmiah. Kemudian bersifat validasi, yang artinya kesesuaian antara tujuan dari setiap peneliti kepada rumusan masalah yang timbul dari tujuan awal mereka melakukan penelitian tersebut.
Beranjak dari pemaparan materi yang sudah dilakukan, tahapan selanjutnya, peserta melakukan proses pengumpulan data menggunakan berbagai macam metode atau cara. Salah satunya yaitu dengan memakai metode wawancara.
Para peneliti bisa mengajukan beberapa pertanyaan yang merujuk pada permasalahan yang diangkat di tujuan penelitian. Salah satu contoh topik yang dibahas pada pelatihan waktu itu, yaitu Kesehatan Masyarakat di Lingkungan Pasar Cibinong ditinjau dari Pengelolaan Sampahnya. Dari topik tersebut, metode pengumpulan datanya menggunakan metode observasi, yang artinya mengamati keadaan pasar, apakah dengan keadaan pasar tersebut berdampak pada pola hidup yang dijalani oleh masyarakat di pasar maupun di luar pasar.
Selanjutnya, penelitian dengan metode ini diperkuat dengan menggunakan metode wawancara, yang dilakukan dengan mengajukan beberapa pertanyaan dengan berhubungan dengan pola hidup, serta kebiasaan membuang sampah di Pasar Cibinong.
Dalam proses pengumpulan data di sebuah tempat penelitian, tidak hanya membutuhkan jurnal dari peneliti lain, serta metode-metode yang dipaparkan sebagai acuan pengumpulan data. Akan tetapi, peneliti juga memerlukan wawasan yang luas, serta kemampuan berliterasi yang tinggi. Tidak hanya berpengaruh terhadap proses pengumpulan data, namun kemampuan literasi ini juga akan berimbas pada gaya bicara seseorang.
Merefleksi dari pelatihan yang diselenggarakan rumah KIR bersama BRIN, ketika seorang peneliti tidak memiliki kemampuan berliterasi yang tinggi, maka ia akan mengalami kesulitan dalam pengumpulan data riset. Hal tersebut sebenarnya suatu pertanda bagus untuk langkah awal kita dalam melatih, serta meningkatkan literasi numerasi kita.
Dengan melakukan sebuah penelitian ini, maka akan berdampak pada kebiasaan literasi kita. Yang mana, setiap peneliti harus membaca beberapa jurnal atau hasil penelitian dari peneliti sebelumnya, yang menjadi acuan pengumpulan data, sehingga menghasilkan sebuah penelitian yang valid dan sesuai dengan fakta yang terjadi di lapangan.
Pentingnya yang namanya “penelitian” ini juga dirasakan dampaknya oleh masyarakat Belitung Timur. Misalnya pernah ada penelitian dengan judul Kohesivitas Kelompok Nelayan Num Belitong di Desa Kurnia Jaya Kecamatan Manggar Kabupaten Belitung Timur. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui faktor yang memengaruhi kohesivitas dan apakah kohevesitas kelompok Num di Belitung Timur ini memberikan manfaat kepada masyarakat luas.
Secara teoritis, dari hasil penelitian ini ternyata banyak memberikan manfaat bagi masyarakat luas. Lebih spesifiknya adalah ruang lingkup kesejahteraan sosial, yang nantinya dijadikan sebagai bahan referensi dan memberikan sumbangsih pemikiran bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan profesi pekerja sosial.
Setelah mengikuti pelatihan penelitian ilmiah, dapat disimpulkan ternyata penelitian sangat dekat kaitannya dengan ruang lingkup masyarakat. Dengan melakukan penelitian, dapat memberikan efek secara individual, seperti dapat meningkatkan skill literasi numerasi, dapat mengontrol mental ketika penelitian tersebut tidak berjalan dengan baik, dan dapat melatih public speaking ketika menjelaskan penelitian yang sedang dilakukan.
Secara luasnya, manfaat penelitian ini dapat memberikan tambahan referensi ilmu pengetahuan, serta menyumbangkan inovasi terbaru untuk mengatasi suatu permasalahan. Tentunya, sebagai referensi langkah awal yang harus dilakukan pada permasalahan di suatu daerah tertentu.
Merefleksi dari kegiatan bersama Rumah KIR dan BRIN ini, ternyata menjadi seorang peneliti itu mengasyikkan. Karena banyak efek positif yang didapatkan, terutama memberikan solusi permasalahan berdasarkan fakta dan data, serta berguna bagi banyak orang. Perihal ini yakni, memberikan sumbangsih pemikiran dan solusi kepada masyarakat luas sebagai alternatif jitu dalam mengatasi permasalahan yang ada.***
Refleksi: Pelatihan Karya Ilmiah Remaja (KIR) bersama Rumah KIR & BRIN, Cibinong, 27 s.d 31 Oktober 2022
.
*Penulis adalah Siswa SMAN 1 Manggar dan Peserta Pelatihan KIR bersama Rumah KIR & BRIN Tahun 2022