Tips Menulis Artikel di Media Massa (Bagian 1)
Oleh:
Ares Faujian
Pemimpin Redaksi belitungmuda.com
Fasilitator Literasi Baca-Tulis Regional Sumatra
“Tulislah hal yang tak biasa jika ingin menjadi penulis luar biasa.”
–Ares Faujian
Setiap orang normal pasti bisa menulis, termasuk menulis artikel. Namun, hal ini memang tidak akan semudah membalikkan telapak tangan. Semua hal, apalagi ihwal baru, harus dilakukan dengan menyertai usaha, ketekunan, berikut pula konsistensi.
Sutejo (2015: 93) berasumsi, ada beberapa hal yang penting dipertimbangkan dalam menyiapkan (menulis) artikel. Hal-hal tersebut yakni: 1) Tema/persoalan; 2) Kompetensi; 3) Aktualitas; 4) Analitis; 5) Ciri khas; dan 6) Ketajaman.
Maka dari itu, untuk menulis artikel dengan baik dan benar, diperlukan tips atau cara praktis agar hasilnya memenuhi kriteria artikel yang ilmiah, dan tentunya juga beraura populer. Berikut adalah tip-tip yang bisa dilakukan, antara lain:
A. Giat Membaca!
Membaca adalah cara dasar memperkuat akar menulis dari seorang calon penulis. Semakin giat membaca, semakin kuat pula fondasi calon penulis yang literat. Adapun makna membaca secara luas tidak hanya membaca buku saja, melainkan juga membaca situasi, kondisi, alam, bahkan antarpribadi (Nugroho, 2005 dikutip oleh Krisanjaya, 2019: 4).
Membaca memperkaya diri seorang penulis dengan khazanah ilmu dan wawasan. Membaca memberikan jalan riset agar seorang penulis bisa memiliki referensi baca yang padat, bisa melakukan analisis perbandingan dan hubungan, serta menambah sudut pandang berpikir. Selain itu, membaca dapat pula menstimulus ide baru, merancang solusi kreatif dan menghasilkan karya inovatif.
Seorang penulis wajib hobi membaca! Bukan artinya penulis memaksa. Karena kualitas suatu tulisan yang diproduksi oleh seorang penulis adalah gambaran dari kuantitas dan kualitas bahan bacaan yang telah seorang penulis baca. Dalam hal ini, membaca menjadi kaidah awal agar proses menulis bisa berjalan lancar di kemudian hari, serta menghasilkan karya yang pastinya “bukan kaleng-kaleng” (luar biasa, hebat).
Menurut Donald Graves (2003 dalam Edy Sukardi, 2012: 4), proses membaca dan menulis adalah dua bidang yang saling memperkuat satu sama lain. Begitu satu bidang berkembang bidang lain juga ikut berkembang.
Ingin menjadi penulis hebat? Membaca merupakan kuda-kuda pertama sebelum melakukan gerakan selanjutnya. Jika kuda-kuda Anda tidak kuat, maka jangan harap bisa meneruskan pelbagai langkah selanjutnya, apalagi berharap menjadi penulis terkenal. Karena tanpa membaca, menulis bagaikan mewujudkan mimpi dalam ilusi.
“If you don’t have the time to read, you don’t have the time or the tools to write”. (Jika Anda tidak mempunyai waktu untuk membaca, Anda tidak mempunyai waktu atau alat untuk menulis). –Stephen King, Penulis Amerika Serikat.
B. Tentukan Topik yang Tepat
Langkah awal yang bisa dilakukan oleh seorang penulis adalah menentukan topik atau tema yang tepat. Dalam hal ini, pemilihan topik menjadi hal yang esensial. Karena akan menjadi salah satu faktor penentu membuat tulisan yang kontekstual, kontemporer, dan populer.
Syarat untuk menentukan topik atau tema yang tepat harus mengandung salah satu atau lebih, dari unsur-unsur berikut:
- Menarik
- Unik/khas atau langka
- Kekinian atau isu populer
- Kebaruan atau ide yang baru
- Masalah sosial yang penting
- Fenomena tertentu (alam, sosial, ekonomi, dll.)
- Berkaitan momentum tertentu (hari penting atau peringatan peristiwa tertentu)
- Hasil penelitian atau kajian/studi
- Berdasarkan pengalaman (praktik baik)
- Sudut pandang berpikir yang berbeda
Itulah beberapa syarat untuk menentukan topik atau mencari ide untuk menetapkan topik. Eko Prasetyo (2012: 40) di dalam bukunya Kekuatan Pena mengatakan, tentunya banyak sekali kiat untuk menjaring ide. Banyak pula para penulis profesional telah mengungkapkan dan membagikannya dalam berbagai seminar dan pelatihan menulis. Namun, setidaknya kiat tersebut dapat disederhanakan menjadi tiga jenis.
Pertama, membawa buku tulis ke mana pun kita pergi. Hal ini diperlukan karena sebenarnya ide itu berkeliaran di sekitar kita. Tinggal kita bisa atau tidak menagkap ide tersebut dan menjadikannya sebuah tulisan. Nah, buku itu menjadi alat untuk menjaring ide tersebut dan menyusunnya sebagai sebuah kerangka karangan.
