Sebuah Langkah Awal
Oleh: Susi Fitriyanti
Siswa SMKN 1 Manggar
Editor: Ares Faujian
Kamu tau? Aku cukup mengagumi waktu bisa terus berputar tanpa memikirkan apakah ada yang ingin memberikan kepedulian. Waktu mungkin sanggup berlaku seperti itu, tapi tidak denganku.
Seiring waktu berjalan, bumi akan terus berputar. Peduli pun tidak pada kita yang sudah bukan siapa-siapa, kecuali sebatas masa lalu yang pernah bersama potongan kecil yang terbelah dua. Namun besar maknanya menyimpan banyak kenangan indah, walau harus dikubur jauh dalam tanah.
Tapi yang paling mendominasi dalam pembahasan adalah sulitnya perjalanan setelah lulus SMA. Ranah dunia yang benar-benar nyata adanya. Tidak ada cerita tentang Cinderella dicari pangeran. Kehidupan setelah menempuh persekolahan adalah tentang mencari pekerjaan dan menghasilkan uang. Waktu bekerja ingin istirahat, giliran istirahat stres juga lama-lama.
Khawatir berkepanjangan takut tidak ada pemasukan, karena bagi saya jadi pengangguran adalah mimpi buruk yang menakutkan. Sekarang saya paham! Kenapa ada orang yang bekerja tanpa peduli suka atau tidak dengan pekerjaannya. Selama bisa bertahan hidup, that’s enough! Di fase-fase seperti ini, ternyata bikin orang tidak kepikiran cari pacar atau sekadar teman-teman biasa, merasa kalau sendiri, jauh lebih menenangkan.
Saya tidak pernah kepikiran untuk menjadikan seseorang sebagai rumah. Karena menurut saya rumah harusnya bersifat statis bukan dinamis. Semua orang akan pergi, tak terkecuali diri saya sendiri jika sudah waktunya nanti. Terdengar seperti set ending, tapi itu faktanya.
Manusia tidak pernah benar-benar sendiri dan manusia tidak pernah benar-benar bersama, kalau teman-teman sadar, iya! Itu salah satu alasan dari banyaknya alasan saya untuk menulis, bahwa saya akan perlahan dilupakan. Karena manusia akan mati. Saya ingin ada bagian dari saya yang abadi dari generasi ke generasi. Setidaknya bagian kecil dari berbagai perasaan yang saya tuliskan.
Saya tau orang lain juga merasakan. Saya berharap semoga harimu yang melelahkan itu masih bisa membuatmu tidur dengan tenang. Seperti Prilly Latuconsina pernah mengatakan ”Kegagalan adalah pengalaman dan pengalaman itu adalah guru terbaikmu.” Jadi kesimpulannya adalah kegagalan itu penting untuk kalian semua.
Perjalananku mungkin terlihat mulus, lancar. Tapi jujur saja aku mengalami beberapa kegagalan. Apa kamu tahu yang terpenting adalah hal itu membuatku terus mengevaluasi diri. Jadi aku punya rencana dari A sampai Z dan aku masih harus belajar lebih banyak untuk diri yang lebih baik. Jadi kegagalan diperoleh lebih sedikit. Karena kalau kamu gagal, semakin kamu gagal, semakin kamu tahu apa yang disediakan hidup untukmu dan kamu akan mengerti. Kamu bisa mempelajari lebih lanjut tentang apa yang terbaik untukmu.
Ilustrasi: Lukisan “Starry Night” oleh Van Gogh (Wikimedia)