Praktik Lapangan Kependidikan di SMA Negeri 1 Manggar (Sebuah Catatan Perjalanan Seorang Calon Guru)
Oleh: Mangifera Indica J.
Mahasiswa Pend. Sosiologi dan Antropologi
Universitas Negeri Padang
Editor: Ares Faujian
Praktik Lapangan Kependidikan atau PLK adalah salah satu program mata kuliah wajib bagi mahasiswa jurusan kependidikan, sebagai bentuk pengaplikasian teori yang sudah didapatkan selama di bangku perkuliahan. PLK ini memiliki tujuan demi terciptanya insani pendidik yang profesional.
Pelaksanaan PLK yang dilakukan oleh Universitas Negeri Padang (UNP) kurang lebih selama enam bulan, terhitung dari bulan Juli 2021 sampai dengan Desember 2021. Pada pelaksanaan program ini, penulis memilih SMA Negeri 1 Manggar sebagai lokasi atau tempat untuk kami belajar mengimplementasikan teori dan ilmu yang penulis dapatkan di bangku perkuliahan. Selama pelaksaaan program ini, penulis belajar banyak hal baik dalam aspek teaching maupun aspek non teaching.
Pertama, penulis belajar membuat perangkat pembelajaran yang baik dan benar, terlepas dari apa yang diajarkan di bangku perkuliahan, ternyata kita perlu menyesuaikan dengan kebutuhan dan kesesuaian format yang sekolah inginkan. Meskipun apa yang diajarkan selama perkuliahan itu benar, namun ada beberapa hal yang juga perlu disesuaikan dengan format perangkat pembelajaran sekolah. Pada awalnya, memang sedikit sulit bagi kami seorang mahasiswa yang belum memiliki sejuta pengalaman dalam dunia kerja. Akan tetapi, selama kurang lebih satu semester melaksanakan PLK, lambat laun kami terbiasa dan mampu beradaptasi dengan dunia kerja pada umumnya.
Kedua, penulis belajar administrasi pendidikan. Selama ini, hanya teori yang penulis ketahui dan dapatkan selama di bangku perkuliahan. Namun, tidak dengan praktik nyata yang kami dapatkan tentang bagaimana cara mengelola administrasi pendidikan. Hal ini juga yang kami dapatkan dan dipelajari sebagai pengalaman berharga sebagai bentuk miniatur sebelum terjut kedunia kerja yang nyata. Pada saat melaksanakan PLK, penulis banyak belajar bagaimana cara membuat surat menyurat, bagaimana prosedur yang perlu dilalui, hingga bagaimana membuat sebuah proposal wiyata mandala sebagai program kerja sekolah.
Ketiga, penulis belajar cara mengelola kelas, cara mengajar yang baik, dan cara mendidik yang benar. Hal ini diibaratkan mendung yang belum tentu hujan. Kenapa bisa diibaratkan seperti itu? Karena apa yang penulis pelajari dan pahami selama di bangku perkuliahan tidak bisa seutuhnya diterapkan selama melaksanakan kegiatan belajar mengajar (KBM). Mengajar bukan hanya sekadar menyampaikan materi yang diajarkan kepada peserta didik di dalam kelas, tetapi juga persoalan bagaimana kami mengajar dan mendidik dengan baik. Terutama dalam mengajarkan nilai-nilai spiritual, emosional dan intelektual kepada peserta didik.
Nantinya, seorang guru diharapkan mampu menciptakan peserta didik yang berkualitas dan berkuantitas serta mampu menerapakan kemampuan 4C yakni, critical thinking, creative, communicative, dan collaborative. Terlebih lagi selama melaksanakan kegiatan belajar mengajar kami dihadapkan kepada berbagai macam karakter peserta didik yang berbeda-beda dan latar belakang peserta didik yang juga beragam. Hal ini pada dasarnya memberikan tantangan tersendiri bagi kami seorang mahasiswa, yang dalam tahapan praktik mengejar dan mendidik. Bagaimana memahami masing-masing karakter peserta didik tersebut, hingga bagaimana memberikan pengajaran dan pendidikan yang sesuai dengan latar belakang dari masing-masing peserta didik, yang pada akhirnya mampu meningkatkan hasil belajar dari masing-masing peserta didik itu sendiri, umumnya bukan hanya intelektual semata yang kami ajarkan, namun juga dibarengi dengan keberhasilan dalam mendidik nilai spiritual dan nilai emosional pada setiap peserta didik sebagai bekal mereka di dalam kehidupan sehari-hari.
Keempat, belajar berliterasi. Literasi adalah salah satu keunggulan yang dimiliki oleh SMA Negeri 1 Manggar, dimana dalam hal ini setiap pendidik, tenaga kependidikan, dan peserta didik, diharapkan mampu melahirkan dan menciptakan karya-karya tulis yang luar biasa. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya karya tulis yang dibuat oleh peserta didik, guru dan tenaga kependidikan. Karya-karya ini ada yang berupa opini di koran hingga dalam bentuk buku.
Produktivitas literasi ini pun juga berdampak baik kepada kami mahasiswa yang melaksanakan kegitan PLK di sekolah ini, dimana setiap mahasiswa PLK diharapkan mampu menghasilkan karya-karya tulis. Bagi kami, ini adalah hal yang luar biasa dan hal yang tidak bisa ditemukan oleh mahasiswa lain yang melaksanakan PLK di sekolah-sekolah lainnya.
Menulis adalah salah satu hal yang wajib dikuasai oleh seorang mahasiswa, sebab itu dengan adanya tuntutan dalam menghasilkan karya-karya tulis, maka kami sebagai mahasiswa sangat mendapatkan manfaat yang baik, terlebih lagi pada akhirnya setiap mahasiswa diwajibkan melahirkan satu karya tulis ilmiah yakni dikenal dengan skripsi.
Kelima, belajar kehidupan sosial dalam dunia kerja. Hal ini salah satu yang tidak bisa didapatkan oleh seorang mahasiswa di bangku perkuliahan, namun hanya bisa didapatkan dalam praktik nyata yang dilakukan. Melalui praktik lapangan kependidikan (PLK), kami mendapatkan banyak hal tentang bagaimana menjalin solidaritas yang baik antar sesama partner kerja, memahami karakter dari masing-masing partner kerja, serta hal yang lainnya.
Keenam, belajar mengelola ekstrakulikuler di sekolah. Mungkin sama halnya dengan mengelola sebuah organisasi di kampus pada umumnya, namun selama PLK ini, penulis kembali diajak untuk bernostalgia tentang bagaimana gambaran mengelola sebuah ekstrakulikuler yang dihadapkan pada peserta didik yang hebat dan memiliki segudang ilmu yang luar biasa. Hingga kami bertanya-tanya apakah seperti ini semasa kami SMA dulu atau kenapa kami tidak seperti itu di masa SMA dulu.
Banyak hal yang kami dapatkan selama melaksanakan PLK ini, hanya saja, mungkin waktu yang terlalu singkat untuk melepas semua cerita selama praktik lapangan kependidikan. Akan tetapi, banyak pelajaran dan pengetahuan yang didapat dari orang-orang hebat yang punya ilmu dan wawasan yang memikat. Sederhana yang mereka ajarkan, tetapi segudang manfaat yang kami rasakan.
SMA Negeri 1 Manggar yang memberikan sejuta kenangan. Terima kasih atas ilmu-ilmu yang bermanfaat yang telah diberikan kepada kami selama kurang lebih enam bulan di SMA-nya novelis Andrea Hirata. Salam merdeka berkarya!