Kedua, perbanyak membaca. Aktivitas membaca adalah syarat mutlak bagi seseorang yang akan memulai menulis. Seorang penulis yang baik ialah pembaca yang baik pula. Maka, jangan heran banyak orang yang tulisannya seperti “pepesan kosong” lantaran tidak banyak membaca.
Ketiga, banyak ngobrol. Dengan ngobrol –yang positif tentunya– bersama banyak orang, banyak tokoh, dan banyak teman, segepok ide bukan hal yang sulit untuk didapatkan.
Berikutnya, cara cepat menentukan topik yang tepat. Ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk melakukan hal ini, yakni, sering mengakses media massa (koran, majalah, TV, internet, media sosial, dll.) untuk mengetahui isu-isu terkini. Kemudian, giatlah membaca untuk menambah data tulisan, dan pekalah terhadap gejala-gejala terkini yang cocok untuk dijadikan topik tulisan.
Selain itu, penentuan topik yang tepat juga dapat dengan melakukan kolaborasi dan akulturasi minat yang sedang kalian dalami terhadap fenomena-fenomena kontemporer saat ini. Artinya, bagaimana gejala-gejala tersebut dikaji dan dianalisis sesuai dengan sudut khas keilmuan kalian serta dikombinasikan dengan ketertarikan minat tertentu dari seorang penulis.
Apabila Anda masih bingung juga untuk menentukan topik apa yang harus ditulis. Maka, tulislah terlebih dahulu apa yang kalian pikirkan dan rasakan. Jangan terlalu banyak menunggu dan berpikir. Lebih baik belum mendapat gagasan namun sudah corat-coret untuk merangsang ide. Daripada banyak berpikir tapi tidak ada satu pun goresan atau ketikan yang ada di kertas atau laptop kalian.
Tentunya hal ini malah akan menyia-nyiakan waktu Anda sendiri, semangat menulis pun menjadi kendor, dan akhirnya mundur secara bertahap. Apa yang seharusnya dilakukan? Jika Anda ingin mencipta karya maka bahan dasarnya adalah kehidupan Anda sendiri, pengalaman, masa kecil, dan pengetahuan Anda (Sutejo, 2010: xiv).
“Look for your choices, pick the best one, and then go with it” (Carilah pilihanmu, pilih yang terbaik, dan kemudian lakukan itu). –Pat Riley, Legenda NBA dan Presiden Miami Heat.
C. Pilih Judul yang Memikat
Penulis Buku dan Kata-kata Inspirasi Internasional, Catherine Pulsifer, pernah berkata, “Life presents many choices, the choices we make determine our future”. Di mana esensi yang ia sampaikan adalah, hidup ini menyajikan banyak pilihan, dan pilihan tersebut menentukan masa depan kita. Hal ini sama halnya dengan memilih judul artikel. Memilih judul juga menentukan masa depan dari nasib tulisan yang Anda buat. Apakah akan diterima atau ditolak di media massa?
Judul adalah daya pikat pertama dari sebuah tulisan. Ibarat manusia, judul ialah kondisi fisik (wajah atau bagian raga tertentu) dari seseorang yang bisa membius mata pembaca untuk tertarik terhadap bagian-bagian tubuhnya dalam sebuah tulisan.
Judul harus ‘eye catching’ atau memikat daya tangkap mata untuk langsung turun ke hati. Judul yang baik memiliki pesona yang memukau sehingga pembaca ingin tahu isi dari artikel yang ditulis. Judul yang ideal akan memiliki ‘efek penasaran’ untuk membaca lebih dalam, dan ‘efek rindu’ untuk membaca tulisan penulis yang lainnya.
Siti Ansoriyah dan Rahmah Purwahida (2018: 89) mengungkapkan bahwa, judul opini sebaiknya memikat, menggugah, nyaman dibaca/dipandang, tidak panjang (3-5 kata), dan memakai kata-kata yang tidak klise, serta tidak menyinggung SARA.
Untuk media massa tertentu, panjang judul bisa lebih dari 5 kata namun tidak lebih dari 10 kata. Meskipun demikian, 3-7 kata adalah kondisi lumrah untuk sebuah judul artikel media massa. Karena apabila judul terlalu panjang, hal ini akan membuat mata pembaca bosan dan letih. Sehingga akan mengurangi ketertarikan untuk membaca lebih lanjut.
Ada beberapa kasus, di mana seorang penulis masih sulit untuk membuat judul terlebih dahulu. Hal ini sebenarnya bukan dialami oleh satu orang. Namun, banyak penulis termasuk penulis sendiri pernah mengalami ihwal ini. Jika Anda masih bingung atau susah untuk memikirkan dan memilih judul terlebih dahulu. Lanjutkanlah ke tahap selanjutnya, yaitu membuat outline. Judul akan bisa ditemukan dengan sendirinya secara natural, sekalipun pada waktu seluruh bagian tubuh artikel telah diselesaikan.
“Langit selalu punya skenario terbaik, saat ini belum terjadi, bersabarlah.” –Tere Liye, Novelis Indonesia.
Catatan:
Materi Tips Menulis Artikel di Media Massa ini Terdapat pada Buku “Gerbang Menulis” Karya Ares Faujian


Penulis: Ares Faujian

Penulis: Ares Faujian
Bagian 2
https://belitungmuda.com/tips-menulis-artikel-di-media-massa-bagian-2/