Pendidikan Karakter, Upaya Mencegah Dampak Negatif Westernisasi
Oleh: Abdul Malik*
Editor: Ares Faujian
Pada era globalisasi, westernisasi terdapat dalam perilaku dan karakter remaja terjadi karena para kaum milenial atau para remaja menganggap budaya barat adalah budaya yang gaul, modern dan kekinian. Sehingga banyak kaum muda yang meninggalkan budaya sendiri dan menyebabkan hilangnya budaya lokal.
Westernisasi terjadi karena pesatnya globalisasi di bidang teknologi dan pengetahuan. Westernisasi terjadi ketika para remaja melihat dari situs maupun aplikasi tentang budaya barat dan mereka mengadaptasi hal tersebut sebagai sesuatu yang gaul atau kekinian, dan mereka pun menerapkan budaya barat ke dalam kehidupan mereka. Padahal, hal tersebut bertolak belakang dengan norma maupun budaya yang ada. Contohnya berpakaian seksi dan melakukan hubungan seks tanpa adanya pernikahan.
Menurut Soerjono Soekanto, westernisasi adalah suatu proses kehidupan yang mengutamakan industrialisasi dan ekonomi kapitalis sehingga kehidupannya meniru sama persis dengan kehidupan barat. Secara bahasa, westernisasi merupakan proses pengambilalihan atau peniruan budaya barat tanpa adanya proses pertimbangan.
Antony Black mengatakan, kehadiran westernisasi yang sebenarnya dimulai sejak tahun 1700an, di mana muncul sebuah hubungan baru antara Islam yang dibawah pemerintahan Utsmani dengan barat. Pada awalnya proses westernisasi waktu itu berjalan dengan lamban, pada abat ke-18 interaksi antara peradaban Islam dengan barat baru dekat.
Baca Juga:
Berbagai permasalahan tentang westernisasi timbul dikarenakan gagal atau kurangnya pendidikan karakter bagi anak dan para remaja baik di sekolah, di keluarga, maupun lingkungan bermasyarakat. Ini menjadi tugas orang tua dan kaum dewasa untuk menjaga karakter para remaja dan menguatkan pendidikan karakter khususnya untuk anak yang masih sekolah.
Pengaruh westernisasi pada karakter memiliki dampak positif dan negatif. Dampak positif merupakan dampak yang baik. Tetapi kalau dampak negatif yang tertanam di dalam diri, perilaku maupun karakter remaja sangat mengkhawatirkan, karena bisa merusak remaja itu sendiri bila tidak dijaga dan diawasi. Contohnya ia mengkomsumsi alkohol, merokok dan menggunakan obat-obatan terlarang.
Penguatan pendidikan karakter bisa menjadi solusi untuk meminimalisir dampak negatif dari westernisasi. Penguatan karakter bisa dilakukan dengan meningkatkan sikap religius dengan meningkatkan pelaksanaan ibadah sesuai dengan ajaran agama yang dianut dan kepercayaan masing-masing, bersikap nasionalisme, menerapkan perilaku gotong royong dan mencintai kebudayaan lokal.
Pada era globalisasi ini, banyak sekali perubahan kebiasaan dan peniruan kebudayaan barat yang sebaiknya kita meminimalisir dengan mencintai kebudayan yang ada di bangsa kita ini. Harapan penulis, untuk kaum muda, mari kita terus melestarikan kebudayaan bangsa agar karakter nusantara tidak akan hilang di makan waktu.
*Penulis adalah peserta didik Kelas Sosioliterasi Gen 2 SMA Negeri 1 Manggar
Sumber Foto:
kompasiana.com
Baca Juga: