Penanaman Pendidikan Spritual Berbasis Organisasi
Oleh: Yurico
Ketua Divisi Iman dan Takwa
OSIS SMA Negeri 1 Manggar
Editor: Ares Faujian
Utya Mathlaul Hasna (2017) mengatakan pendidikan merupakan aset penting untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia, mulai dari kebutuhan individu maupun kelompok untuk mencapai tujuan. Di mana pendidikan sangat penting adanya seiring dengan perkembangan zaman yang semakin membawa banyak dampak. Untuk itu, pentingnya internalisasi nilai-nilai karakter religius dalam meningkatkan kualitas religious culture sebagai langkah pencegahan, dengan melihat kondisi pelajar sekarang ini yang mengalami dekadensi moral.
Banyak tindakan menyimpang dan jauh dari nilai agama dan moral yang dilakukan oleh pelajar. Perihal ini menjadi pertimbangan bagi seluruh elemen masyarakat, yaitu keluarga, masyarakat, hingga sekolah dalam mendidik dan membentuk kepribadian kepada anak agar tidak terjerumus ke dalam nilai-nilai yang tidak sesuai dengan nilai-nilai spiritual. Yang mana nilai spiritual menjadi landasan fundamental bagi pembentukan karakter manusia dalam berkompitisi secara global agar tetap dalam nilai-nilai Pancasila.
Spritual sendiri, menurut KBBI memiliki makna berhubungan dengan Tuhan atau bersifat kejiwaan (rohani, batin). Spritual dapat digambarkan kemampuan seseorang dalam memahami dan mengenal norma-norma secara batiniah. Dapat dimaknakan spiritual merupakan suatu cara/ kemampuan seseorang dalam mendekatkan diri dengan Tuhan, melalui agama yang mereka anut masing-masing dan norma-norma yang berlaku.
Dalam hal ini pentingnya penanaman nilai-nilai spiritual menjadi dasar dalam memberikan fondasi terhadap anak dalam memerangi dunia perubahan yang tidak mudah untuk diarungi, dengan berbagai macam tantangan dunia. Salah satu sarana yang dapat menanamkan pendidikan spiritual adalah sekolah.
Dengan adanya sekolah, perserta didik dapat menanamkan dan mengembangkan nilai-nilai spiritual, pengendalian diri terhadap dirinya, manajemen kepribadian, dan kecerdasan akhlak mulia sesuai dengan pasal 3 UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Fungsi sekolah tersebut dapat mengembangkan kemampuan dan membentuk karakter serta peradapan bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan berbangsa dan bernegara.
Dalam konteks ini, sekolah merupakan asosasi dari lembaga yang penting dalam mendukung tercapainya nilai-nilai spiritual. Sekolah merupakan wahana membentuk kepribadian seseorang tapi dalam menanamkan nilai-nilai religius/ spiritual, yaitu internalisasi nilai religius pada proses pendidikan yang terkait dengan pengalaman-pengalaman pribadi seseorang. Oleh karena itu, siswa membutuhkan keterlibatan langsung dalam cara, kondisi, dan peristiwa pendidikan di dalam dan luar jam kegiatan belajar. Di sekolah penanaman nilai-nilai spiritual dapat dijalankan dengan sebuah organisasi yaitu OSIS.
OSIS merupakan wadah yang memfasilitasi para siswa untuk berkerja pendorong berkembangannya kemampuan dan kreativitas siswa. Dengan adanya OSIS, maka siswa bisa memiliki kegiatan positif yang dapat memaksimalkan kemampuan dan kreativitas mereka. Dilansir kompas.com, ada 7 manfaat dengan kita ikut berorganisasi (OSIS) seperti:
- Melatih kemampuan berorganisasi.
- Melatih kemapuan berbicara dan berwacana.
- Melatih kepekaan sosial dan kerja sama.
- Melatih kemampuan manajemen dan leadership.
- Meningkatkan prestasi akademis dan ekskul.
- Sebagai wadah berkarya meningkatkan kemampuan inovatif dan kreativitas.
- Menambah ilmu pengetahuan umum dan informasi aktual.
Di dalam OSIS itu sendiri memiliki beberapa seksi bidang (sekbid) atau divisi untuk meningkatkan penanaman nilai-nilai spiritual. Divisi tersebut adalah bidang Ketakwaan dan Budi Perkerti Luhur atau biasa dikenal pula dengan seksi bidang Imtak (Iman dan Takwa).
