Syra dan Sang Senja
Karya: Ika Safitri*
Editor: Bryant Hadinata
.
Hari ini Syra akan pergi ke pantai karena mengingat hari ini hari akhir pekan. Syra, ibu dan ayahnya akan pergi pada sore hari. Mereka ingin merasakan suasana pantai pada saat senja.
Kini mereka sudah sampai di pantai. Syra berlari ke dermaga.
“Wow, Bunda, Ayah, lihatlah!” teriak Syra memanggil kedua orang tuanya.
“Iya, Nak. Itu senja, bagus bukan warnanya?” jawab Aryani, bunda Syra.
“Iya, bagus sekali! Bunda, apakah senja bisa menghibur seseorang ketika sedang banyak masalah?” tanya Syra pada bundanya.Bunda mengangguk seraya tersenyum.
“Iya, kamu pintar sekali. Ketika seseorang sedang banyak masalah, mereka bisa datang dan bercanda dengan sang senja untuk mengalihkan perihal masalahnya,” jelas Aryani membelai rambut hitam Syra.
“Kalau begitu, aku ingin menjadi senja, Bunda. Aku ingin semua orang terhibur karenaku. Aku ingin mereka beristirahat sejenak dari masalahnya. Aku ingin mereka bahagia karenaku,” ucapnya kegirangan.
“Bunda, izinkan aku untuk menjadi seperti senja, Bunda,” pinta Syra kepada bundanya. Aryani tersenyum memeluk anak semata wayangnya. Ia bangga dan bersyukur atas anugerah yang telah Tuhan berikan untuk ia dan suaminya.
“Bunda dan Ayah dukung kamu, Nak.”
Kini Syra telah beranjak dewasa. Ia bekerja sebagai seorang relawan sosial. Sehari-hari, ia membantu orang yang serba kekurangan.
Ia melakukan pekerjaan tersebut dengan senang hati. Lelah, letih, tak ia pedulikan, ia ingin semua orang bisa merasakan apa yang orang lain rasakan, itu prinsip dalam dirinya.
.
Kelapa Kampit, 10 Oktober 2022
*Penulis adalah siswi SMPN 4 Kelapa Kampit
Ilustrasi: freepik.com