Roda Seorang Pemimpin
Oleh: Sarah Zartika
Bendahara OSIS SMAN 1 Manggar
Editor: Ares Faujian
“Pemimpin” apa yang terlintas di benak dan pikiran kita pada saat memikirkan tentang pemimpin? Orang yang memimpin suatu kelompok? Orang yang mempunyai tanggung jawab yang sangat besar? Atau orang yang mempunyai posisi tertinggi di suatu organisasi, tim, dan sebagainya?
Yup, itu semua hal yang benar. Pemimpin adalah orang yang bisa mengayomi, mempunyai tanggung jawab, mengembang tugas untuk memimpin dan memengaruhi orang-orang yang ia pimpin, lain halnya dengan kepemimpinan.
Lantas apa itu kepemimpinan? Kepemimpinan (leadership) adalah kemampuan seorang pemimpin untuk mengendalikan, memimpin, mempengaruhi fikiran, perasaan atau tingkah laku orang lain untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.
Menjadi pemimpin memang bukanlah suatu hal yang mudah, namun setiap orang bisa menjadi seorang pemimpin asal mempunyai keyakinan bahwa dirinya bisa. Menurut penulis, untuk menjadi seorang pemimpin bisa dimulai dari hal paling kecil, di lingkup sekitar, dan di dalam diri kita. Seperti halnya memimpin diri kita terlebih dahulu, kunci menjadi seorang pemimpin ialah seseorang yang mampu dan bisa memimpin dirinya sendiri terlebih dahulu, kemudian barulah ia mempimpin orang lain.
Menjadi pemimpin juga bisa dilakukan di luar lingkup dan lingkungan sekitar kita. Misalnya menjadi ketua kelompok dalam pembelajaran, ketua regu dalam pramuka, ketua kelas, dan organisasi lainnya. Namun, sebelum memimpin sebuah tim ataupun organisasi, seseorang harus memiliki sifat kepercayaan diri, ilmu pengetahuan yang luas, tekad, dan mampu mengayomi anggota/ orang lain.
Bagaimana seseorang bisa menjadi pemimpin? Menurut Kartono (1998: 29), ada 3 teori yang menjelaskan munculnya seorang pemimpin:
Teori Genetis
- Pemimpin itu tidak dibuat, akan tetapi terlahir menjadi pemimpin oleh bakat-bakat alami yang luar biasa sejak lahirnya.
- Dia ditakdirkan lahir menjadi pemimpin dalam situasi dan kondisi yang bagaimanapun juga.
- Secara filsafat, teori tersebut menganut pandangan deterministis.
Teori Sosial
- Pemimpin itu harus disiapkan, dididik, dan dibentuk, tidak terlahirkan begitu saja.
- Setiap orang bisa menjadi pemimpin melalui usaha penyiapan dan pendidikan serta didorong atas kemauan sendiri.
Teori Ekologis atau Sintetis
- Seseorang akan sukses menjadi pemimpin bila sejak lahirnya dia telah memiliki bakat-bakat kepemimpinan, dan bakat-bakat ini sempat dikembangkan melalui pengalaman dan usaha Pendidikan, juga sesuai dengan tuntutan lingkungan/ekologisnya.
Kemudian, menurut Stogdill (dalam Lee, 1989) menyatakan bahwa pemimpin itu harus memiliki beberapa kelebihan, yaitu:
- Kapasitas: kecerdasan, kewaspadaan, kemampuan berbicara atau verbal facility, keaslian, kemampuan menilai.
- Prestasi (achievement): gelar kesarjanaan, ilmu pengetahuan, perolehan dalam olah raga, dan atletik, dan sebagainya.
- Tanggung Jawab: mandiri, berinisiatif, tekun, ulet, percaya diri, agresif, dan punya hasrat untuk unggul.
- Partisipasi: aktif, memiliki sosiabilitas tinggi, mampu bergaul, kooperatif atau suka bekerjasama, mudah menyesuaikan diri, punya rasa humor.
- Status: meliputi kedudukan sosial ekonomi yang cukup tinggi, populer, tenar.
Komunikasi juga merupakan kunci seorang pemimpin untuk bisa memimpin dan membangun sebuah tim atau organisasi. Mengapa komunikasi itu penting? Karena dengan adanya komunikasilah sebuah organinsasi bisa membangun hubungan yang akan berjalan dengan lancar dan mencapai tujuan yang diinginkan, apalagi untuk sebuah koordinasi yang dilakukan antara seorang pemimpin dan anggotanya.
Selain harus selalu berkoordinasi dengan anggotanya, seorang pemimpin dan anggota lainnya juga harus saling berkoordinasi dengan pihak lain yang bersangkutan untuk menyampaikan sebuah pesan yang dimaksudkan. Good relationship ini penting adanya sebagai wujud networking dalam mempermudah terlaksananya program kerja organisasi hingga manifestasi simbiosis mutualisme lainnya kepada pihak lain.
Apakah menjadi seorang pemimpin seseorang akan selalu lancar dan tidak mempunyai suatu halangan? Jawabannya tidak. Misalnya, jalannya organisasi pasti akan selalu beriringan dengan munculnya suatu permasalahan. Akan tetapi permasalahan itu pun pasti mempunyai jalan keluarnya. Ibarat ada penyakit, pasti ada obatnya. Ada badai, pasti ada pelangi setelahnya. Begitu pula masalah yang dialami seorang pemimpin.
Menjadi seorang pemimpin pasti mempunyai suatu halangan dan permasalahan pada saat menjalani tugasnya. Contohnya ialah masih banyak orang-orang yang terpaku dengan pikiran mereka yang kolot, yang menyatakan bahwa perempuan tidak bisa memimpin dan mereka tidak mau dipimpin oleh seorang wanita.
Konsep kesetaraan gender menyatakan bahwa seorang perempuan pun bisa menjadi seorang pemimpin. Hal ini dibuktikan beberapa pemimpin pernah memimpin negara di dunia, termasuk ada pemimpin perempuan yang pernah menjadi presiden di Indonesia.
Megawati Soekarnoputri, siapa yang tidak kenal dengan sosok perempuan ini? Ia merupakan putri dari Presiden Soekarno dan presiden ke-5 sekaligus presiden wanita pertama di Indonesia. Ibu Megawati adalah sosok wanita hebat yang berhasil menginspirasi banyak wanita tentang kepemimpinan. Ia memulai karir politiknya sejak tahun 1986. Kemudian menjabat sebagai Presiden Republik Indonesia periode tahun 2001/2004 dan sekarang masih menjabat sebagai ketua umum partai PDIP. Darinya kita bia belajar bahwa siapa pun bisa jadi apa pun.
Era revolusi 4.0 saat ini merupakan masa transformasi perubahan antara generasi X dan Y dengan generasi milenial. Begitu pula dengan lingkup kepemimpinannya. Kepemimpinan zaman dulu bisa dibilang terlalu monoton dan bersifat fixed mindset (pikiran yang menetap), yakni kepemimpinan yang terlihat jelas posisi antar pemimpin dan bawahan. Di mana, bawahan akan bekerja dan bergerak jika diperintah oleh pemimpinnya.
Berbeda dengan kepemimpinan sekarang di era milenial yang bersifat growth mindset (pikiran yang berkembang). Dengan banyaknya perubahan yang terjadi di zaman sekarang ini, maka kepemimpinanya pun akan ikut berubah, karena banyaknya penemuan dan hal baru yang membuat pemikiran anak generasi milenial ikut berkembang semakin luas dan kreatif sehingga bisa mengikuti perkembangan dunia.