Mosaik Modernisasi dalam Bernalar Kritis Pelajar Pancasila
Oleh: Rahmad Nur Hakim*
Editor: Ares Faujian
Pada masa pandemi COVID-19 ini, pembelajaran tatap muka pada sekolah-sekolah di Indonesia menjadi lebih sulit untuk dilakukan. Salah satu upaya sekolah untuk menyelesaikan hal tersebut yaitu dengan melakukan modernisasi, yakni pembelajaran secara daring atau online. Pembelajaran secara daring ini tentunya kurang efektif bagi siswa untuk mengerti materi yang sedang dipelajari, apalagi pelajaran yang sulit untuk dipahami seperti fisika, kimia, dan pelajaran lainnya.
Tetapi untungnya, saat ini sudah banyak bermunculan media pembelajaran online yang memberikan materi pembelajaran yang lebih mudah untuk dipahami seperti Ruang Guru, Quipper, dan berbagai media pembelajaran online lainnya. Hal ini menjadi contoh modernisasi di Indonesia dalam bidang pendidikan. Wujud lain dari modernisasi di Indonesia yang mungkin kedepannya akan mempermudah kita untuk mengakses internet adalah masuknya teknologi jaringan 5G. Walaupun pada saat ini masih diluncurkan secara terbatas.
Melansir dari Wikipedia (2021), 5G atau Fifth Generation adalah sebuah istilah yang digunakan untuk menyebut generasi kelima sebagai fase berikutnya dari standar telekomunikasi seluler melebihi standar 4G. Banyak situs yang menyebutkan bahwa jaringan 5G ini memiliki kecepatan data lebih signifikan, yaitu sepuluh hingga seratus kali lebih cepat dari jaringan 4G yang ada saat ini. Tetapi sayangnya, jaringan 5G ini belum tersebar secara merata, hanya beberapa kota saja.
Dari beberapa contoh modernisasi di atas, sebelumnya kita harus tahu apa itu modernisasi. Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), modernisasi adalah proses pergeseran sikap dan mentalitas sebagai warga masyarakat untuk dapat hidup sesuai dengan tuntutan masa kini. Arti lainnya dari modernisasi adalah pemodernan. Jadi modernisasi adalah suatu proses perubahan yang terjadi di masyarakat, dari yang tadinya masih bersifat tradisional menjadi lebih modern, dari yang kurang maju menjadi maju dan lain sebagainya.
Modernisasi ini juga pastinya memiliki beberapa dampak baik dampak positif maupun negatif. Dampak positif dari modernisasi ini tidak bisa dipungkiri akan memicu perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Selain itu, modernisasi juga akan meningkatkan efektivitas dan efesiensi dalam berbagai bidang di kehidupan masyarakat. Contohnya adalah, pada saat ini kita bisa berbelanja tanpa keluar dari rumah karena sudah banyak bermunculan toko-toko online. Hal tersebut sudah menunjukkan bahwa efektivitas dan efesiensi kita sudah meningkat.
Adanya modernisasi ini selain memiliki dampak positif juga memiliki dampak negatif. Salah satunya adalah kesenjangan sosial dan ekonomi. Hal ini bisa dilihat dari fasilitas yang diberikan sekolah di kota-kota besar lebih beragam dari fasilitas yang diberikan oleh sekolah di daerah kota-kota kecil.
Dampak lainnya adalah munculnya westernisasi. Westernisasi secara singkat merupakan proses meniru gaya atau budaya barat. Terjadinya westernisasi ini bisa disebabkan oleh sebuah wilayah yang meniru gaya atau budaya dari wilayah yang sudah terpengaruh oleh modernisasi (akselerasi IPTEK).
Setelah kita mengetahui apa itu modernisasi serta apa dampak yang ditimbulkan dari modernisasi ini. Lalu, bagaimanakah cara kita untuk bisa ikut berperan dalam modernisasi ini?
Sebagai pelajar, ada beberapa hal eksekusi kritis yang bisa kita lakukan. Salah satunya adalah meningkatkan kegiatan literasi di manapun dan kapanpun kita sempat. Karena dengan literasi ini akan meningkatkan pengetahuan kita sehingga kita bisa menghasilkan ide yang kreatif dan inovatif. Ikut serta kita juga bisa dilakukan dengan mendukung produk-produk lokal dengan cara membeli dan menggunakan serta menghargai produk-produk lokal tersebut.
Adapun sikap yang kita lakukan untuk ikut serta dalam modernisasi di Indonesia ini adalah dengan terbuka dalam menerima pemikiran-pemikiran baru. Tetapi penerimaan pemikiran baru ini harus diikuti dengan pemikiran yang kritis dengan menyaring informasi yang salah atau hoaks.
Selanjutnya, sikap lainnya yaitu dengan menjadi pengguna internet dan media sosial yang baik dengan tidak menyebar informasi yang tidak benar atau hoaks. Atau juga bisa dilakukan dengan tidak mengkritik, tetapi menghargai produk-produk lokal yang sedang berkembang dengan menyemangati pengusaha produk lokal tersebut.
Berperan dalam modernisasi juga bisa dilakukan dengan belajar lebih giat. Dengan ini kita sudah mempersiapkan diri kita untuk ikut berkontribusi dengan memberikan ide-ide yang kreatif dan inovatif di masa yang akan datang. Modernisasi ini juga harus diikuti dengan berpikiran secara kritis dalam menyaring segala pemikiran yang masuk. Hal ini dilakukan supaya kita tidak terpengaruh oleh gaya atau budaya negara-negara barat.
Adapun terjadinya modernisasi ini tidak terlepas dari dampak yang ditimbulkan. Besar kecilnya dampak yang timbul tergantung cara kita menyikapi modernisasi tersebut. Oleh karena itu, kita harus senantiasa berpikiran positif dan saling menyemangati sesama untuk terus berkarya dan menciptakan sesuatu yang baru, serta dengan teliti menyaring segala hal yang masuk ke Indonesia.
Jadilah pelajar yang berpikiran kreatif dan inovatif serta kritis. Ya, berpikir atau bernalar kritis merupakan salah satu ciri utama Profil Pelajar Pancasila. Yang mana hal ini menjadi suatu kewajiban apabila kita ingin menikmati cerahnya generasi Indonesia Emas di tahun 2045.
*Penulis adalah siswa Kelas Sosioliterasi Gen 2 SMA Negeri 1 Manggar
Pic by Pixabay