Rintihan dari Hati
Rembulan datang di kala senja sudah mulai pergi
Mentari datang ketika malam sudah mulai pergi
Rinai hujan datang saat gemerlap awan menghampiri
Senyum datang ketika perasaan sudah tidak terbebani
Ada senyum tipis di balik wajah mungil itu
Senyuman yang tidak tahu kapan akan terbuka lebar
Ada penantian yang tidak kunjung untuk mekar
Seperti bunga yang merindukan tetesan air
Seperti itu pula hati yang merindukan tuannya
Duduk membisu menanti tanpa batas
Setitik air kecil jatuh dari kelopak penglihatannya
Sehingga bisa mengacaukan kefokusannya
Dihujani tanya tanpa tahu arti segalanya
Hanya bisa memarahi hati yang tak kunjung mengerti
Dan hanya bisa merintih tanpa ada saksi
Menaruh harapan pada ilahi untuk semua ini
Agar tidak melampaui rasa ini untuk berbagi
Karna rintihan ini hanya bisa berhenti ketika rasa sudah bisa dimengerti
Puisi karya Surya Ningsih
(Manggar, 24 Juli 2020)