Sang Elang
Di tepi hutan
Di pondok lusuh
Kau dilahirkan
Di tengah bayangan
Jauh dari kemerlapan
Kau tumbuh dengan hempasan
Mengiringi nyanyian zaman
.
Berbekal kemauan
Kau mulai merajut hari-hari…
Hempasan kehidupan
Menumbuhkan keberanian
Bersemayam angan-angan
Tuk meraih kesuksesan
.
Bayangan yang kau kejar…
Wujudkan kenyataan
Membuat kau terus menggapai
Di langit revolusi kemerdekaan
Bunga desa di seberang sana
Menjadi saksi bisu
Atas tekad anak peladang
.
Peristiwa sejarah sudah terjadi
Hujan peluru yang menimpa
Kawasan Sang Elang
Bahu membahu…
Allahuakbar…
Dengan bersenjatakan bambu runcing
Merdeka atau mati…
Maju…
Dengan ayat suci Al-Quran di hatinya
Keteguhan dan persatuan di pikirannya
Akhirnya kau wujudkan mimpi
Kau pulang dengan membawa beragam kenangan
Mempersembahkan persatuan dan kesatuan
.
Wahai putra negeri…
Kau telah mengharumkan nama AURI
Kau persembahkan seribu goresan
Untuk anak bangsa
Wahai kau kancah revolusi
Jiwa pahlawan terpatri
Terukir indah…
Namamu menjadi simbol kemajuan negeri
Wahai anak negeri…
Selama ini namamu tertutup kabut
Generasi tak mengenal langkahmu
Kau tak tercium oleh masa berganti
Terlena dalam masa yang samar-samar
Kini tabirmu terbuka lebar
Yang kau persembahkan untuk kami
Dalam mencari arti kehidupan
Sekarang mata generasi
Ingin merangkulmu
Mengharumkan namamu
Menghitung keringat dan
Tetesan air matamu
Yang telag memberi arti pada kami
Yang terukir indah di setiap lembaran
.
Lembaran yang telah tersusun
Memberi arti perjuanganmu
.
Puisi karya Adis Ardeliya
(Manggar, 18 September 2020)
Foto: H.AS. Hanandjoedin, salah satu tokoh pejuang dari Belitong yang sedang diusulkan menjadi pahlwan nasional
Luv u
By Pengagum Rahasia
Semangat, maju kan prestasimu
By Mickel