Timah dalam Tragedi
Karya: Ares Faujian
.
Pasang surut angkamu
Sajikan kenikmatan akan keakuan
Bisa di depan angka satu
Kalau angka dua bisa mandi madu
Tentunya ini bukan puluh ribu
Ratus ribu dalam satu gelas yang berkelas
Candukan diri cukup satu hari
.
Manusia-manusia dari segala penjuru berdatangan
Bak kelaparan dan ketamakan dalam satu pinggan
Lauk kesombongan, kerupuk dengan kriuk ricuh
Mereka berebut, seakan esok tak lagi ada
.
Bubuk-bubuk timah menjadi primadona
Bentuk mental satu hari habis, esok dapat lagi
Edan! Daerah ini benar-benar edan!
Memelihara mental juragan satu hari
Sontak kalangan muda ingin cara instan ini
Korbankan masa depan
Raih impian bersama dengan cepat kaya
Tundukkan sekolah, raih kemerdekaan tambang
.
Putus sekolah menjadi problematika
Coba-coba kafe remang menjadi awal mula
Bagi-bagi hasil kerja, untuk istri maya
Ini bukan saja tentang cerita habis duitnya
Inilah tapak tilas penyakit singa dan predator dengan mangsa lingkungan
Babat habis keluarga
Cerai-berai harmonisasi alam
.
Apalah arti ini semua?
Kapan ini kan berakhir?
Cukuplah bagi yang sudah masuk penjara
Sayangnya ini dianggap dongeng belaka
.
Memang ini sebuah kompleksitas
Aparat bermain durja
Yang asli disimpan di celana
Yang nahas muka-muka yang seakan tua welas ingin bebas
.
Wahai kau pelancong tambang
Parasmu begitu flamboyan
Sadarkah engkau kolong-kolong itu
Menjadi percikan api nerakamu
.
Astaghfirullah, Bangka Belitung….
.
Manggar, 28 Februari 2023
Keterangan: Puisi ini diterbitkan pertama kali oleh Kantor Bahasa Babel (Tajuk Bastra) di Babel Pos pada Jumat, 5 Mei 2023
Foto: Detik Finance
Realis, jujur, diksi2 yg penuh luka, keren sobatku By Yudhie Guszara