Divisi OSIS ini selaras dengan penanamkan nilai-nilai spiritual di sekolah. Yakni, mewujudkan peserta didik dalam meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta menebar nuansa spiritual dalam kehidupan sehari-hari, yaitu dengan cara membantu mempelancar pelaksanaaan kegiatan kerohaniaan. Adapun peran dan tugas pokok yang harus dijalankan yaitu:
- Meningkatkan ketakwaan siswa/ siswi terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
- Membentuk siswa/ siswi beraklakul karimah dan berbudi perkerti luhur.
- Membimbing dan mengarahkan siswa/ siswi untuk melaksanakan ibadah sesuai ajaran agama masing-masing.
- Membina toleransi kehidupan beragama di lingkungan sekolah dan masyarakat.
- Memperingati hari-hari besar keagamaan sebagai upaya untuk mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa.
- Mengembangkan kegiatan keagamaan di sekolah.
- Sebagai wadah bagi siswa/ siswi untuk meningkatkan keimanan terhadap Tuhan Yang Maha Esa serta memperdalam ilmu-ilmu agama.
Untuk semakin maju dan berkembangnya sekbid ini, Divisi Imtak memiliki beberapa progam unggulan sebagai cara untuk mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa dan memajukan rutinitas dan event besar yang ada. Program unggulan ini tentunya didesain untuk dijalankan dan dievaluasi kegiatannya agar bisa lebih baik lagi kedepan. Ragam kegiatan yang bisa dilakukan seperti pelatihan khatib dan mas’siral, peringatan Isra Mi’raj, lomba-lomba kerohanian, dll.
Dengan adanya program unggul ini, dapat menjadi media untuk peserta didik agar bisa saling belajar dan melatih diri. Sehingga hal ini menjadi konsekuensi sebagai bekal berguna bagi dirinya bahkan ke lingkungan masyarakat yang lebih luas.
Divisi Imtak juga dalam memperluas penyebaran nilai-nilai spritiual di sekolah-sekolah berkerja sama dengan salah satu esktrakulikuler sekolah yaitu Rohis (Rohani Islam). Rohis memiliki fungsi dan peran yang sama dengan Divisi Imtak, yang mana bidang ini bertujuan untuk meningkatkan nilai-nilai religius dan spiritual kepada peserta didik sebagai forum dakwah dan saling berbagi.
Rohis ini juga dibentuk tidak lain dan tidak bukan dalam rangka menyikapi arus globalisasi dan kemajuan teknologi yang semakin pesat. Sehingga para peserta didik diharapkan dapat terhindar dari pengaruh-pengaruh yang tidak baik dan mengarah pada perbuatan negatif seperti pergaulan bebas, penggunan napza, dan gaya hidup hedonis, serta lainnya.
Penanaman nilai-nilai spiritual dapat dijalankan dengan cara berorganisasi melalui OSIS jika di sekolah, atau organisasi luar lainnya yang memiliki dampak positif yang setara baiknya. Dalam organisasi-organisasi tersebut kita bisa menanam dan merawat nilai-nilai tersebut melalui kegiatan-kegiatan yang bersinergi melalui OSIS dalam sekbid Imtak dan juga Rohis.
Dalam divisi ini kita tidak hanya bisa dapat berorganisasi mengatur ragam kegiatan sekolah. Akan tetapi juga bisa menamkan nilai-nilai spiritual nan religius yang tentunya sangat berguna bagi kita, serta menjadi wadah bagi siswa/i untuk membentengi dirinya dari hal-hal yang bersifat tercela.
Sebenarnya banyak kegiatan bermanfaat yang bisa dilakukan untuk menanamkan nilai-nilai spiritual tidak hanya di sekolah, akan tetapi melalui kegitaan di luar sekolah melalui kegitan sederhana. Misalnya ikut pengajian di masjid, terlibat dalam komunitas pemuda dalam pengembangan Imtak, dsb.
Hal yang penting dan paling utama kembali kepada diri kita masing-masing untuk bisa membentengi diri dan tidak terjebak dalam kegitan yang tercela. Mendekatkan diri pada organisasi yang berbasis spiritual setidaknya juga dapat meminimalisir aktivitas yang kita lakukan, yaitu untuk menjauhi kegiatan yang dapat merusak masa depan.